06. Abang Enggak Semangat

7.3K 637 6
                                    

Pulang sekolah, Farrel masih setia sama Arda. Dia diem aja di samping Arda, soalnya temannya itu lagi ngobrol sama teman yang lain. Tentang nonton basket.

"Rel, lo jadi nonton kan? Mumpung tandingnya di sini," ujar Arda sambil natap ke arah Farrel.

Farrel diem sejenak, lagi mikir. Sebenarnya hari ini ada check up ke rumah sakit. Tapi di sini juga ada tanding basket. Jadi, Farrel lebih milih nonton basket aja, enggak apa-apa lah bandel sedikit.

"Gimana Rel?" Tanya Arda lagi.

"Ayo-ayo," ajak Farrel semangat.

Arda sama yang lainnya ngangguk, terus jalan duluan ke lapangan basket. Enggak jauh, malah ada di sekolah. Terus Farrel duduk di belakang, sama Arda. Enggak mau jauh-jauh pokoknya dari Arda.

"Oh iya, Rel. Lo bukannya ada jadwal check up sekarang?" Tanya Arda di tenga-tengah menonton basket.

"Males, pengen nonton basket," jawab Farrel santai. Dia nahan dagunya pakai tangan kanannya, sedikit laper sih. Dia juga belum minum obat. Tapi males jalan lagi, kaki udah mulai males untuk bergerak.

"Aa-Ar," panggil Farrel lagi, tapi habis itu dia ngigit bibirnya.

"Kenapa Rel?"

"Eng-enggak kenapa kok. Yaudah lanjut deh nontonnya." Farrel megang bibirnya, ini udah biasa sih. Dia sering susah berbicara apalagi ngerakkin bibirnya.

Farrel hela napas lelah. Lanjut nonton lagi, tapi enggak serius. Pikirannya lagi melayang, melayang jadi pacarnya Tzuyu Twice. Iya, rahasia udah terungkap. Farrel sebenarnya diam-diam suka sama Twice. Tapi dia pendem aja. Malu lah.

"NAAH BAGUS!!" Teriak Arda girang, dia sampai berdiri sambil tepuk tangan. Semua yang nonton juga gitu. Farrel diam aja, masih mikir.

"Eh, bang. Kenapa?" Tanya Arda jahil sambil ngedorong bahunya.

Farrel merenggut tak suka. Dia enggak suka kalu dipanggil abang sama Arda. Yang boleh manggil dia pakai abang tuh cuman mama, papa sama calon adeknya. Ya kalau mama pengen buat adek lagi.

"Jangan panggil abang! Farrel aja!!" Gerutu Farrel, natap Arda garang. Kayak mau cakar wajahnya.

"Iya-iya," Arda terkekeh, "kenapa ngelamun? Kan biasanya semangat kalau nonton basket," lanjutnya.

"Lagi mikirin Tzu- eh, lagi mikirin papa. Nanti papa marah," ujar Farrel dengan cepat. Hampir aja salah ngomong.

"Lo bandel sih! Entar di rumah harus kena hukuman om Darwin," timpal Arda dengan senyuman jahilnya.

Farrel hela napas lagi. Terus ada yang manggil dengan nada dingin.

"Abang! Pulang!"

Farrel noleh pelan-pelan. Kayak kenal tuh suara dan ternyata itu ….

"Pa-pa?"

Farrel ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang