Part 3

18 9 0
                                    

Setelah membersihkan diri Rhena merebahkan tubuhnya diatas kasur miliknya, tubuhnya hari ini terasa lebih lelah dari biasanya. Disekolah ia harus mengurus keperluannya sebagai siswa baru. Ada baiknya juga ia sudah tidak mengingat mantanya.

Tapi seperti ada yang kurang, Rhena seperti melupakan sesuatu.

Sial. Cowok itu!

Rhena bangkit dari tidurnya lalu mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana ia bisa lupa untuk mencari informasi tentang cowok itu. Ia lupa menanyakan hal penting itu kepada temannya. Bahkan ia tidak melihat rupa cowok itu sama sekali.

Sibuk memikirkan cowok itu bunyi dari ponselnya menyadarkan lamunannya.

Ting!

Yesikarbani : Add back Rhe.

Rhenaersa : Eh iya lupa belum di add back

Yesikarbani : Sorry ya Rhe tadi gue nggak bisa bantu lo.

Rhenaersa : Santai Yes, gue bisa kok.

Yesikarbani : Oh ya lo belum cerita alasan lo pindah sekolah, pokoknya lo hutang cerita.

Rhenaersa : Iya iya.

Rhena meletakan ponselnya diatas meja. Lalu beranjak turun untuk makan malam. Sudah menjadi rutinitas jika papanya pulang lebih cepat maka makan malam keluarga harus selalu ada.

"Eh anak mama udah turun, sini sini ayo makan." Sapa Sandra ketika Rhena sudah turun dari kamarnya.

Rhena mendengus mendengar ucapan mamanya. Rhena tau pasti mamanya akan membahas kejadian tadi sore lagi. Rhena hafal sifat mamanya.

Ketika sibuk menuangkan nasi ke piring suara dari Dhani menginterupsi telinga Rhena.

"Gimana sekolah kamu Rhe?"

Rhena mendongak, lalu menjawab. "Baik kok pa."

"Saking baiknya nih pa, Rhena langsung dapet cowok." Ujar Sandra membuat mata Rhena membulat sempurna.

"Enggak kok pa, Rhena tadi cuma ditolongin soalnya waktu mau pulang udah nggak ada angkutan." Jelas Rhena.

"Tuh ma dengerin masa Rhena baru sekolah sehari udah dapet cowok ya Rhe." Bela Dhani.

Rhena suka seperti ini, ketika ia sedang diledek oleh mamanya, pasti papanya yang membela.

"Ih si papa, bukan belain mama malah belain Rhena." Kesal Sandra membuat Rhena dan Dhani tertawa.

*~*~*~

Setelah makan malam Rhena bergegas menuju kamarnya, ia ingin mengejar ketertinggalan di sekelolahnya. Apalagi dia sekarang duduk dengan orang yang rada-rada aneh.

Ngomong-ngomong masalah cowok tadi ia tidak melihat cowok itu masuk kelas setelah istirahat, tapi kenapa masih disekitar sekolahan bahkan sempat menolong Rhena.

Ah kenapa Rhena jadi memikirkan cowok itu. Tapi cowok itu punya daya pikat tersendiri memang dari cara cowok itu memandang saja sudah dapat menarik hati perempuan apalagi bersikap manis, lagipula cowok itu sudah mempunyai modal ketampanan.

Tunggu, Rhena bilang apa tadi? Tampan? Ah iya Rhena mengakui Sena tampan, tapi sifatnya yang kurang baik membuat sisi ketampanannya berkurang.

Sudah-sudah Rhena malah terus memikirkan cowok bar-bar yang ia temui tadi. Rhena juga ikut kepikiran dengan cowok yang tempo hari menolongnya itu, kemana cowok itu tadi, Rhena tidak melihatnya sama sekali. Apa jangan-jangan cowok itu satu tingkat diatasnya atau bahkan satu tingkat dibawahnya.

Rhe(na)thanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang