"kayaknya gue mulai suka deh sama Varo." Mendengar pernyataanku, Leo tersenyum.
"it's normal. Perasaan itu gak bisa di bohongi, ca. Trus masalahnya apa?" Leo mengelus rambutku lembut.
"masalahnya gue takut, gue cuma baper." Aku menunduk, Leo mencubit salah satu pipi gembulku.
"memangnya lo suka dia alasannya apa?" tanya Leo. Aku menyadarkan kepalaku di bahunya. Tangan Leo tergerak untuk mengelus rambutku lembut. Aku memejamkan mataku menikmati sentuhan lembut dari seseorang yang notabene-nya sebagai kakak kandungku ini.
"pertama, dia nolongin gue waktu lo jemputnya lama. Dia meluk gue." aku menegakkan badan-ku, Leo menyimak semua pergerakanku.
aku menghembuskan nafasku berat. "kedua dia menentang keras untuk penggunaan kata gue-lo diantara kita berdua." Leo masih menyimak.
"ketiga, dia minta izin supaya dia bisa jagain gue" Leo mulai mengerutkan keningnya.
"izinin gimana?" Tanya leo yang terlihat bingung.
"gue juga ga ngerti. Sejak kejadian dimana lo telat jemput gue dan kakak kelas gue hampir nyulik gue waktu itu, dia jadi aneh. Dia nganterin gue sampai depan kelas, trus dia nyamperin gue pas istirahat cuma untuk mastiin gue makan. Gak sampai disitu, dia nyuapin gue didepan orang banyak. Is he insane?"jelasku panjang lebar, Leo mengangguk mengerti.
"trus, lo masih gak yakin?" tanya Leo, aku mengangguk sambil mengerucutkan bibirku.
"ya kalo gitu lo pastiin lah" ucapnya dengan kekehannya. Aku mengerucutkan bibirku kembali.
"caranya?" dia kembali mencubit pipiku gemas.
"lo chat dia diluan." Aku bergidik ngeri. Lalu menggelengkan kepalaku.
"ntar kalo dia risih gimana dong? Masa cewek nge-chat diluan? Nanti kalo gue disangka cewe murahan gimana dong?"
"nah, itu caranya. Kalo dia risih, berarti dia gak ada maksud apa-apa. Tapi kalo responnya bagus, berarti perasaan lo gak salah. Simple." Jelasnya, aku masih menggelengkan kepalaku.
"lo gak pernah jadi cewek, kak." Dia kembali terkekeh.
"karna gue cowok, gue bisa mastiin kalo dia juga butuh feedback dari lo." Aku menautkan kedua alisku.
"udah mending lo tidur, besok sekolah. Gue yang anter besok. Good night princess." Ucapnya berdiri lalu mengecup keningku.
Aku memberikan senyumanku kala Leo berjalan kearah pintu kamarku, membukanya lalu pergi. Aku memikirkan apa yang dikatakan Leo. Benar juga sih, tapi aku tetap ragu untuk mencoba tindakan itu.
ngeri banget gila.
Jam diding berwarna ungu dikamarku menunjukkan pukul 10.18 malam. Aku meraih ponselku, mencari kontak seseorang dan mengetikkan sesuatu
Hai, Var.
Delete.
kok akward gini sih
Var, tadi kemana?
Delete.
kok jadi to do point gini sih?
Var, gue suka sama lo.
Delete.
ya jangan dong bego. Tambah parah
Test

KAMU SEDANG MEMBACA
LE(YOU)KIMIA
Novela Juvenil"aku bahkan takut untuk memejamkan mataku." Varo menghembuskan nafasnya berat. Louisa mengerutkan dahinya, menatap mata indah Varo. "Apa yang kamu takutkan?" Varo menatap gadis didepannya itu. "aku takut gak bisa buka mata aku lagi, Lou. Karena aku...