sepuluh

167 11 0
                                    

"jadi si uler itu fitnah lo? "pekik dinda kuat

Mikayla menutup kedua kupingnya, "gak usah teriak teriak, kuping gue gak budeg! "ucap mikayla kesal

"ya sorry! "dinda cengengesan

Dinda baik mikayla terdiam mereka sibuk dengan pemikiran masing masing

Dinda yang memikirkan tentang kanaya yang selalu jahat dengan mikayla sedangkan mikayla memikirkan tentang zidan yang tiba tiba datang seperti malaikat penolongnya, entahlah mikayla bingung sendiri

"kay.ke taman yuk! Bosen gue disini gak ngapa-ngapain, "ajak dinda dengan muka memelas nya, sungguh mikay masih mempunyai hati untuk menolak ajakan dinda, akhirnya mikay mengangguk membuat dinda tersenyum senang

"yeeee, taman... Taman... Taman! "sorak dinda seperti anak kecil yang melompat karna mendapatkan permen gratis, mikay hanya menggeleng melihat tingkah dinda

Mikay menuju lemari untuk mengambil ponsel dan dompet lalu kembali menuju pintu, namun saat ia diambang pintu ia mengernyit melihat dinda masih melompat di atas kasur miliknya

Mikay menghela nafas jengah, "lo mau ketaman apa mau lompat lompat di kasur gue? "tanya mikay ketus, dinda tersadar ia hanya cengengesan melihat kekesalan di wajah mikay

Dinda turun dari kasur dengan melompat
"roboh rumah gue anjir!! "umpat mikay, dinda terkekeh

Lalu berjalan melewati mikay yang menggeram

"lo mau ketaman apa mau ngumpatin gue disitu?"tanya dinda yang mengikuti gaya mikayla tadi

Mikayla menghela nafas panjang untuk meredam emosinya karna sifat dinda yang selalu membuat nya jengkel namun ia sangat menyayangi sahabatnya itu

Mikayla menyusul dinda yang sudah berada diteras

"kurang lama mbak? "sindir dinda ketus,tanpa menjawab mikayla langsung meninggalkan dinda yang mendumel sendiri di depan pintu yang baru saja di kuncinya

Dinda sangat kesal dengan mikayla yang seenaknya meninggalkan dirinya

Temen gak tau diri!! "-batin dinda bersorak

Dinda menyusul mikayla sambil menghentakan kakinya tak lupa bibirnya juga di monyongin

"Oyy,tungguin gue! Ah elah cepet banget jalan lo! "

"jalan tuh yang cepat, jangan lama lama entar kena tikung baru tahu rasa lo! "ledek mikayla sambil berteriak tanpa menoleh kebelakang lebih tepatnya ke arah dinda yang masih berusaha mengejar nya

Sejenak mikayla terkekeh

Mereka sudah berada ditaman, mikayla duduk disalah satu kursi yang ada disana kemudian diikuti dinda disampingnya

"Kay..., "panggil dinda, Mikayla menoleh.

"Kenapa lo gak tinggal di rumah gue aja sih? Jadikan lo gak harus punya utang sewa rumah dan lo juga gak bakal jadi asisten nya Zidan songong itu, "Mikayla terkekeh saat mendengar nama 'Zidan songong'segitu kesalnya kah Dinda pada Zidan hingga ia memberi nama khusus untuk Zidan? Entahlah hanya dinda yang tau itu.

"Gak papa kog, mungkin emang udah takdir gue seperti ini..., "tangan Mikayla mendarat di paha Dinda.

"-Yang terpenting lo selalu ada buat gue,itu udah cukup kog, "ujar mikayla sambil tersenyum tipis, Dinda mengangguk pelan, mungkin memang benar ini sudah takdir Mikayla seperti ini namin sungguh ia merasa kasihan dengan Mikayla yang di beri cobaan seperti ini dan ia juga merasa sangat dongkol dengan Kanaya yang seenaknya membuat Mikayla menderita seperti ini.

"Mikayla? "panggil seseorang dari belakang Mikayla dan Dinda, dua gadis itu menoleh kebelakang.

"Zidan? "tanya Mikayla heran, tentu saja bagaimana bisa Zidan berada disini,bukankah rumah Zidan jauh dari taman ini, apa dia mengikuti dirinya? Ia rasa itu salah besar.

"Kamu ngapain disini? "tanya Mikayla lagi.

"Kebetulan lewat, kamu sendiri? Ada Dinda juga? "pandangan Zidan beralih ke Dinda yang menatapnya kesal.

Dahi Zidan mengerut saat melihat expresi aneh yang ditunjukan Dinda, apalah Dinda sedang kesal padanya? Kesalahan apa yang ia perbuat?.

"Lo kenapa sih? Kayak gak senang gitu ngelihat gue? "tanya Zidan cuek.

Dinda mendengus, "Gak papa, Kay...,gue pulang ya? Gue belum ngerjain pr fisika,"ujar Dinda datar lalu meninggalkan Mikayla dan Zidan berdua, Mikayla dapat merasakan hawa aneh dari dinda,Miakyla sangat bingung ada apa dengan sahabatnya itu.

"

Temen lo kenapa soh? Aneh banget."

Mikayla hanya mnengendikan bahu, "Oh ya..., nanti malam lo harus kerumah, orang tua gue mau ngejodohin gue sama cewek lain, gue gak mau jadi gue mau lo jadi pacar pura pura nya gue, "jelas Zidan santai.

Mikayla masih terpelongo, ia akan menjadi pacar pura pura nya Zidan, bagaimana bisa? Zidan benar benar aneh dengan seenaknya ia menyuruh Mikayla menjadi pacar pura pura nya?

"Gue? Jadi pacar pura pura lo? Kenapa gak Kanaya aja, "usul Mikayla berharap Zidan tak menjadikan nya tameng di hadapan orang tuanya nanti, bayangkan saja Mikayla yang tak punya apa apa bisa bersanding dengan keluarga terkaya diindonesia, sungguh tak pantas, jangankan harta orang tua saja tidak punya.

"Gue maunya elo, lagian kan lo asisten gue jadi lo siap jadi apa aja termasuk menjadi pacar boongan,pokoknya elo tenang aja ,jam tujuh malem gue jemput! "ujar Zidan santai. Mikayla mendengus pasrah apakah segini buruknya nasibnya hingga ia akan menjadi pacar boongan hanya karna uang?

"Iya. "


Mikayla[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang