Candi prambanan. Tempat kunjungan wisata kelas 11 yang kedua setelah candi borobudur. Seperti biasanya, aku kembali berpasangan dengan Farrel. Bosan sebenernya. Tapi gimana? Ini semua demi tugas sosiologi Bu Riska.
"Lo mau cerita apaan?" tanya Farrel disela-sela ia menulis,
"Nanti aja. Suasananya lagi ndak enak."
"Tentang apa sih?"
"Kamu ndak tau? Aku pikir, kamu bisa nebak."
Farrel berhenti berbicara denganku sebentar lalu membisikkan omongannya di telingaku pelan, "Clara?"
Aku mengangguk.
"Duh, males gue kalo ngomongin anak itu. Kaya gaada yang lain aja!"
"Duh kamu itu ndak tau apa yang mau tak ceritain!"
"Duh gue males sama Clara, Sya!"
"Duh!" ucap ku sambil berdecak kesal. Kemudian aku dan Farrel tetap berjalan mengikuti arah Pak Wiryo. Bagiku, candi prambanan sama indahnya seperti candi borobudur.
Setelah 2 jam pengarahan dari Pak Wiryo, akhirnya kelasku istirahat dan berhenti di sebuah toko minuman. Aku dan Farrel membeli minuman seperti biasanya, air putih. Lalu duduk di kursi yang ndak cukup jauh di depan toko minuman toko tersebut.
"Suasananya udah enak, lo mau cerita apa?" tanya nya,
"Tapi ndak usah pake dah duh dah duh lagi."
"Lo tadi juga pake duh, keles!"
"Ya kamu duluan kok."
"Cewek emang selalu bener."
"Kata siapa?"
"Kata gue, barusan."Aku berdecak kesal.
"Cepetan." ucapnya,
"Ngapain?"
"Jadi cerita gak?"
"Iya."
"Yaudah. Cepet."Aku kemudian menceritakan semua yang terjadi kemarin sore di villa saat coffee break. Aku tentunya sudah mengerti bagaimana respon Farrel nantinya saat mendengar cerita ku. Kalau ndak marah, ya males.
"Duh! Emang dia itu siapa sih? Gue udah bilang, temen gue bukan, pacar gue bukan. Ngatur banget kehidupan gue mau sama siapa." ungkapnya,
Tuh kan.
"Gue mau sama lo kek, gue mau sama siapa kek, bukan urusan Clara lagi. Emang Clara emak gue apa ya?" sambungnya,
Duh kan ngomel.
"Enaknya diapain sih perempuan kayak gitu, Sya?" tanya nya,
"Dih aku sendiri yo ndak tau! Kamu kok malah balik nanya ke aku sih!"
Farrel berpikir sejenak. "Sya, gue punya ide."
"Apa?"
"Gimana kalo lo sama gue pura-pura pacaran?"Sontak aku kaget mendengar ucapan Farrel, mau jadi apa aku nanti. "MAKSUDMU?"
"Sssstt. Jadi gini, kan Clara gasuka tuh sama gue kalo gue deket sama lo, sekalian aja kita mainin si Clara kalau kita emang bener bener deket, Sya. Tapi, ini cuma boongan." ucapnya,
"Lo gausah baper. Didepan temen temen aja kita kayak pacaran, tapi setelah itu ya udah kita temenan biasa." sambungnya.
Ide Farrel malah menyesatkan kalau menurutku sendiri. Bukannya malah ngajak ngobrol Clara baik-baik malah kita goda kayak gini.
"Gimana? Deal?" ucapnya menyodorkan tangannya,
Deal apa ndak ya?
Kalau deal, nanti teman-teman mau ngomong apa?
Kalau ndak, nanti gantian Farrel yang marah."Deal." aku menjawabnya, "Tapi, Rel.."
"Apalagi pake tapi-tapian?"
"Aku takut Clara makin marah sama kita. Apalagi sama aku, kamu mau tanggung jawab?"
"Duh masalah kecil. Lagian ya, lo gaperlu takut sama Clara. Oke?"
Aku mengangguk.
Tak lama saat aku sedang duduk berdua dengan Farrel, pas banget, Clara datang sambil melihat sinis ke arah kita. Sontak Farrel langsung berbisik ke telingaku, "Saatnya kita lakuin strategi kita. Inget, sekarang lo pacar gue."
Kemudian saat Clara jalan semakin dekat ke arah kita, Farrel melakukan hal yang menjijikkan menurutku saat itu. Dia memegang kedua tanganku dan bertanya seolah-olah dia adalah pacarku yang sesungguhnya sekarang.
"Sya, lo udah makan belum? Lo harus rajin makan ya Sya? Ntar lo sakit. Gue gamau lo sakit." ucapnya,
Aku melihat wajah Clara, rupanya wajahnya memerah dan tangannya sudah dikepalkan.
"Iya,Rel. Kamu juga ya?" jawabku yang sebenarnya aku jijik untuk mengatakan hal ini. Tapi bagaimana? Aku sudah mengatakan DEAL ke Farrel. Kemudian Clara pergi sambil menghentakkan kakinya, tak cuma Clara, semua perempuan yang nge-fans dengan Farrel rupanya marah semua hari ini. Dan ada juga sebagian yang bilang,
"Cie akhirnya jadian!"
"Cie! Woy ada pasangan baru nih!"
"Cie cie cie! Aku udah lama tau pengen kalian berdua jadian!"
"Cia cie cia cie, ndak cocok!"
Aku mendengar semua ucapan para perempuan dan ada sebagian laki laki yang berkata seperti itu.
"Ulah kamu ya, Rel!" ucapku,
"Bodo amat. Gue pengen ketawa sekenceng-kencengnya sekarang! Hahahaha!" jawabnya.Duh Farrel.
***
Saat kami semua kembali ke villa dan sudah mandi, aku duduk di kursi dekat taman yang dekat dengan lapangan basket. Tentu, hobi Farrel adalah bermain basket, jadi kelihatannya aku sedang melihat Farrel main, padahal ndak.
Aku menceritakan semua strategi yang dilakukan Farrel untuk menggoda Clara kepada Lira.
"Seriusan? Trus kamu bilang apa?" tanya nya,
"Ya.... bilang deal. Kan cuma bohongan, jadi ya ndak papa lah. Lama lama aku juga gregetan sama Clara."
Lira tertawa kecil, "Hati hati muncul perasaan beneran lho!"
Aku mencubit pinggang Lira pelan, "Apaan toh kalo ngomong ndak pernah disaring dulu!"
Kemudian dari samping Clara datang, "Sya! Kamu beneran penghianat ya? Maumu apa sih tadi mesra-mesraan sama Farrel di candi prambanan?"
Aku menjawab dengan lantang, "Kenapa? Kamu cemburu sekarang aku jadian sama Farrel?"
Clara sungguh kaget mendengar perkataanku, "HAH? KAMU PACARAN SAMA FARREL?"
"Iya. Kenapa?" jawabku.
Kemudian rupanya Clara mengepalkan tangannya dan ingin menamparku, tapi tiba tiba Farrel datang untuk melerai.
"Lo mau lakuin apa sama cewe gue?" tanya Farrel.
Kok aku jadi baper?
Eh, Raisya, kamu sama Farrel itu cuma bohongan! Inget!"Oh gitu, jadi waktu itu kamu marahin aku deket loker gara2 kamu suka sama Raisya?"
"Kalo gue suka kenapa? Masalah buat lo? Udah deh mendingan lo pergi."
Kemudian Clara pergi sambil berdecak kesal. Jujur saja, mengapa diri ini baper mendengar perkataan Farrel barusan? Duh, Raisya apaan sih! Kamu sama Farrel itu cuma pacaran bohongan! Ndak sungguhan.
"Lo aman?" tanya Farrel,
"Hah? E---iya. Aman."
"Oke, gue main basket dulu. Kalo lo di godain Clara lagi, lo boleh bilang gue."
"Hah? E---iya. Oke."Raisya! Kenapa jadi gugup sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Yogyakarta
Teen FictionJatuh cinta pada anak baru dan teman kelas sendiri dengan berbagai halangan dan rintangan. Dan disini adalah cerita yang semuanya mengenai Yogya. Kau tahu? Yogya itu indah dan istimewa. Lalu, bagaimana cara Raisya meneruskan rasa jatuh cinta pada te...