08 | doa

478 94 0
                                    

naya asyik berkutat dengan soal-soal matematika di meja belajarnya.

Tok! Tok!

"pintunya gak dikunci." seru naya.

raka memasuki kamar adiknya yang bernuansa putih-ungu.

"kak raka? ngapain?" naya menoleh sekilas lalu melanjutkan aktivitasnya.

"kakak beliin susu coklat, nih. kamu gak bosen apa dek belajar terus?"

"enggak lah. aku pengen ngejer ptn, kak!" seru naya antusias.

raka tersenyum. "yaudah, tapi jangan lupa istirahatnya. kamu lagi gak fit, bentar lagi UKK kan?"

"iya kak."

raka mengelus puncak kepala adik semata wayangnya.

"semangat adek!" seru raka.

•••

"lah? adek ngapain?" naya hampir terjungkal karena suara Sergio menginterupsinya.

Sergio Audirga, seorang Brigadir Jendral TNI AD yang berusia kepala empat itu memandangi anak bungsunya.

gadis itu melirik jam dinding, pukul satu pagi.

"papa baru pulang?" naya mengambilkan segelas air lalu menyodorkan pada papanya.

"iya, baru selesai. banyak banget urusan di kantor."

"papa jangan lupa istirahat." naya memeluk sergio manja.

"iya sayang. kamu ngapain tengah malem begini?"

"udah pagi, pa. hehe, adek lagi belajar."

"jangan kecapekan ya, nak." sergio mengelus rambut naya dengan sayang.

"iya, pa. aku pengen dapetin ptn UI! jadi dokter, banggain papa sama mama. doain naya, ya, pa."

pria yang berumur kepala empat itu tersenyum hingga terlihat garis halus di sudut matanya.

sergio jadi ingat masa SMA-nya dulu. siswa rajin, cerdas, dan disiplin. belajar hingga larut malam merupakan kebiasaannya.

hingga sikapnya itu turun pada anak bungsunya.

"doa papa selalu menyertai kamu, nak. semangat!"

―TBC―

say hi to om sergio!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

say hi to om sergio!

memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang