dua puluh -- anything

109 8 0
                                    

Malam ini masih malam yang sama, nuansa nya pun juga masih sama. Masih terbayang bayang apa yang kita berdua lakukan di rooftop tadi sewaktu langit ndak bersahabat sebenarnya, aku menceritakan semuanya ke ibu tentang apa yang semua Farrel katakan di rooftop di ruang tamu. Ndak henti hentinya ibu meneteskan air mata, dan air matanya juga ndak sedikit keluarnya. Tapi saat aku menceritakan hubunganku yang semakin jelas dengan Farrel, ibu rupanya bisa memberhentikan tangisannya.

"Hah beneran kamu udah jadian sama Farrel, nduk?" tanya ibu memegang kedua tanganku,

Dengan malu malu aku menjawabnya, "E-i-iya bu."

"Ibu restuin." jawab ibu,
"Ah ibu ini kayak aku mau nikah aja."
"Siapa tau habis lulus kuliah?"

Aku mencubit lengan ibu pelan, "Ah ibu."
"Amin." sambung ibu yang membuatku terkejut sambil membulatkan mataku,
"Ibu! Apa toh masih kelas dua SMA juga, udah bahas nikah!"
"Iya-iya ibu bercanda, ndak usah serius serius gitu."

Lalu aku dan ibu tertawa bersama sambil membaca buku untuk mata pelajaran besok yang akan diuji, sedangkan ibu sedang menonton sinetron favoritnya. Oh iya, besok akan ada 2 mata pelajaran saja yang akan diujikan, bahasa indonesia dan geografi. Aku cukup menyukainya.

Tetapi saat aku ingin membalik halaman, aku teringat kata-kata Farrel tadi di rooftop bahwa dia ingin aku nginep satu hari saja di rumahnya. Namun apa nanti kata tetangga? Bisa-bisa mikir yang aneh-aneh.

"E--ibu" panggilku,
"Kenopo?" jawab ibu menggunakan logat jawa,

"Aku izin nginep dirumah Farrel boleh satu hari ini?" tanyaku,

Sontak ibu langsung membanting remotnya dan berbicara keras di ruang tamu, "Ndak! Apa nanti kata tetangga? Dikira kamu cewek yang ndak bener."

"Bu--ini cuma satu hari aja, lagian aku tidur di kamar tamu. Dia butuh aku saat ini bu katanya. Malam ini saja." ucapku lalu ibu tetap memarahiku,

"Kalau untuk yang ini ibu ndak nge-restuin, mending Farrel kamu suruh tidur disini aja. Jadi ada yang ngawasin." ucap ibu,

"Trus nanti Raisya tidur dikamar siapa?"
"Raskha."

Lalu aku berdecak kecil sambil mengambil handphone lalu mengirim pesan lewat aplikasi whatsapp.

Me
Malam ini tidur dirumahku aja.
Ibu ndak ngebolehin aku nginep dirumahmu.

Farrel
Gue gak mau ngerepotin ibu lo, apalagi ngerepotin lo.

Me
Tapi kata ibu bener, nanti apa kata tetangga kalau aku nginep dirumahmu?

Farrel
Yaudah.
Gue ke rumah lo.

Selang waktu beberapa menit, akhirnya Farrel datang di rumahku tepat pukul 19.00.

"Kamu tidur dikamar aku, seperti biasa." ucapku,

"Lo?"
"Dikamar Raskha."
"Gue beneran gak ngerepotin lo?"
"Kalo kamu ngerepotin aku, ndak akan kamu aku ajak kesini."

Lalu Farrel tersenyum, "Pacar yang baik."

Tetiba ibu memanggilku dari dapur, "Raisya! Farrel udah datang nduk?"

Lalu aku mengantar Farrel untuk menemui ibu, "Malam tante."

"Eh, anak ganteng udah dateng! Yuk makan makan!" ucap ibu,

Perasaan daritadi ibu ngobrol terus denganku di ruang tamu. Kok tiba-tiba langsung ada begitu saja lauknya?

"Raisya, panggil adekmu." ucap ibu kemudian aku memanggil Raskha dikamar, kelakuan Raskha masih sama, begitu-gitu saja. Raskha anaknya agak pemalas, jadinya dia jarang belajar namun tetap berprestasi.

YogyakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang