Salam Hormat bagi siapapun yang membaca novel ini
Semoga tidak bosan dan terus membacanya
Dapat salam
Dari ibuk kos yang suka ngunci pagar tepat jam 10 malam
🤦♀️🤦♂️⬇️⬇️⬇️
Vote dan kritikannya waktu dan tempat kami persilahkan dengan segala hormat
🙇♀️🙇♂️
Langkah kami berhenti pada deretan rumah-rumah kecil. Rumah itu tampak seperti rumah kos-kosan yang hanya memiliki satu ruangan saja didalamnya. Andrew segera membuka pintu rumah tersebut. Dia mempersilahkanku masuk kedalam rumah sempit itu.Aku memperhatikan sekeliling. Benar saja pikirku, rumah itu hanya memiliki satu ruangan. Tidak ada dapur dan kamar hanya ada kamar mandi yang berhadapan tepat di depan pintu masuk ruangan ini. Semua begitu berantakan. Di ujung dinding sebelah kanan terdapat sebuah kasur kapuk yang sudah begitu lusuh. Aku pikir tidur dikasur ataupun tidur di lantai rasanya sama saja, kasur itu yang tinggal hanya alasnya saja.
Aku segera duduk di pojokan ruangan. Andrew mengambilkanku minum kemudian dia ikut duduk di sampingku. Aku langsung saja memeluknya dengan erat kembali.
"Aku benar-benar tidak ingin kehilanganmu lagi" gumamku pelan "aku sudah menemukan penyebab kegelisahanku selama 6 tahun belakangan ini" ujarku lagi dan semakin mengeratkan lingkar tanganku ditubuhnya.
Andrew membelai rambutku dengan lembut. Sentuhannya mampu membuatku merasa kembali pada masa 4 tahun yang indah dulu. Kami sering melakukan hal ini, aku senang berada dipelukannya. Tubuhnya selalu hangat dan mampu menenangkanku. Belaiannya selalu membawaku pada kondisi yang begitu nyaman.
"Sekarang aku tinggal disini" kata Andrew melirik kearahku.
Aku hanya diam, aku tidak ingin mengatakan apa-apa saat ini. Yang aku inginkan hanya terus memeluk pria yang sudah lama aku rindukan.
"Mantan istriku kabur saat hamil tua, setelah dia melahirkan dia langsung mengirimkan anakku kerumah ini. Kami hanya tinggal berdua saja disini. Jika aku akan berangkat kerja, aku menitipkan anakku pada mbak Sinta. Setelah itu aku akan menjeputnya ketika semua pekerjaanku selesai"
"Apa pekerjaanmu saat ini?"
"Aku bekerja di kantor pos. Perusahaanku yang dulu sudah pailit, kami bangkrut karena hutang"
"Lalu apa kamu tidak bekerja hari ini?" tanyaku sambil melirik kearahnya.
Andrew ikut mempererat pelukannya, dia tersenyum dengan manisnya.
"Sebenarnya tadi aku dalam perjalanan menuju ke kantor tapi aku sempat berhenti ketika melihat sesosok bidadari sedang mengamati rumah kosong yang dulu aku tempati" ujarnya sambil mencolek pipiku dengan ibu jarinya.
"Kemudian aku mendekatinya karena wajahnya begitu mirip dengan pujaan hatiku yang sudah lama kabur meninggalkanku. Tapi entah kenapa ketika aku menyapanya tiba-tiba dia menangis begitu kencang. Sampai-sampai aku takut dan kebingungan tadi"
"Setelah itu dia memintaku untuk jangan pergi dan sekarang dia semakin mengunci langkahku. Bidadari itu terus memelukku erat. Aku tidak bisa kemana-mana lagi"
Mendengar ocehannya mampu membuatku tersenyum. Aku menarik nafas dalam, melihat kewajah pria yang pernah menjalin kasih denganku selama 4 tahun lamanya. Dia begitu menyayangiku saat itu, apapun keinginanku dia akan menurutinya. Aku selalu berada dipelukannya ketika kami menghabiskan waktu untuk sekedar membaca atau mengerjakan tugas kampus di perpustakaan lorong ke 7. Tempat itu memang selalu sepi atau bisa dikatakan lorong itu hanya milik kami berdua. Disana ditempati buku yang sangat jarang digunakan. Hanya ada barisan buku filsafat Romawi yang tidak akan di mengerti oleh para mahasiswa di kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love [END]
Roman d'amourEndless Love "Cintaku tidak akan pernah berakhir untuk mu, sampai kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun" "Sebarapa jauh pun aku pergi. Seberapa lama kita tidak lagi bertemu, Jika Tuhan mengatakan "Kamu" adalah jodohku! Maka aku pasti akan mendap...