Dua minggu kemudian, apa yang sudah aku mimpikan akhirnya tiba. Aku tidak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata apapun. Senyum terus terpancar di wajahku, kulihat ibu sibuk menyiapkan semua yang dibutuhkan untuk pernikahanku hari ini. Aku terus memandangi kaca didepanku. Aku merasa menjadi seorang ratu. Banyak yang bertanya bagaimana bisa aku dan Andrew kembali bersatu? Semua orang-orang yang mengenal kami masih tidak percaya dengan cerita cinta kami.
Aku mengatakan pada mereka : Bagaimanapun kau lari pada takdirmu, maka dia akan terus mengejarmu, seperti cintaku pada Andrew! Bagaimanpun keluarganya menentang hubungan kami saat itu, bagaimanapun jarak antara Swiss dan Indonesia memisahkan kami, tapi takdir cinta kami tetap kembali bersatu. Mungkin inilah yang disebut dengan cinta sejati.
Aku begitu bahagia, kupandangi wajah pria yang kini menjadi suamiku, kini dialah yang menjadi imamku, kini aku milik dia seutuhnya. Setelah prosesi pernikahan kami berlangsung secara sederhana, kami berkumpul diruang keluarga bapak tersenyum melihatku.
"Yuli bicara soal pekerjaanmu, apa kamu sudah memutuskan dimana kamu akan bekerja lagi?" Bapak mulai menanyakan rencana hidup kami selanjutnya saat kami duduk diruang keluarga.
Andrew segera melirikku, aku tersenyum manja kepada suamiku itu, kupegang tangan lembutnya.
"Apa kalian sudah membicarakannya?" ibuk turut bertanya kepadaku dan Andrew.
"Belum buk, kami akan membicarakan hal itu nanti" jawab Andrew cepat.
Setelah mendengar petuah dari baoak dan ibu. Aku dan Andrew kemudian masuk kedalam kamar. Kali ini kamar ini sudah memiliki 2 penghuni baru. Bayi lucu Andrew masih tidur dengan nyenyaknya diranjang ibu barunya. Rasanya didalam hatiku saat ini hanya ada rasa bahagia saja.
~~~♡♡♡~~~
Sehari setelah acara pernikahan kami. Aku pikir malamnya Andrew akan meminta haknya sebagai suami. Namun saat dirinya selesai mengobrol dengan bapak diruang tamu. Andrew masuk kedalam kamar dan langsung merebahkan diri disamping Danish. Aku terdiam melihat suamiku, dia melirik kearahku yang masih tertegun melihat tingkahnya. Andrew tersenyum dengan sangat manis, aku langsung mendekat dan memukul kepalanya.
"Bagaimana kita akan tidur dengan posisi seperti ini?" tanyaku sedikit kesal.
"Memangnya kenapa? Masih ada posisi kosong di pojok kanan, kamu bisa tidur disana" jawab Andrew dengan santainya dan menunjuk ranjang kosong disebelah kanan putra kami.
"Kenapa ada jarak diantara kita, lalu bagaimana caranya?" Tanyaku dengan wajah cemberut.
Andrew tertawa kecil mendengar pertanyaanku. "Apa kita pindahkan Danis tidur dengan bapak dan ibuk saja?" Gumamku pelan sambil membelai lembut rambut Andrew.
"Jangan malam ini, bapak dan ibuk akan curiga karena kita baru saja menikah. Lebih baik lain waktu saja, jadi istriku dengan terpaksa harus menjaga jarak untuk malam ini" ujar Andrew dan menyingkan tanganku yang ada dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Endless Love [END]
RomanceEndless Love "Cintaku tidak akan pernah berakhir untuk mu, sampai kapanpun, dimanapun, dalam keadaan apapun" "Sebarapa jauh pun aku pergi. Seberapa lama kita tidak lagi bertemu, Jika Tuhan mengatakan "Kamu" adalah jodohku! Maka aku pasti akan mendap...