12. Kita berjumpa kembali

23 6 5
                                    


💝♥️♥️♥️💝

Andrew kemudian berdiri dan meraih tanganku. Aku juga ikut berdiri, rasanya aku tidak ingin melepaskan tangannya lagi. Meskipun aku tahu tangan ini sudah milik orang lain. Aku tahu ada wanita yang akan marah jika melihat apa yang aku lakukan saat ini. Tapi aku tidak peduli, aku tidak ingin melepaskannya, hanya itu yang ada didalam pikiranku saat ini.

"Pergilah, nanti kamu terlambat, pasti ada seseorang yang menunggumu saat ini" Andrew berusaha melepaskan genggamanku.

Tapi aku tetap berdiri di hadapannya. Aku semakin kuat menggenggam tangan dinginnya itu. Sepertinya dia dalam kondisi sakit, bibir dan wajahnya semua tampak kelihatan pucat.

"Jangan minta aku menjauh lagi dari kehidupanmu, sudah cukup 6 tahun yang lalu keluargamu yang mengusir aku dari hidupmu. Tapi sekarang jangan lagi, aku mohon kepadamu"

Mendengar perkataanku Andrew langsung memelukku. Aku tahu jiwanya sudah rapuh, dia begitu kesakitan luar dan dalam.

''Kalau begitu ayo kita bercerita sebentar. Berbagi kisah masing-masing selama beberapa tahun belakangan ini" andrew membawaku ke taman yang ada di seberang jalan.

Dia membawa koperku, tubuh itu sudah sangat kurus, aku tidak ingin dia terbebani lagi. Aku langsung mengambil barangku dan duduk di sampingnya.

"Taman ini semakin indah kan?" dia berusaha membuka kembali percakapan antara kami berdua.

Aku hanya diam, pikiranku benar-benar tidak sejalan dengan hatiku saat ini.

"Aku dengar-dengar Yuli sudah memiliki pujaan hati. Dia pasti pria yang baik dan sangat beruntung mendapatkanmu. Dia juga orang yang pekerja keras, kalian akan menjadi pasangan yang serasi nantinya"

"Apa mbak Sinta memberitahumu?"

"Tidak, aku tahu dari orangtuamu" jawab Andrew sambil tertawa pelan.

"Aku juga pernah bertemu dengan pria tersebut, aku sangat menyukainya. Dia sangat sopan dan mau berbicara dengan orang sepertiku"

Aku sangat terkejut mendengar perkataan Andrew. Bagaimana mungkin dia bertemu dengan Romy dan kapan bapak dan ibuk bercerita dengannya?

"Kamu pasti kebingungan, setahun kepergianmu ke Swiss. Aku menemui orangtuamu, aku meminta maaf dengan semua perlakuan orangtuaku. Kamu sangat beruntung, orangtuamu memiliki hati yang sangat lembut. Mereka menerima permintaan maafku, tidak ada dendam sama sekali di hati orangtua mu itu"

"Aku juga menanyakan kondisimu di luar negri. Aku ingin sekali menghubungimu saat itu. Tapi aku takut kamu masih marah padaku, aku juga tidak ingin merusak kehidupanmu yang baru. Kamu sudah menata hidup yang lebih baik disana jadi aku tidak ingin mengganggu mu lagi"

"Tapi setahun yang lalu kamu menghubungiku?"

"Ya, aku meminta nomormu dengan bapak. Pertama dia ragu untuk memberikannya denganku. Tapi aku meyakinkannya bahwa aku tidak akan menyakitimu lagi. Aku hanya ingin kembali berteman dengan mu, menyampaikan permintaan maafku, karena aku pikir hidupku saat itu tidak akan lama lagi"

"Aku menghubungimu, tapi ketika kamu tahu bahwa aku yang menelepon kamu tidak lagi mau berbicara. Aku terus mengatakan hallo di telepon tapi kamu tidak menjawabnya. Jadi aku pikir kamu masih marah, aku tidak ingin lagi mengganggumu"

"Tapi saat aku mendengar kamu pulang untuk berlibur. Aku ingin kembali menemui mu, tapi aku takut hanya akan merusak liburanmu, aku lebih memilih memperhatikan rumahmu dari jauh, tapi kamu tidak pernah keluar dari rumah"

"Aku menanyakan kegiatanmu dengan mbak Sinta, dia mengatakan kamu lebih sering mengurung diri dikamar, aku pikir kamu ketakutan keluar rumah karena akan bertemu denganku dan hari ini aku bertemu denganmu, ternyata dugaanku benar, kamu menangis sangat kuat tadi, aku sampai bingung bagaimana cara menenangkanmu" ujarnya sambil tersenyum kearahku.

Endless Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang