Malam berlalu dengan Renjun yang tidur diatas lantai dengan beralaskan karpet dan sarung tidur milik Chenle.
Jika ingin jujur,Chenle merasa aneh mendapati dirinya tidur dalam bilik kamar yang sama dengan orang asing yang baru ia temui,meskipun tidak tidur bersama secara harfiah tetap saja ini masih terasa aneh.
Sekolah.
Rasanya malas sekali,bahkan hanya untuk menyuruh kaki ini bergegas kearah toilet untuk membersihkan diri.
Chenle ingin menolak sadar bahwa hari mulai pagi,namun alarm yang tengah meraung-raung di atas nakas sepertinya tidak mendukung hal tersebut.
Dengan tidak bersemangat dan nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya,Chenle terduduk sambil meregangkan otot tubuhnya.
Menatap lantai yang ia pijak.
Kosong.
Tidak ada karpet bulu ataupun sarung tidur,bantal dan kawan-kawannya yang tergeletak disana.
Tiba-tiba senyuman terukir di wajahnya yang sedikit membengkak karena habis bangun tidur.
Apakah Renjun adalah sebuah mimpi?
apa aku semalam bermimpi?Astaga,mendadak Chenle memenuhi kepalanya dengan pemikiran-pemikiran itu pagi ini.
Dengan usaha dan kebahagiaan yang baru ia dapatkan,Chenle berdiri untuk bergegas ke toilet.
Namun ketika kaki nya dengan tidak sengaja menendang sebuah koper besar berwarna biru muda,senyuman diwajahnya tiba-tiba memudar.
Chenle berjongkok untuk memperhatikan sebuah sticker yang melekat disana.
'HUANG RENJUN'
Mendadak kembang api yang semula meluncur hebat diatas kepalanya padam terguyur jutaan kenyataan yang sangat tidak ia harapkan.
Keinginan untuk menyapa tukang parkir dekat sekolah yang terlalu sering marah,keinginan untuk mentraktir sapi belang kampung sebelah,dan keinginan-keinginan lainnya yang sudah tercatat di dalam kepalanya tiba-tiba lenyap bagai buih di tengah laut.
Bagaikan orang paling menyedihkan di dunia ini,Chenle yang semula berposisi jongkok kini roboh,kedua tangan menopang tubuh diatas lantai.
"KENAPA TUHAN?! KENAPA KAU JADIKAN KUTUKAN INI SEBUAH KENYATAAAN?!!"
Tiba-tiba Chenle bertingkah aneh layaknya seorang pemain sinetron yang selalu tayang setiap hari tanpa hari libur di televisi.
Kini kedua tangan yang semula ia gunakan untuk menopang tubuh,terangkat keatas menengadah ke arah langit-langit kamar.
"KENAPA INI MENIMPA DIRIKU?! KENAPAA?!!"
"ABANG!"
Belum sempat pertunjukan sinetron itu usai,karena belum juga kunjung turun air mata buaya itu,tiba-tiba seseorang menghentikan kegiatan Chenle yang sedang berkeluh kesah kepada tuhan atas cobaan yang telah ia beri.
"mama... (ToT)"
"Kamu lagi ngapain sih?! Kenapa belum mandi?"
Tiba-tiba tubuh seorang laki-laki muncul dari daun pintu seakan penasaran dengan kejadian pagi ini yang menimpa Chenle.
"Nah? Ngapain dia pake seragam punya abang?!"
Chenle terkaget mendapati Renjun yang sudah berdiri di depan pintu dengan seragam sekolah yang rapi,tak lupa kacamata bulat yang sudah bertengger diatas hidungnya yang menambah aura aura sesuatu.
Aura-aura anak cupu!
(Chenle berkata dalam hati)Jari telunjuknya ia arahkan pada Renjun,seakan tengah menuduh Renjun telah mencuri sesuatu miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✃ɴᴜᴍᴘᴀɴɢ ┊ [ renle ]
FanfictionBɑgi chenle,renjun itu cumɑ sekedɑr orɑng ɑsing yɑng numpɑng tinggal dirumɑhnya. Bagi Renjun,Chenle itu? (!) Alur cerita lambat ☝ Sedikit random,banyakan daily life story (!) percakapan non baku ⚠ᴍᴏʜᴏɴ ᴍᴀᴀғ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴇᴘɪsᴏᴅᴇ 3 ᴅᴀɴ 4 ᴀɢᴀᴋ ᴀᴄᴀᴋ,ᴋᴀʀᴇɴᴀ sᴀʟ...