9. Keraguan

21 6 3
                                    

Salam hormat untuk yang sedang baca

Kami persatuan alien dari planet Mars ingin mengucapkan

"lkdjhdhahlslsoodhdhvdnalapwojw"

Terima kasih banyak
Jangan lupa Votenya
Biar kami bisa pulang lagi ke planet kami

🙇‍♂️🙇‍♀️

~~~♤♤♤~~~

Sudah 2 minggu lamanya aku berada di rumah. Mbak sinta juga sudah kembali bekerja di rumah kami, setelah kemalangan yang menimpa dirinya. Aku tidak pernah bercerita banyak dengannya.

Aku hanya memberikan senyuman ramah kepadanya setelah itu masuk kedalam kamar, menghabiskan hariku dengan menulis. Aku takut mencari tahu lebih banyak tentang dirinya dan keluarganya.

Aku sudah mengetahui betapa malangnya nasib mereka saat ini, itu saja sudah cukup dan aku tidak ingin tahu yang lainnya. Aku sudah sangat berempaty dalam hal itu, aku juga turut berusaha membantu ekonomi mbak Sinta.

Dia benar-benar wanita yang kuat saat ini. Dia membesarkan ke 3 anaknya ditambah lagi anak Yudi abang pertamanya yang berada di penjara.

Aku prihatin dengan itu semua, setiap aku ingin memberikan uang tambahan kepadanya aku selalu menyampaikannya melalui ibu. Aku tidak berani melakukannya secara langsung. Terkadang aku masih teringat perkataan kasar mbak Sinta saat dulu menghinaku.

"Jadi kapan kamu mau bertemu dengan keluarga Romy?" ibu mendekatiku yang sedang berbaring di dalam kamar.

Aku hanya tersenyum sambil meletakkan kepalaku di pangkuannya. Aku ingin mengatakan semua isi hatiku pada wanita yang telah membesarkanku. Ibu membelai rambutku, sepertinya ibu melihat sesuatu yang mengganjal pikiranku.

"Yakinkan hatimu nak, pernikahan itu sesuatu yang sakral. Mudah dilakukan tapi sulit menjalankannya. Tapi boleh kah ibumu yang tua ini memberikan sebuah petuah kepada putri satu-satunya?" ibu bertanya padaku.

Aku hanya tersenyum memandangi bola mata ibu yang mulai tampak kabur.

"Menikahlah dengan orang yang tepat bukan menikah cepat, mungkin kamu boleh menggunakan pepatah itu dalam hidupmu. Tapi yang harus kamu ingat kita tidak boleh lupa bahwa wanita itu memiliki masalah sensitif dengan umur, jangan memperlama masa lajang hanya karena terlalu memilih, jika masih ragu minta lah petunjuk Tuhanmu"

"Selain itu, bapak dan ibu sudah masuk usia yang rentan. Kami ingin melihat putri kami menggunakan gaun pengantin yang begitu indah nantinya. Melihatmu tersenyum dengan tamu undangan, nasihat ibu ini bukan untuk meminta mu segera mengambil keputusan akan tetapi mengingatkanmu jangan sampai di makan waktu hanya untuk menyakinkan hati yang masih ragu"

Aku tertegun mendengar ucapan ibu. Biasanya hanya bapak yang selalu menanyakan tentang masalah ini kepadaku. Tapi kali ini ibu yang langsung mengatakannya kepadaku. Ibu melihat wajahku, dia memandangi wajahku cukup lama. Entah apa yang ibu pikirkan tapi yang jelas dia melihat kearah mataku, aku tidak tahu mungkin ibu sedang membaca isi hati ku.

~~~♤♤♤♤~~~

"Bu... maafkan anakmu yang tidak bisa jujur, dia yang pernah menyakiti putrimu masih saja tersimpan di didalam hatiku"

Endless Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang