REAKSI [11]

1.2K 221 16
                                    

"...."

Loh(?)

"Halo,Mama?"

"Halo?Oh abang! Mama lupa bilang. Dirumah kosong,Mama di kantor,Renjun harus kerumah sakit tadi siang,sampe sekarang belum pulang.Kamu sendiri dirumah gapapa kan bang?"

"Yaaa... Gapapa sih,abang cuma telpon karena mastiin dirumah gaada siapa-siapa."
[Lah orang tiap hari juga biasanya sendiri]

"Oh abang,jangan banyak makan mie ya,kalo laper makan nasi dulu! Harus banyak minum air putih juga! Jangan sampe sakit ya! Mama pulang malem,mungkin sekalian jemput Renjun di rumah sakit"

"Kalo itu,susah juga berenti makan mie, tapi iya"

"Abang,mama matiin ya telpon nya! Inget! Makan nasi!"

"Hmm..."

Dengan tidak semangat,Chenle memutar kunci rumahnya.

Hari ini sangat melelahkan,saat ini yang ia rindukan adalah ranjang dan ponselnya.

Tapi ini bagus, suasana rumahnya kembali tentram.Ruangan kamar kini miliknya seorang.

Tapi,ini agak kejam juga jika Chenle merasa senang diatas penderitaan orang lain.

Renjun kan saat ini dirumah sakit karena magh nya yang kambuh,yang mana Chenle juga bisa menjadi salah satu penyebab kambuhnya penyakit Renjun.

Ditambah,saat makan siang dia malah marah-marah tentang Renjun pada Jeno dan Haechan.Padahal sebelumnya dia merasa bersalah sampai minta maaf pada Renjun.

Memang anak ini.


Melodi beat lagu yang keluar dari pengeras suara di ruang kamar menemani seorang remaja laki-laki dengan ponsel di genggaman tangannya.

Chenle yang masih menggunakan seragam sekolahnya tergeletak diatas kasur sambil menengadahkan kepalanya kearah langit-langit kamar.

Kenapa kosong(?)

Tidak ada pesan masuk!

Padahal ia menunggu 'Orang itu' membalas pesan yang ia kirim segera setelah pulang sekolah tadi.

Menunggu membosankan!

Padahal Chenle melewatkan eskul tari nya karena merasa bersalah pada Renjun.

Penyesalan akhirnya datang.

Nyesel gak masuk eskul biar bisa ketemu kak Jisung!

Ditengah penyesalan itu,Chenle tiba-tiba bangun dari ranjangnya dan berkeliling di sekitar kamarnya yang mulai terlihat tidak tertata di bagian meja penyimpanan.

Ketika ia menjulurkan tanganya untuk menambah volume dari pengeras suara,saat itu juga tangannya  bergerak tak sengaja menjatuhkan sesuatu.

Hm?..

Sesuatu itu menggelinding,dan berhenti tepat di tengah ruangan

Obat?

Chenle menggenggam tabung kecil itu,lalu mencermatinya.

Ada nama Renjun disana,dan tulisan aturan konsumsi dan sebagainya.

Jadi Chenle memeriksa pintu lemari yang terbuka.

Tapi tunggu,bukan hanya satu ternyata?

Dengan rasa penasarannya,Chenle menggeledah seluruh meja penyimpanan.
3 botol kecil lainnya tersimpan di laci meja paling bawah,semuanya milik Renjun.

Semuanya obat magh.

Kok bisa Chenle tidak tahu hal ini?
Ia bahkan tidak tahu,Renjun menyimpan stok obatnya di kamar ini.

Tahu penyakitnya saja baru.
Memang ini salahnya juga tidak ingin tahu banyak hal tentang Renjun,toh dari awal juga dia sudah menentang kehadirannya

Maka akan aneh jika tiba-tiba saja ia ingin tahu segalanya tentang Renjun.
Tapi ke"tiba-tibaan" itu tiba-tiba Chenle rasakan.

Karena perkataan Jeno saat makan siang.
Ia merasa terpengaruhi,perasaan bersalah juga.Tapi kan ini tekad! Jika tidak seperti ini tujuannya akan gagal kan?!

Jadi sebaiknya ia harus bagaimana(?)



jangan lupa voment(!) ✨🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jangan lupa voment(!) ✨🙏


ɴᴜᴍᴘᴀɴɢ

ꜱᴇɴɪɴ,13 ᴍᴀʀᴇᴛ 2020
[20:22]














✃ɴᴜᴍᴘᴀɴɢ ┊ [ renle ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang