"Kanaya!! "teriak Zidan dari kamar sambil mengacingkan lengan kemeja nya dengan satu tangan.
Tak lama Kanaya datang dengan terburu-buru sambil menggendong seorang anak kecil yang masih berusia setahun. Tak lupa perutnya yang juga membuncit.
"Ada apa mas? "tanya Kanaya khawatir saat mendengar suara suaminya berteriak memanggil namanya membuat Kanaya gelagapan mendatangi Zidan.
"Kamu kemana aja sih? Aku panggilin dari tadi! "bentak Zidan dengan nada tinggi
"A-aku...,"
Zidan yang melihat Kanaya menunduk dengan raut ketakutan membuat kesal nya meluruh menjadi rasa bersalah telah memarahi seorang wanita yang sudah berstatus istrinya selama setahun ini.
Zidan memegang kedua pundak Kanaya dengan lembut.
"Maafin aku ya! Aku udah bentak kamu! "lirih Zidan sambil berusaha menaikan dagu Kanaya, alhasil Kanaya menatapnya dengan wajah yang hampir menangis.
Zidan juga bingung, semenjak kehamilan Kanaya menginjak ke 5 bulan, Kanaya lebih sensitive, jangan kan dibentak, di omelin saja sudah mewek, Zidan hanya sanggup menggelengkan kepalanya jika sudah menghadapi Kanaya, terkadang dia berfikir apakah Mikayla seperti ini dulu sewaktu mengandung Zilla.
"Aku mau durian!" ucap Kanaya tiba tiba dengan nada memelas.
Zidan mendadak teringat pada Mikayla yang sewaktu mencari buah durian di pasar buah, ia juga ingat bagaimana dia membayar tukang buah seharga 1 juta lalu menyuruh tukang buah itu memberi Mikayla buah-buahan.
"Zidan! "rengekan Kanaya membuat lamunan Zidan pecah.
"Engghh! Iya aku bakal beliin kamu durian! "ucap Zidan kikuk sambil mengusap tengkuknya yang tak gatal.
"Bener ya? "
"Iya sayang! "ucap Zidan manja sambil membelai pipi Kanaya dengan sayang.
Kanaya tersenyum senang.
"Ya udah kamu turunin dulu si cantik, terus beresin nih suami kamu yang akan berangkat kerja demi membelikan istrinya buah durian yang banyak, "sindir Zidan sambil terkekeh.
Kanaya ikut tertawa, "Iya deh! Nih aku turunin si cantik, "Kanaya menurunkan Zilla, begitu Zilla menginjak lantai, ia langsung berlari kesana kemari bahkan sesekali melompat kegirangan, Kanaya tersenyum melihat anak yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri tumbuh dengan baik, itu juga berkat Zidan yang selalu ada disampingnya, meskipun ia sedikit takut jika ia tak bisa bersikap adil suatu saat pada Zilla dan calon anak nya yang akan lahir beberapa bulan lagi.
Setelah puas, Kanaya mulai menghadap Zidan lalu membantu pria itu memakai kemeja nya yang masih berantakan.
--ooo--
Malam ini Zidan berencana mengajak istri dan anaknya untuk makan malam diluar, sebenarnya bisa saja pembantu atau Kanaya yang masal, tapi entah mengapa Zidan ingin menghabiskan makan malam bersama keluarga kecil untuk makan di sebuah cafe yang katanya baru saja di buka hari ini.
Zidan sudah siap dengan stelan kemeja dan celana jeansnya, ia berdiri disamping mobil sambil menunggu anak dan istrinya yang sedang bersiap.
Tak lama, Kanaya datang dengan Zilla yang berada di gendongannya, serta tas besar yang bergelayut manja di bahunya, Zidan sedikit miris melihat Kanaya yang dengan perut buncit, menggendong Zilla yang sudah sebesar itu, serta tas besar yang sudah pasti sangatlah berat.
"Ayo berangkat! Keburu malem entar! "ajak Kanaya yang masih menyisir rambut Zilla.
Rambut Zilla sangatlah lebat, bahkan diumur setahun rambutnya sudah sepanjang bahu, itu disebabkan Kanaya rajin merawat rambut Zilla bahkan gak segan segan membeli perawatan rambut bayi dengan harga yang sangat mahal
Namun, Zidan juga tak bisa melarang, bagaimana pun Zilla adalah anaknya dan Kanaya berkewajiban mengurus Zilla sebaik mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mikayla[Revisi]
Genç Kurgu"Lo udah merebut segalanya dari gue, mulai dari mama, harta sampai cowok yang gue cintai, puas lo sekarang? lo udah buat hidup gue hancur kanaya dewi willyanda"-MIKAYLA AZZIRA "Gue gak akan pernah puas sampai lo benar benar menghilang dari bumi ALIA...