¹/6

1.9K 233 47
                                    


Suga menghadapnya pagi-pagi sekali, dan V menemuinya di ruang kerjanya.

"Sudah kau bereskan?"

"Semuanya." Jawab Suga tenang, "Tidak akan ada yang tahu bahwa Kang  Daniel telah lenyap. Dia menghilang begitu saja dari muka bumi. Dan apartemennya sudah bersih dari semua bercak darah, dari semua sidik jari dan jejak kaki. Tidak akan ada yang bisa mengaitkan kita dengan apartemen itu."

"Bagus." V masih tampak tak puas, "Apakah Kang Daniel punya keluarga?"

"Dia punya seorang kakak laki-laki, kakaknya seorang wartawan juga. Dan juga seorang tunangan di luar kota." Suga mengerti apa yang diinginkan bosnya,

"Apakah anda ingin saya 'membereskan' seluruh keluarganya?"

"Ya." V menggeram. "Jangan habisi mereka, cukup hancurkan kehidupannya, aku ingin mereka hancur perlahan dan menderita pelan-pelan."

Bayangan akan goresan luka di pundak Tzuyu, memar-memarnya dan bekas tamparan keras di pipi dan ujung bibirnya membuatnya marah besar. Kang Daniel sudah mati untuk bisa menerima pembalasannya. Tetapi keluarganya tidak.

V tidak tanggung-tanggung kalau membalas dendam. Siapapun yang berani menyentuh apa yang menjadi miliknya, dalam hal ini merusaknya, maka akan menerima pembalasan yang setimpal.



🥀




Tzuyu terbangun hampir tengah hari. Kali ini seluruh tubuhnya benar-benar terasa sakit. Ujung bibirnya terasa bengkak sehingga dia susah berbicara. Dengan susah payah dia berusaha duduk di ranjang. Tetapi lalu berbaring lagi dengan lemah.

"Jangan duduk dulu. Kau akan merasakan kesakitan yang tidak menyenangkan setelah beberapa hari, tetapi setelah itu kau akan membaik."

Suara itu terdengar lagi dari sudut gelap di dekat jendela. Tzuyu menolehkan kepalanya dan mendapati V berdiri di dekat bayang-bayang di jendela, lelaki itu sedang mengamatinya. Kepala Tzuyu terasa pening, bahkan sekarang dia ditempatkan di kamar V.

Bagaimana mungkin dia bisa melepaskan dirinya?

"Kau sudah berhasil menahanku di rumah ini. Sesuai obsesimu. Sekarang apa yang akan kaulakukan padaku?"

V tertawa pelan dan melangkah mendekati Tzuyu, "Kau benar-benar tidak takut padaku ya..." Lelaki itu membuat Tzuyu menghadapnya lalu sebelah jemarinya mencengkeram leher Tzuyu yang mungil.

"Seharusnya kau tidak pernah mencoba kabur..." Suara V mendesis penuh kemarahan, dan menatap Tzuyu mencoba-coba. "Aku bisa meremukkan leher mungilmu ini dengan sebelah tangan. Membunuhmu dengan tangan kosong... Kau tahu aku pernah melakukannya pada seorang pelacur. Aku membunuhnya dengan tangan kosong, lalu pergi. Aku melakukannya hanya untuk mengganggu Taehyung, meninggalkannya terbangun dengan mayat wanita yang mati tercekik di ranjangnya. Lalu tertawa terbahak-bahak sambil mengamati dia berusaha membereskan semuanya."

"Kalau begitu lakukan saja." Tzuyu memejamkan matanya. Toh dia sudah tidak punya siapa-siapa lagi. Kalaupun dia harus mati di tangan V, mungkin itu jalan yang terbaik.

Jemari V mengencang di lehernya, seakan benar-benar ingin mencekiknya. Tetapi kemudian pegangannya mengendur dan lelaki itu melepaskan pegangan tangannya di leher Tzuyu.

Tzuyu membuka matanya dan melihat V sedang mengamatinya dengan pandangan menilai.

"Kenapa kau tidak membunuhku?"

"Karena kau akan lebih bernilai bagiku kalau kau hidup." V menyeringai dengan tatapan jahat, "Aku menyimpanmu di sini bukan untuk kubunuh. Kalau aku ingin membunuh perempuan, aku tinggal menjentikkan jari dan membuat mereka datang kepadaku. Mereka bahkan tidak akan sadar sampai mereka sudah di ambang kematian."

[TAETZU]; ℘ʂყƈɧɛ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang