"DOR!!" Raja sengaja mengagetkan Alesya yang duduk di tepi kolam renang sambil merendam kaki nya di sana. Lelaki itu kesal karna Alesya tak kunjung membuat masakan untuk nya.
"Ga kaget, ga kaget, wlee" ledek Alesya lalu menjulurkan lidah nya kepada Raja.
"Ayolah Le masakin, gue laper banget, serius" ucap Raja dengan jada serius nya berharap Alesya akan segera memasak. Tetapi harapan hanyalah sekedar harapan.
"Enggak. Tinggal Ge-food's aja sih, ribet banget" lihatlah betapa tidak kasian nya Alesya kepada diri nya yang sudah benar-benar kelaparan.
"Makanan yang di masak sendiri itu lebih sehat Le, di banding beli junk food terus" god, alasan macam apa lagi ini?
"Yaudah gue masakin" Alesya akhir nya menyerah untuk mengabaikan Raja. Perempuan itu sudah tidak tega melihat eskpresi Raja yang membuat hati nya sedikit terhenyak.
"Ayo temenin gue ke dapur," mata Raja benar-benar berbinar saat ini. Lelaki itu langsung berjalan mengekori Alesya yang ada di depan nya.
"Masak yang enak ya Le!" Alesya memutar mata nya. Udah minta di masakin, gatau diri pula, kagatau apa gue kaga bisa masak sebener nya.
"Indomie ya?" tanya Alesya menawarkan. Muka Raja kembali masam, tawaran macam apa itu, ia pikir Alesya akan memasakan sesuatu yang spesial, tetapi ternyata hanya indomie? Boleh kah ia menoyor kepala gadis ini sekarang juga?
Jangan deh, kasian kepala nya, orang nya juga sih.
Alesya membuka pintu kulkas yang terkesan sangat mewah. Dan zonk! tidak ada satupun indomie atau bahkan bahan makanan lainnya, di dalam kuklas hanya tersedia beberapa botol air mineral. Alesya tersenyum kemenangan, ia merasa bahwa Dewa Fortuna sedang berpihak pada nya saat ini.
Emang udeh kaga di ridhoin masak sama Allah.
"Kaga ada apa-apa Ja," kata Alesya jujur.
"Lah terus gue makan apa?" tanya Raja dengan lesu.
"Beli dulu sono bahan-bahan nya, ke supermarket gih," perintah Alesya.
"Ga ah males" cih, belum pernah di sentil paru-paru nya ni orang.
"Yaudah ga usah makan!" ucap Alesya kesal.
"Ada apa sih berisik banget?" tanya Tasya sambil menghampiri kedua nya.
"Tadi Raja minta masakin makanan, tapi di kulkas sama sekali ga ada bahan" jawab Alesya.
"Yaudah gue belanja dulu di supermarket, lo sama yang lain tinggal list aja barang-barang yang mau di beli" Tasya memang selalu seperti itu, menjadi penolong di saat seseorang membutuhkan bantuan.
Para perempuan langsung menulis list bahan-bahan makan, beberapa camilan ringan, dan minuman kaleng maupun botol yang di pesan oleh para lelaki.
Mereka semua tak segan-segan memasuki banyak list di sana. Bukan maksud untuk serakah, tetapi ini semua persediaan untuk makan siang sekaligus sore ini, serta dinner nanti. Mungkin setiap hari nya mereka akan berbelanja lagi dan lagi untuk membutuhi kebutuhan pangan.
"Kaga ada yang niat buat temenin gue belanja gitu" ujar Tasya yang membuat Ryan menoleh dan bangkit dengan cepat dari posisi duduk nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anatasya
Teen Fiction'aku dan kamu hanya ditakdirkan untuk bertemu, bukan bersatu' dijaga, hilang dikejar, lari dipertahankan, pamit disempurnakan, rusak diharap-harap, ingkar begitulah takdir, sederhana sesuatu yang takdirnya bukan milik kita, dipaksakan sekuat apapun...