"gitu dong dari tadi! Cantik-cantik ribet banget lo." Andi tersenyum kemenangan, sementara aku menatapnya tajam seolah aku ingin menelannya hidup-hidup kala itu.
"semerdeka lo aja deh" aku mengalihkan pandanganku kepada seorang guru matematika yang sedang berdiri dihadapan kami.
Guru matematika itu memperlihatkan mulutnya yang sedang komat-kamit saat memeriksa kelengkapan murid yang ada di kelas kami lalu menggerakkan bolpoin merah miliknya diatas buku yang memiliki tulisan 'absensi siswa' dibagian sampulnya itu. Namun, setelah itu ia kembali terlihat meneliti setiap siswanya. Kegiatannya itu berakhir saat matanya menemukan Andi, sang ketua kelas.
"eh kamu ketua kelas!" panggil guru matematika itu.
Andi yang sedang terfokus pada sebuah jangka miliknya itu langsung menoleh kala merasa pangkatnya di sebutkan. "iya pak, ada yang bisa saya bantu?"
"tolong kamu ambilkan alat peraga di kelas IPS X-1" Perintah sang guru matematika. Siapa lagi kalau bukan Pak Suryoto.
Yang diberi perintah pun segera berdiri dan bergegas pergi dari tempat duduk yang berada tepat disebelahku. Melihat itu, aku pun mendelik kearahnya, "gue ikut, please"
Andi terlihat berpikir sejenak, lalu melirik wajah puppy face yang sengaja aku buat-buat. Dia menatapku lalu mengangguk, aku mengeluarkan senyum kemenanganku.
Yey! Ketemu Varo!
***LE(YOU)KIMIA***
Aku dan Andi berjalan di koridor lantai 2, aku mengayunkan kakiku bergantian dengan ceria. Sebentar lagi aku akan bertemu dengan seseorang yang ku beri gelar sebagai Prince Charming. Aku mulai berkhayal bahwa alat peraga itu berada di dalam lemari yang berada di dekat tempat duduk Varo. Atau pada saat aku masuk dan menyatakan tujuanku untuk mengambil alat peraga, dialah satu-satunya orang yang membantuku mengambil alat peraga itu.
"lo kenapa senyum-senyum?" Andi Nampak memperhatikanku, memangnya aku tersenyum?
Aku hanya menggelengkan kepalaku, "gak ada apa apa," ucapku dengan kekehanku.Aku melangkahkan kakiku menuruni satu demi satu anak tangga. Masih membayangkan bagaimana sifat laki-laki yang mengencaniku semalam saat nanti aku berada di kelasnya. Aku merindukan suaranya, senyumnya, dan aroma tubuhnya. Apakah aku sudah gila? Bahkan baru terhitung 45 menit lalu aku bersama dirinya.
Tak terasa aku berhenti di depan pintu kelas Varo, Andi mulai mengetuk pintu.
"permisi" ucap Andi saat membuka pintu kelas Varo.
Andi terlihat meminta izin kepada guru yang sedang mengajar di kelas IPS X-1 itu. Sementara itu aku masih mencari keberadaan Varo.
Dan yap! Dia ada disana. Melihatku dengan tatapan aneh yang terkesan membuat aku bergidik ngeri.
Kenapa horror banget Var?
"silahkan diambil di belakang." Ucap guru perempuan muda itu seraya menunjuk meja yang berada di bagian belakang kelas.
Aku pun mengekori Andi, kami berjalan ke arah belakang kelas. Aku melewati meja Varo. Namun saat aku ingin melemparkan senyumanku padanya, ia membuang wajahnya yang membuat aku mengekerutkan keningku.
Kenapa Varo buang muka?
Aku salah apa?
Dia kenapa?
"woi!" aku terkaget. Andi menatapku kesal."lo itu kalo mau ikut niat bantu dong! Berat nih gue! Malah asik ngelamun aja lo!" gerutu Andi, aku hanya menganggukkan kepalaku dan membantu andi.

KAMU SEDANG MEMBACA
LE(YOU)KIMIA
Teen Fiction"aku bahkan takut untuk memejamkan mataku." Varo menghembuskan nafasnya berat. Louisa mengerutkan dahinya, menatap mata indah Varo. "Apa yang kamu takutkan?" Varo menatap gadis didepannya itu. "aku takut gak bisa buka mata aku lagi, Lou. Karena aku...