Dua puluh tiga

124 9 0
                                    

Semenjak kejadian malam itu, Zidan tak pernah lagi menyapa nya, mereka kembali seperti awal, yaitu tak saling mengenal, disisi lain Mikayla baru mengetahui jika temannya Arsya pergi ke California karna papanya yang pindah dinas lagi.

Mikayla kembali sendiri dalam menjalani hari hari disekolahnya, belum lagi ia menjadi lebih sering merasakan pusing serta sering mencium bau yang tak sedap, contohnua sekarang.

"Dindaa!! Lo pake parfum apa sih? Bunga kantil ya? Bau banget asli! "omelan Mikayla membuat seisi kelas mendadak bingung.

Mikayla terus menutup hidung nya rapat rapat sampai ia terbatuk kehabisan nafas, sedangkan Dinda mengendus tubuhnya untuk mencium apa yang salah dengan parfumnya, dan menurutnya tak ada yang salah, parfum masih sama dengan dulu, tak pernah ganti merk.

"Perasaan parfum gue gini-gini aja, Kay! "elak Dinda sedikit kesal.

"Tapi bau-wleek!"Mikayla mendadak mual, semua temannya menjadi semakin bingung saat Mikayla memutuskan untuk segera keluar kelas.

Kini dia berada di kamar mandi tengah berusaha mengeluarkan isi perutnya. Namun, tak pernah berhasil, tak ada satupun yang keluar kecuali ludahnya sendiri.

Mikayla membasuh mulutnya dengan wastafel lalu meng-elap mulutnya menggunakan tisu yang tersedia.

Lagi dan lagi, Mikayla mencium aroma bawang goreng yang berasal dari kantin, ia kembali menutup hidungnya dengan rapat tapi aroma itu tetap berhasil menusuk hidungnya.

Mual itu kembali datang,Mikayla kembali berusaha mengeluarkan isi perutnya. Namun, tak ada yang keluar kecuali ludahnya lagi.

Mikayla mendadak bingung, apa yang salah dengannya, ia tak pernah seperti ini, kepalanya pun mulai terasa pusing, Ia teringat jika menyimpan obat sakit kepala di lokernya, mau tak mau Mikayla menutup hidungnya lagi lalu mencoba keluar dari kamar mandi.

Dengan berlari kencang,Mikayla menuju lokernya berharap ia tak mual lagi, setelah ia berhasil mengambil obat itu, Mikayla baru teringat jika ia tak membawa botol minum, mau tak mau Mikayla harus kekantin untuk membeli minuman.
Baru saja Mikayla memasuki area kantin, matanya disuguhkan pemandangan yang menjijikan, dimana Kanaya dengan mesranya menyuapi Zidan makanan, hati Mikayla mencelos melihatnya, jujur ia merasa iri dengan Kanaya. Namun, bagaimana lagi Zidan terlanjur membencinya karna video dimana Arsya memeluknya malam itu.

Zidan sempat menoleh ke arah Mikayla yang mematung di depan kantin tapi ia berusaha tak peduli dan membiarkan dengan bebas nya Kanaya bergelayut manja di tubuhnya.

Aroma tak sedap itu kembali menusuk hidung Mikayla, mau tak mau ia kembali menutup hidungnya rapat lalu menghampiri bu kantin yang nampaknya tengah menumis

"Buk! Ibu goreng apaan sih? Bau banget sumpah! Pliss deh bu! Gak usah goreng goreng itu segala! Baunya nyengat saya hampir muntah! "omelnya lagi. Namun, karna ia bersuara cempreng hingga semua murid menatapnya bingung, Mikayla tak peduli dengan tatapan itu, yang terpenting ia harus menyelamatkan hidungnya agar tak selalu di perkosa oleh bau tak sedap.

Sang ibu kantin mematikan kompornya dan mendekati Mikayla yang terus memasang wajah yang berkedut.

"Emangnya bau apa, neng? Setahu ibuk mah eneng paling suka sama bau bawang, bahkan eneng sering nyuruh ibu buat banyakin bawangnya, kenapa sekarang kayak benci gitu sama bawang? "tanya buk kantin keheranan.

"Aduh! Pokoknya baunya gak-wleekk! "mual itu kembali datang, Mikayla langsung berlari meninggalkan kantin.

Zidan yang melihat kejadian itu hanya menautkan alisnya bingung, memang benar Mikayla paling suka bawang, bahkan gadis itu sampai doyan mengemil bawang goreng, tapi mengapa Mikayla seolah anti dengan yang satu itu, hanya satu yang ada dipikiran Zidan, mungkin Mikayla hanya mencari sensasi

Namun, Zidan cukup penasaran dengan Mikayla, ia melepas rangkulan Kanaya lalu berjalan menyusul Mikayla tanpa memperdulikan Kanaya yang terus berteriak memanggil namanya.

Zidan tengah berjalan di koridor mencari keberadaan Mikayla yang tiba tiba menghilang, matanya celingukan mencari Mikayla kesegala arah. Namun, tak ada tanda tanda Mikayla dimana pun.

Suara seperti orang muntah mengagetkan Zidan, dengan perasaan was-was Zidan mencari asal suara itu hingga langkahnya berhenti di toilet perempuan, Zidan menempelkan telingannya di pintu agar bisa lebih jelas mendengar suara yang membuatnya penasaran.

Suara seperti orang mual itu berhenti, digantikan dengan suara air keran yang mengucur, tak lama suara itupun hilang, dapat Zidan dengar adanya suara langkah kaki mendekati pintu, mungkin ia akan keluar dari kamar mandi, dengab cepat Zidan berdiri tegak sambil bersandar di tembok sambil memainkan ponselnya seolah ia tak mendengar apapun.

Dan, benar! Mikayla keluar dari toilet tanpa melihat Zidan yang berada di balik tembok berlalu menuju kelasnya.

Disisi lain, Zidan mendadak bingung, apakah mantan kekasihnya itu tengah sakit? Ah ia rasa tidak! Mikayla tak pernah seperti itu sebelumnya, ditambah lagi ia mendadak tak suka dengan aroma bawang padahal itu adalah makanan kesukaannya dulu.

Semenjak hubungan mereka berakhir, Zidan dapat melihat jelas perubahan Mikayla, ia lebih sering tertidur di kelas, tak mengerjakan tugas bahkan sering bolos, ia dapat informasi itu dari Kanaya, bahkan Mikayla sering keluar masuk ruang BK, ia sempat berfikir! Apakah Mikayla berubah karenanya? Bukan kah Mikayla yang lebih dulu mengkhianatinya? Ia lah yang korban bukan Mikayla.

Pulang sekolah telah tiba, Mikayla berencana memeriksa kesehatannya sebab ia juga bingung ada apa dengannya.

Setelah turun dari angkutan umum, Mikayla langsung masuk ke puskesmas terdekat dengan sekolahnya.

Menunggu begitu lama membuat Mikayla mendengus kesal, ia terus melirik jam dinding bulat yang bertengger di dinding, hari semakin sore waktunya ia bekerja, yap! Semenjak ia putus, Mikayka nemutuskan untuk mencari pekerjaan sebab tak mungkin Zidan yang akan membiayai kebutuhannya seperti waktu mereka pacaran.

'Mikayla azzira! '

Akhirnya, nama nya di panggil, dengan senang hati memasuki ruangan khusus, disana ia langsung disuruh duduk tepat di depan dokter cantik yang akan bertugas memeriksanya.

Mikayla menurut, ia langsung duduk tanpa bertanya lagi, sang dokter membuka buku kecil yang Mikayla juga tak tau apa itu, bahkan ia langsung di lontarkan pertanyaan.

"Apa keluhan nya, mbak!"tanyanya ramah sambil tersenyum manis.

"Akhir akhir ini saya sering ngerasain pusing, mual bahkan sering mencium bau gak sedap padahal cuma parfum doang! "keluh Mikayla.

Tubuh dokter itu terpaku, ia bukan tak tahu apa yabyang dimaksud gadis di depannya ini,.  Namun melihat seragam yang di pakai nya membuat dirinya ragu untuk mengatakan apa yang sebenar nya bahkan ia juga meringis melihat gadis kecil sudah merasakan hal yang seperti ini.

"Enggh! Coba kamu berbaring di brankar itu! "pintanya sambil menunjuk sebuah brankar di sampingnya.

Mikayla mengangguk samar tanpa membantah ia langsung beranjak untuk berbaring disana.

Maaf yah
Ada kesalahan, pas aku check kok cuma 500 kata, eh ada yang hilang teks nya
Jadi aku perbarui lagi
Maafin 🙏

Mikayla[Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang