2|• Kota Bandung

456 32 33
                                    

Dalam genggaman nya terdapat secangkir cokelat panas. Tasya menonton salah satu serial televisi komedi kegemarannya, sesekali menyeruput sambil menikmati kehangatan yang tidak ada duanya.

Tasya mengalihkan pandangan nya, entah kenapa hari ini ia tidak begitu tertarik dengan serial komedi. Ya! Karna episode yang sudah Tasya tonton kemarin-kemarin kembali di tayangkan.

Huh! Sungguh membosankan.

Jam menunjukan pukul setengah delapan malam. Tasya menaruh cangkir nya di atas nakas, lalu bangkit dari duduk nya. Ia pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Melaksanakan perintah Tuhan adalah kewajiban seluruh umat manusia yang ada di muka bumi. Termasuk Tasya, meski ia tidak selalu melakukan nya dengan tepat waktu, tetapi Tasya tidak pernah meninggalkan ibadah, ia selalu berusaha untuk mengerjakan ibadah tepat pada waktu yang di anjurkan.

Hanya dalam waktu lima menit Tasya sudah melaksankan sholat isya nya. Sungguh sangat sebentar, bukan? Lalu alasan apalagi yang membuat mu tidak melakukan perintah Tuhan, padahal hanya membutuhkan waktu yang sangat sebentar.

Tok!Tok!Tok!

Ketukan pintu itu membuat Tasya menolehkan kepala nya. "Masuk aja, ga dikunci" kata nya lalu kembali melipat mukena yang telah di pakai nya.

Sebuah paper bag bertuliskan home cake terlihat dengan jelas di depan mata nya. Ia sudah dapat menebak bahwa yang membawakan itu adalah Fano, abang sepupu nya.

"Kyaaa! Makasih Bang!" ucap Tasya lalu memakan cheese cake pemberian Fano dengan lahap.

"Gue ga di tawarin nih?" tanya Fano dengan menampakan wajah sok sedih.

"Nih Bang, mau?" Tasya menyodorkan setoples cheese cake kepada Fano. Tetapi lelaki itu malah menggelengkan kepala nya.

"Tadi kata nya mau, giliran di tawarin malah geleng-geleng, dasar ga jelas!" ujar Tasya kesal.

"Abang bercanda Sya, lo mah baperan mulu" goda Fano sambil mencoel pipi Tasya.

"Hem, lo baru banget pulang dari Aussie Bang?" tanya Tasya.

"Iya, sekarang badan gue pegel-pegel banget sebenernya. Tapi gue bela-belain kesini demi nganterin cheese cake buat lo"

"Makasih Fano!"

"Sama-sama Tasya," Fano mencubit pelan hidung Tasya. Fano merasa sangat gemas dengan Tasya, rasa nya pingin karungin aja gitu.

Kalau gue ga inget lo adik sepupu gue, udah gue pacarin lo dari dulu. Gemes banget ... Ya Tuhan.

🌙

Tasya mengetuk pintu kamar Hendrawan. Yang membuat lelaki itu secara spontan langsung membuka kedua mata nya, padahal ia baru saja ingin memasuki alam mimpi.

"Tasya ganggu ya Pah?" tanya Tasya. Ketika Hendrawan muncul sambil mengucek-ngucek kedua mata nya.

"Enggak sayang, ada apa kamu ke kamar Papah malem-malem?" kata Hendrawan.

"Eem itu, Tasya mau minta izin ke Bandung besok sama temen-temen" mata Hendrawan yang semua sayu langsung terbuka lebar mendengar penuturan anak gadis nya.

AnatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang