0.1

1K 51 1
                                    

"lo kenal dia?!" ujar Angel kaget.

aku meliriknya kesal. "ya." jawabku singkat dan memilih untuk beralih ke salah satu bilik kantin.

"kok lo bisa kenal sih? Lo siapanya dia? Lo satu sekolah sama dia?" tanyanya antusias.

"jus alpukat satu bu," aku tidak sengaja menganggapi tanggapan Angel. Karena lebih dari sepasang mata tertuju ke Angel saat ia bertanya dengan suara yang cukup nyaring.

"Lou! Jawab gue ih!" aku mulai risih dengan pertanyaan-pertanyaannya. Segera mungkin aku menarik tangannya kearah tempat duduk di pojokan kantin yang tidak terlalu ramai.

"lo tuh rese' banget gel, sumpah." Ucapku pada saat kita sampai di tempat duduk yang ku tuju.

"ya gue penasaran aja lou, emangnya lo kenal dia dari mana?" tanyanya masih dengan inti pertanyaan yang sama, namun kali ini jauh lebih santai dari sebelumnya.

"tadi pas cari pasangan, gue sepasang sama dia." Jawabku seraya memasukkan sedotan berwarna hitam itu kedalam mulutku.

"lo beruntung banget, lou." Ucap Angel sambil mengerucut-kan bibirnya. Aku mengunyah ice cube yang ada di dalam gelas jus alpukat yang tadi aku pesan.

"dia itu dingin, tapi manis." gumamku pelan, tanpa memikirkan bahwa Angel dapat mendengarnya.

"hah dia siapa?" tanya Angel yang ternyata mendengar apa yang kukatakan.

"eh eng-engga ini jus alpukatnya, dingin tapi manis hehe" jawabku kikuk.

"oh" ucap Angel lalu pergi untuk memesan menu makanan dan minuman mengingat tadi ia tidak sempat memesan karena langsung aku tarik menuju tempat duduk.

huft, untung saja aku masih dapat berpikir. 

Sepersekian menit dia pun kembali dan duduk berhadapan denganku membawa kentang goreng dan segelas jus mangga di tangannya. 

Setelah itu suasana berubah menjadi hening. Tidak ada satu pun diantara kami yang membuka pembicaraan. Sampai akhirnya Angel berbisik membuka pembicaraan.

"lou, lo diliatin."

"hah sama siapa?" kataku mengangkat sebelah alis-ku lalu berbalik badan, mengarah kearah sekumpulan manusia lapar yang tadinya aku punggungi. Melihat laki-laki yang menatap-ku datar dengan mengisyaratkan sesuatu yang tidak bisa aku artikan. Dia Varo.

"sama Kak Arsya." Bisik Angel lagi. Ternyata aku salah. Ternyata selain Varo ada yang sedang memperhatikan diriku. Mengalihkan pandangan-ku beberapa derajat dari Varo, kulihat disana ada seorang kakak senior dengan dua buah kancing atas kemejanya dibiarkan terbuka, lengan yang digulung, dan wajah yang lumayan tampan, namun aku tidak sama sekali tertarik padanya.

Saat tatapan-ku bertemu dengan tatapan-nya, ia mengedipkan sebelah matanya padaku. Segera aku balikkan pandangan-ku kembali ke arah Angel sambil mengedikkan bahuku jijik. Sementara Angel menatapku bingung.

***LE(YOU)KIMIA***

Yang ditunggu-tunggu pun tiba. Dentuman bel pulang sekolah berbunyi bagaikan simfoni indah yang mengalun dari surga. Simfoni itu menarik sudut bibir masing-masing siswa ke atas sehingga membuat lengkung senyuman di bibir mereka. 

Begitu pula dengan aku dan Angel, kami berjalan berdampingan menuju gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.

"lo pulang naik apa?" tanya Angel.

"gua dijemput, lo?" tanyaku balik. Yang ditanya mengangkat bahunya.

Dia mengarahkan pandangannya ke arah atas seolah-olah mencoba untuk mengingat sesuatu. "mungkin gue dijemput mama, tapi mungkin dijemput papa. Gak tau deh." jawabnya panjang.

"sama aja dijemput kan?!" aku menggerutu kesal. Sedangkan ia hanya terkekeh.

Sepuluh menit telah berlalu. Angel pun telah dijemput. Sementara aku masih berdiri setia menunggu jemputan. 

Kenapa 10 menit rasanya kayak 10 tahun ya?


Dua puluh menit berlalu. Aku juga belum mendapat tanda-tanda bahwa Pak Joko akan menjemputku. Pandanganku jatuh di ujung jalan, berharap bahwa mobil sedan hitam itu ada disana dan segera menjemputku.


Akhirnya tiga puluh menit pun berlalu. Aku masih disini, masih menunggu. Tidak lama kemudian aku melihat segerombolan laki-laki bermotor melewati diriku. Namun aku hanya cuek sambil memainkan ponselku.

"hai cantik, boleh tau namanya?" suara laki-laki itu tiba-tiba terdengar di telingaku. Aku ter-lonjak kaget.

Aku hanya memandang tak suka pada dirinya yang masih setia menunggu jawabanku. Aku tahu dia adalah Kak Arsya.

"hei, kok bengong? aku tau ganteng kok." ia membuka mulutnya lagi. Membuatku semakin risih dengan suasana seperti ini. Bahkan ia menggunakan gaya bicara aku-kamu yang membuatku semakin tidak nyaman.

Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti tepat di depan mataku.

"ayo non, maaf agak lama" ucap Pak Joko setelah menurunkan kaca jendela mobil.

Syukurlah.

Tanpa ba-bi-bu aku langsung membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya. Dapat kulihat Kak Arsya mengedipkan sebelah mata-nya dari luar mobil.

cih! Pikirnya aku bakal suka sama dia? 


***LE(YOU)KIMIA***


Malam itu aku sedang memainkan ponsel-ku diatas Kasur. Men-scroll beranda Instagram milikku. Tak lama muncul sebuah notifikasi yang menandakan seseorang mulai mengikuti akun Instagram milikku. Saat ku-buka, tertulis arsyarsdya mulai mengikuti anda.

"lo mau apasih?!" Decak kesalku. Bagaimana dirimu tidak akan kesal jika ada seseorang yang terus menerus mengikutimu di hari pertamamu bersekolah?

"andai lo Varo." Tiba-tiba aku mengucap tak sadar.

LE(YOU)KIMIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang