Chap 54

651 34 7
                                    

Welcome back👋👋

Keep santuy gussyy😂🧡🎈🎈🧡

Happy reading..

.

.

.

"Saya mencintai kamu" ucap Angga tanpa ragu sedikitpun

"Haaaahhhhhh?"kaget Jessika dengan mata yg melebar

"Saya mencintai kamu"ucapnya meyakinkan

"Bapak mabok yah? Atau saya yang ngehalu?"tanya dengan wajah tak percaya

"Saya gak mabuk ataupun kamu yang halu Jessika. Saya benar-benar mencintai kamu"jawabnya Angga dengan nada penekanan

Jessika menatap Angga lekat, berusaha mencari kebohongan namun nihil, sepertinya pria itu memang sudah memiliki hati kepadanya..

"Bapak serius?"tanya lagi memastikan..

"Apa perlu saya berteriak disni supaya kamu percaya?"

"Oh, gakusah-gausah... Saya percaya kok sama Bapak"

"Yasudah. Ayo pulang?"Angga langsung menarik tangan Jessika dan hendak membawanya pergi

"Eehhh.. tunggu dulu?"cegat Jessika berusaha mengentikan langkahnya

"Apalagi?"tanyanya sedikit jengkel

"Kok suasananya gak romantis sih? Bapak gak nebak saya gitu? Atau bapak gak nanya gitu kalo saya cinta bapak juga atau enggaknya?"ceroscos Jessika

"Harus yah?"tanya datar

"Ya harus lah"jawab Jessika ketus

"Ok, begini Jessika! Pertama, saya tidak perlu tau jika kamu mencintai saya atau tidak karena saya sudah tau jawabnya. kedua, saya bukan tipikal orang yg romantis dan kamu juga tau alasnya. Dan ketiga, saya tidak akan menembak atau apalah itu karena itu tidak perlu. Saya akan menikahi kamu langsung"jawab Angga yg mungkin tidak biasanya berbicara panjang lebar seperti itu kepadanya, terkecuali jika dia sedang menjelaskan sesuatu tentang pelajaran olahraga.

"M-menikah? Bapak gila atau sinting sih? Yg bener aja dong pak"Masa bodo dengan ucapnya yg kelewat tidak sopan menurutnya. Karena ia sudah dibuat kaget tak karuan oleh mantan gurunya itu.

"Sekali lagi saya katakan saya tidak gila maupun sinting! Saya serius Jessika. Ingat, jika saya sudah serius dengan suatu hal saya tidak akan pernah bermain-main dengan itu."

"Iya saya tau. Bapak itu orang yg serius bahkan kelewat serius jadi misterius. Tapi pak, menikah itu gak segampang dengan apa yg bapak katakan,. Bapak lupa kalo sekarang saya harus berangkat ke Korea untuk kuliah? Lagian juga Oma sama Ey---"

"Mereka sudah setuju kita menikah Jess!"potong Angga dan lagi-lagi membuat Jessika kaget

"Bisa mati gue kalo kaget mulu kek gini"gumam Jessika supaya Angga tak mendengarnya.

"Tapi pak? Gimana sama kuliah saya di Korea? Masa iya di batalkan kan gak lucu!"tanya Jessika prustasi

"Ya jika itu memang harus di lakukan kenapa tidak?"

"Tap----"

"Tidak usah banyak tapi-tapian Jessika! Cukup kamu nurut sama saya saja!"

"Dih, emang situ siapa?"

"Calon suami kamu.. ayok"

"Bentar!! Koper saya mau di tinggal.?"cegat Jessika lagi

"Yaudah, ayok ambil"

Setelah mengambil kopernya dan berbicara kepada petugas bahwa ia tak jadi berangkat mereka oun segera pergi dari bandara itu menuju rumah Jessika.

.

.

.

Di tempat lain Aleta setelah asik mengobrol dengan kedua mertuanya di ruang keluarga sembari nonton televisi sedangkan suaminya sejak tadi berada di ruangan kerjanya,.

"Oh iya Bun. Sarah mana? Tumben dia gak ikut? Udah lama juga dia gak nginep di sini?"tanya Aleta kepada sang ibu mertua

"Biasalah sayang, akhir-akhir ini dia sibuk main mulu sama teman-temannya. Apalagi setelah selesai UAS kemarin dia juga lebih sering keluar"jawab Hani seadanya

"Main? Kemana emang Bun? Gak biasanya dia sering main?"tanya Aleta lagi.

"Biasalah, nongkrong sama teman-temannya. Bunda heran sama adik kamu, suka bikin Bunda sama Ayah pusing ngeliatnya"

"Haha... Biaslah Bun anak muda. Aleta juga dulu gitu. Sampe-sampe Mami,Papi sma kak Reza tiap hari jewer kuping Aleta saking jengkelnya sama Aleta."tanggao Aleta dengan mengenang kembali masa-masa nakalnya dulu.

"Iya sih"jawab Hani mangiyakan

Beberapa saat kemudian Hema datang dari lantai atas dengan wajah yg sedikit lesuh, mungkin dia kelelahan setelah bekerja meski di rumah tapi tetap saja menguras tenaga dan pikiran.

"Udah beres Kak?"tanya Hani kepada sang putra saat dia sudah duduk disamping Aleta

"Udah Bun."jawab Hema singkat

"Oh iya Kak, gimna proyek yg di Kalimantan? Udah berapa persen tahap pemberesan nya?"tanya Bimo

"Udah 70 persen Yah, dan beberapa bulan lagi Hema harus menyiapkan proyek baru sama perusahaan yg di Jepang"jawab Hema

"Kok kamu malah sibuk kerja sih kak? Kan bentar lagi istri kamu lahiran? Harusnya kamu itu kosongkan jandwal dong, minimal sebulan sebelum lahiran kamu udah ngambil cuti. Supaya jadi suami yg siap siaga"ceroscos Hani mengingatkan kepada sang putra

"Hema sudah merencanakan semuanya kok Bun. Bunda tenang aja, lagian usia kandungan Aleta balum terlalu besar. Masih lama, jadi Hema berusaha keras buat beresinnya bulan-bulan ini"jawab Hema suapaya sang Ibu tak usah mencemaskan hal itu.

"Oooohhhh.. yaudah deh. Kalo gitu Bunda sama Ayah pulang dulu yah, bentar lagi sore. Soalnya entar malem Bunda ada arisan sama temen-temen"ujar Hani dan bangkit dari duduknya "Ayok Yah??"lanjutnya sembari melirik sang suami

"Hmm"dehem Bimo dan bangkit dari duduknya pula.

"Kok gak lama sih Bun? Kan Aleta masih kangen"rengek Aleta kepada Hani

"Uluh-uluh sayang.. maaf yah tapi bunda gak bisa. Lain kali bunda main lagi kesini."ucap Hani dan segera memeluk sang menantu sebari mengusap perut buncit Aleta.

"Yaudah. Ayah sama Bunda berangkat ya?"pamit Bimo dan berjalan menuju pintu keluar rumah..

"Yang sehat ya sayang. Hema jagain menantu sama cucu Bunda"ucap Hani kepada Hema

"Iya Bun"jawabnya singkat

"Bunda pergi ya"

"Iya"

Setelah mencium punggung tangan Hani dan Bimo merekapun mengantarkannya sampai kedepan setelah itu merekapun pergi.

.

.

.

Bersambung..

Maaf ya part-nya pendek, yg penting udah update.

Ok deh see you next chapter..

Paypay..💕💕💕

27 May 2019 ~ update

5 October 2020 ~ revision

My Love My Teacher [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang