7. Duka Cita

19 6 1
                                    

5 hari kepulanganku, aku tidak pernah lagi keluar dari rumah sedikitpun. Hanya dengan Romy saja waktu itu. Aku menghabiskan hariku dengan menulis didalam kamar, aku menulis semua yang ada di pikiranku.

Bapak dan ibuk tiba-tiba memanggilku, aku segera menemui orangtuaku. Mereka tampak mengenakan pakaian yang begitu rapi.

"Yul, kami mau pergi melayat kerumah mbak Sinta, ibuknya baru saja meninggal tadi pagi" aku kaget mendengar perkataan ibu. Aku langsung terduduk di sofa, kepalaku pusing setelah mendengar kabar duka tersebut.

"Kamu ingin ikut melayat dengan bapak dan ibuk?"

Aku hanya menggelengkan kepala untuk menjawab bahwa aku tidak ingin bertemu dengan keluarga mereka untuk saat ini.

Bapak dan ibuk segera meninggalkanku. Nafasku tiba-tiba terasa sesak begitu saja, aku segera masuk kedalam kamar. Aku masih penasaran, tapi rasa Trauma lebih menguasaiku.

Nasib malang apa yang sudah menimpa keluaraga tersebut? Pikiranku tertuju pada Andrew. Sepertinya nasib keluarganya begitu memprihatinkan saat ini. Tiba-tiba hatiku bertanya apakah Andrew baik-baik saja? Apakah dia tetap hidup dengan layak?

Entah kenapa aku tidak bisa menerima kenyataan jika mengetahui bahwa Andrew juga mendapatkan nasib yang malang saat ini, aku ketakutan mencari tahu informasi tentangnya.

~~~♡♡♡~~~

Endless Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang