04 | terkesima

720 118 13
                                    

"kamu mau kemana dulu, nay?" tanya stella, teman sebangkunya.

"aku mau nutorin anta abis pulang sekolah."

"hah? nutorin anta?"

"iya, ananta regas itu lho. anak ipa-3."

"widih, nay! beruntung banget kamu nutorin cogan!" seru stella.

"ih apaan dah hahaha."

"semangat, nay! petrus jakandor! pepet terus jangan kasih kendor!" seru stella.

naya terbahak.

"kalo gitu, aku duluan ya, nay!"

"iya, hati-hati!"

naya berjalan menyusuri koridor. matanya menangkap tubuh anta yang dibalut hoodie biru.

"anta!" panggil naya.

"hai." sapa lelaki itu dengan tatapan teduhnya.

keduanya pun berjalan beriringan menuju parkiran.

"tumben kamu hari ini bawa mobil." ucap naya.

"hm, lagi males aja bawa motor."

mereka berdua sampai di kafe yang berada di daerah Menteng. setelah memesan dua cappucino, naya segera membuka buku cetak fisika yang super tebal dari tas nya.

"kamu baca dulu materi ini, ntar aku kasih soal." naya menyodorkan buku tersebut.

anta membaca judul materi nya, kinematika dengan analisis vektor.

huft, demi dapet ptn arsitektur UI. gue rela! batin anta lalu tangannya mengepal dengan semangat.

naya yang sibuk mencatat sesekali memperhatikan anta yang anteng membaca bukunya.

sepuluh menit berlalu, anta menyodorkan buku itu ke naya.

"udah?" tanya naya.

anta mengangguk.

naya langsung memberikan lima soal dengan materi yang barusan anta baca.

anta dapat menyelesaikan soal hanya dengan waktu dua puluh lima menit.

"nih."

naya memeriksa jawaban anta.

"kamu cuma betul dua dari lima soal." ucap naya.

"hah? padahal gue udah ngafalin tuh materi. kok..."

naya menggeleng. "nih ya, ta. aku kasih tips belajar khusus buat kamu."

anta mulai memperhatikan gadis itu.

"pertama, niat. niat tuh paling utama, kalo kamu belajar tapi gak niat ya pasti gak akan ada materi yang masuk."

"kedua, pasang target. coba deh, dari sekarang kamu pikirin cita-cita dan impian kamu, apa target kamu."

"ketiga, bukan dihafal tapi dipahami. masih banyak orang-orang yang belajar dengan metode menghafal, apalagi belajar matematika dan fisika. mereka cuma mentingin ngafalin rumus. padahal yang paling penting itu kita harus paham konsep."

anta berdecak kagum dengan penjelasan naya yang panjang lebar itu.

anta akui, ia terkesima.

"paham kan?" jelas naya.

"paham, thanks sarannya."

naya mengacungkan jempolnya. "hwaiting!"

anta tersenyum.

memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang