Jangan pergi ketika aku telah mencoba untuk membuka hati
.
.
.3 jam berlalu tapi dokter belum menyelesaikan oprasi, apakah separah itu grandy?
Sehingga memakan waktu berjam jam. Keluarga grandy dan clleo sudah menunggu sejak 2 jam tadi, Clleo berada di pelukan ayah nya.
Rasanya clleo sangat merasa bersalah telah membiarkan grandy keluar begitu saja.
Akhirnya dokter keluar dari ruang oprasi dengan wajah yang tidak bisa di Tebak. Clleo berharap grandy baik baik saja
"Dok Gimana? Grandy baik baik aja kan? "
Clleo langsung berlari menghampiri dokter
"pasien membutuhkan donor darah, keadaan nya sangat kritis"
"saya siap mendonorkan darah saya dok"
Clleo bergolongan data O jadi dia bisa mendonorkan darah nya kepada golongan darah mana pun.
"baik, Mari kita tes apakah darah anda steril apa tidak"
Saat clleo hendak mengikuti dokter, lengen clleo di tahan oleh Rangga
"lu Yakin? Lu tar sakit lagi"
"tenang aja bang, gue baik baik aja. Kasian grandy harus cepet di selametin"
Rangga sangat bangga kepada clleo, meski dia tau clleo sangat membenci grandy. Tetapi ketika grandy membutuhkan clleo, Clleo dengan senang hati membantunya.
"Apakah anda sudah siap?"
"saya siap dok"
Dokter mulai menyuntikan jarum ke lengen clleo, lalu perlahan lahan darah clleo mulai naik ke kantung darah.
Rasanya sangat nyeri, Clleo menahan sebisa mungkin. Saat clleo melakukan transfusi darah, Clleo di temani oleh Rangga.
Rangga yang selalu menghibur clleo agar menetralkan rasa sakit yang sedang clleo rasakan.
Meskipun lawakan Rangga cukup garing tapi clleo bersyukur, Setidaknya dia bisa herpositif thinking sekarang.
Grandy pasti baik baik saja, Clleo Yakin akan hal itu. Tapi entah hatinya berkata lain, ada rasa yang tidak bisa di jelaskan. Rasa akan takut kehilangan yang sangat besar.
Meskipun clleo mencoba menepis rasa itu, tetap saja hatinya tidak bisa tenang. Seperti ada sesuatu yang hebat akan terjadi.
Clleo berdoa, agar semuanya di kelancaran. Clleo berharap grandy cepat pulih seperti semula. Dan clleo meyakinkan diri semua akan baik baik saja
.
.
.
.Setelah melakukan transfusi darah, Clleo di dorong menggunakan kursi roda oleh Rangga, rasanya Rangga tidak tega melihat clleo pucat pasi.
Rangga mendorong clleo menuju keluarga nya, disana para orang tua nampak mencemaskan grandy. Bahkan mamah clleo tidak henti henti nya menangis
"mah udah dong, tenang ya. Allah pasti kasih yang terbaik buat grandy. Kita berdoa aja"
"gimana gak tenang pah, grandy lagi berjuang di sana sendirian. Mamah sedih,mamah takut grandy kenapa kenapa"
Melihat keluarga nya semakin panik clleo menjadi semakin takut. Clleo menangis sejadi jadinya, bagaimana pun juga grandy adalah suami nya
Orang yang pernah mengisi hari hari nya, meski penuh dengan kekesalan. Tapi clleo tidak bisa membayangkan jika grandy pergi untuk selamanya
Pasti hidup nya semakin garing, tidak ada yang membuat mood nya turun naik, tidak ada lagi pelampiasan emosi.
Tidak semuanya pertemuan nya dengan grandy membuat clleo muram, terkadang saat clleo butuh pelampiasan emosi clleo melampiaskan nya kepada grandy. Dengan cara bertengkar.
"Lee lu jangan nangis. Tenaga lu abis nanti, gue gamau lu sakit. Sekarang lu makan ya"
Rangga mencoba membujuk clleo agar makan. Karena setelah transfusi tadi, Clleo sangat terlihat lemas sekali. Rangga tidak mau terjadi apa apa kepada clleo.
"gimana gue mau makan bang, gue gabisa tenang. Bahkan buat berfikir positif aja gue gagal"
Clleo semakin kalut, tubuh nya lemas,fikiran nya kacau, jiwa nya tidak tenang. Clleo berdoa dalam hati, agar Tuhan memberi kan yang terbaik untuk grandy.
Oooo I'm so sad:((
Biasa kan vote sebelum baca ya readers:))Jangan lupa komen biar aku semakin bersemangat membuat karya.
I love you zayengggggg❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
MY ENEMY MY HUSBAND (Proses Penerbitan)
Teen Fiction"lo becanda? Mana ada gua mau nikah sama lo Hahaha gila ya lo?" Clleo bergidig ngeri dengan semua ucapan grandy "liat aja, minggu depan lo bakalan jadi istri sah gua" "lo lupa kalo gua masih pelajar dan belom genap 17 tahun. "Dan lo lupa, sekolah...