1. Aku ~ zurich, switzerland

74 9 2
                                    

Prolog

Salam kenal untuk kalian semua, aku akan sedikit bercerita soal kisahku kepada kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam kenal untuk kalian semua, aku akan sedikit bercerita soal kisahku kepada kalian.

Aku tidak tahu ini adalah kisah yang manis atau tidak. Setiap mengingatnya aku menangis sekaligus bersyukur. Kemudian menyesali, lalu ingin secepatnya menyusul...

Baiklah, aku tidak bisa merangkai banyak kata untuk membuat tulisanku menjadi indah dan kalian tersentuh membacanya.

Aku hanya akan berusaha mengurai kejadian demi kejadian dengan baik agar kalian bisa mengerti.

💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝 💝

Sudah hampir 5 tahun lamanya aku meninggalkan rumah, rindu? Tentu saja! Tapi mau di kata apa lagi, takdir lebih memihak ke padaku di negeri orang.

Bapak dan ibu pertama kali tidak mengizinkan ku untuk merantau. Mereka pikir susah hidup di negara orang lain. Bahasa yang berbeda, gaya hidup, budaya, bahkan perbedaan waktu juga menjadi permasalahan untuk mereka saat mengetahui keputusanku untuk hijrah ke luar negeri.

Telepon di ruang tamu apartementku berbunyi, aku bergegas mengangkatnya. Aku pikir kedua orang tuaku yang menghubungiku. Dari seberang terdengar suara seorang pria yang sepertinya masih cukup muda.

"Apa kabar?" tanya pria di dalam telfon tersebut.

Aku masih bingung siapa yang menghubungiku, yang tahu nomor telfon Apartementku hanyalah kedua orang tuaku, kantor tempatku bekerja, dan Romy, pria yang akan di jodohkan bapak untukku.

"Siapa ini?" tanyaku penasaran.

"Apa kamu sudah lupa dengan suara ini?"

"Maaf, aku tidak tahu siapa ini" jawabku ketus. Aku pikir itu hanyalah orang-orang iseng yang sedang berusaha menipuku.

"Perpustakaan ujung lorong ke 7"

Aku langsung tertegun mendengar perkataannya.

"Andrew?"

Terdengar tawa pria tersebut melalui telepon di telingaku.

"Masih ingat dengan itu semua?" tanya pria di dalam telepon untuk meyakinkan memori pikiranku.

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi, badan ku langsung lemah mengetahui orang yang bernama Andrew itulah yang mengubungiku. Aku ingin menutup telepon dengan segera tapi hatiku masih ingin mendengar dan mengetahui bagaimana kabar pria ini setelah 5 tahun meninggalkanku.

"Hallo, apa masih ada orang disana?"

Aku tidak menjawab pertanyaannya, aku meletakkan ganggang telpon di atas meja dan mengaktifkan loudspeaker telepon. Aku menghapus air mata yang tiba-tiba membasahi pipiku.

Pria itu terus memastikan apakah aku masih mendengar suaranya atau tidak, tapi aku memilih untuk diam dan mendengarkan suara lembutnya.

2 menit dia terus mengatakan 'Hallo' di dalam telepon dan aku tetap diam. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengakhiri panggilannya.

Aku tidak percaya jika memang Andrew lah yang menghubungi ku tadi. Suaranya mampu membuat jantungku berdetak tak seirama dalam seketika. Aku masih terpaku diatas sofa, bahkan ganggang teleponku biarkan begitu saja.

Dari mana Andrew bisa tahu nomor telepon Apartment ku di Zurich ini?!

~~♡♤♡~~

Terima kasih kepada kamu yang sedang membaca novel ini

Jangan lupa beri vote nya ya

Dapat salam dari

Anak kos yang suka ngutang di warung sebelah

🙇‍♀️🙇‍♂️

Endless Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang