18 | get well soon

412 67 5
                                    

Drrt!

ponselnya bergetar tanda panggilan masuk. anta segera mengangkatnya.

"halo?"

"ta... bisa ke rumah sakit sekarang?"

"siapa yang sakit, kak?"

"naya... kondisi nya makin drop. dia pingsan."

jantung anta berdetak kencang.

"k-kak, gue berangkat. kirim nomor ruangan." anta meraih jaket dan kunci mobilnya. lalu tancap gas menuju rumah sakit

sesampainya di rumah sakit, lelaki itu menemukan raka yang sedang shock. wajahnya memucat.

"k-kak? gimana keadaan naya?"

"dia b-belum sadar."

selang beberapa menit, dokter pun keluar.

"apa kalian walinya?" lantas raka dan anta mengangguk cepat.

"bisa bicara sebentar?"

anta mendorong pelan bahu anta. lalu dirinya memasuki ruangan dimana naya dirawat.

matanya memanas melihat banyaknya alat-alat yang dipasangkan pada tubuh naya. senyum manis naya yang sering ia lihat tidak terbit.

perlahan anta mendekati naya. menggenggam pelan pergelangan tangannya.

"hey..."

anta menghela nafas.

"gue pengen bilang makasih banyak sama lo, nay. makasih buat apapun yang selama ini lo beri ke gue."

"gue cuma pengen bilang. kalo gue sayang sama lo. sayang... lebih dari temen. you know what I mean right?"

"entah kenapa perasaan ini tiba-tiba muncul. ngga terkendali. jantung gue deg-degan banget pas lo senyum ke gue, pas lo natap gue. dan pipi gue bisa panas hanya dengan ngelihat lo bicara sama gue. aneh ngga sih?"

"gue takut banget kalo lo nolak gue, nay... apalagi sampe ngejauhin gue. gue ngga tau harus gimana lagi."

wajah anta mendekati dahi naya, mengecup keningnya lembut.

"cepet sembuh ya, sayang."

•••

lima belas menit berlalu, raka kembali. ekskpresinya tidak dapat dijelaskan. tatapan matanya kosong.

"gimana kak?"

"ta... naya harus transplantasi jantung secepatnya..."

anta merasakan dunianya runtuh saat itu juga. kepalanya pening luar biasa.

―TBC―
dua part menuju ending! yeayyyyyy!

memoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang