²³

1.7K 249 78
                                    

Hari ini Tzuyu sudah boleh pulang, dia tahu itu dari perawat yang mengganti infusnya. Tetapi dia menunggu seharian penuh dan tidak ada tanda-tanda V akan membawanya pulang.

Tzuyu sudah tertidur pulas ketika menjelang tengah malam dan V melangkah masuk, diikuti oleh beberapa pegawainya.

"Tzuyu—Bangun." V sedikit mengguncang tubuh Tzuyu, membuat Tzuyu menggeliat dan membuka matanya. Dia langsung terkejut, terduduk dengan waspada sambil menatap V yang membawa selimut tebal di tubuhnya.

"Apa... apakah kau akan membunuhku?" Tzuyu menatap ke arah selimut itu. Imajinasinya melayang, apakah V membangunkannya tengah malam untuk menusuknya dan kemudian membungkus mayatnya dengan selimut tebal itu untuk kemudian dibuang?

Ada bayangan geli di mata V ketika melihat ketakutan di mata Tzuyu, "Bukan. Aku harus membawamu pergi, diam-diam di tengah malam. Kau sudah membaik dan sudah boleh pulang, tetapi aku tidak bisa membawamu begitu saja. Para wartawan itu, mereka mengendus keberadaan kita. Jadi kita harus sembunyi-sembunyi." V membungkuskan selimut tebal itu ke tubuh Tzuyu, "Di luar akan dingin."

Benarkah V menatapnya dengan lembut? Tzuyu mengamati lelaki itu dengan cermat, tetapi ekspresi V begitu datar dan tidak terbaca, dia membiarkan V mengangkat tubuhnya dan menggendongnya.

Mereka berjalan melalui koridor rumah sakit, menuruni lift khusus, dan melangkah keluar dengan hati-hati. Di luar sangat sepi, mereka memakai pintu samping rumah sakit yang paling jarang digunakan. Memang sepi, tetapi siapa yang tahu apa yang akan terjadi?

Mungkin saja para wartawan itu sedang bersembunyi di semak- semak.

Sebuah mobil sudah menunggu mereka di depan sana. Dan tiba-tiba jantung Tzuyu berdebar liar, kalau memang V akan menguasai tubuh Taehyung selamanya, maka Tzuyu harus melarikan diri. Dengan sekuat tenaga Tzuyu meronta, hingga V yang tidak siap hampir menjatuhkannya. Merasa dirinya sudah lepas, Tzuyu mencoba lari. Tetapi V mengejarnya dan meraih lengannya, mencengkeramnya erat-erat.

"Jangan bertindak bodoh, Chou Tzuyu."

Tzuyu meronta dengan kuat, melihat bahwa jalan raya hanya beberapa ratus meter dari dirinya. Kalau dia bisa lari ke jalan raya itu, dia bisa meminta pertolongan seseorang.

Memang sudah tengah malam, tetapi di dekat rumah sakit biasanya masih banyak orang yang berjaga. Tzuyu bisa meminta pertolongan siapapun yang ada di sana, polisi, bahkan mungkin wartawan. V tidak akan berbuat apapun kalau ada wartawan di antara mereka.

Rontaan Tzuyu makin erat, diiringi rasa putus asa dan ketakutan yang luar biasa untuk melepaskan diri dari V yang kejam. Tiba-tiba ada kilatan blitz lampu kamera wartawan yang memotret mereka. Ternyata memang ada wartawan yang bersembunyi di sana.

V menoleh dengan marah, silau oleh lampu blitz itu. Dia melirik dan melihat hanya ada satu orang yang sedang memotret di sana. Kurang ajar.

"Suga!" dia memerintah dan pada saat yang bersamaan Suga sudah mengejar wartawan yang hendak lari setelah mendapatkan foto bagus itu. Suga menarik kamera wartawan amatiran itu dan menghancurkannya, dia menginjaknya sampai remuk. Dan entah ancaman apa yang diucapkannya kepada wartawan itu, karena sang wartawan langsung lari terbirit-birit.

Karena wartawan itu, V menjadi lengah, pegangannya pada Tzuyu sedikit mengendor. Pada saat itulah Tzuyu menyentakkan pegangan V sekuat tenaga, dia terlepas. Tanpa berani menoleh ke belakang dia lari sekencang-kencangnya, sekuat tenaganya menuju arah jalan raya, dia tahu V mengejarnya.

"Tzuyu! Awas!"

Karena berlari begitu kencang, Tzuyu tidak menyadari bahwa dia sudah menyeberang jalan raya. Di sisi lain ada mobil berkecepatan tinggi sedang melaju ke arahnya dengan sangat kencang.

[TAETZU]; ℘ʂყƈɧɛ🔐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang