1. Arkan.

139 28 9
                                    

Budayakan vote ya...klo mau comment silahkan. Aku masih belajar, jadi maaf kalo ada yang nyeleneh. Vote itu gratis kok, sama kayak subs yutup😂

*

Namanya Arkan Ananda Putra. Dari seluruh murid kelas IPS 2, dia yang paling kalem. Dari wajah hingga penampilan. Kelihatan jelas kalau Arkan itu tipe cowok baik-baik. Student goals nya para guru yang udah pusing sama kelakukan millenial-nya IPS 2. Rambutnya selalu rapi, nggak pernah neko kayak Bibim yang sampe bisa diikat kuda mencuat keatas, atau kayak Toyo yang setiap libur semaster pasti semir rambut dengan 7 warna pelangi. Maklum, brony akut. Fans berat rainbow dash -ngakunya-. Nggak tau juga segede gitu masih demen kartun bocah.

Arkan,gitu semua orang panggil. Cowok kalem yang gosipnya dari Solo. Penampilannya selalu rapi, sedap dipandang. Ya, bagi para guru. Tapi menurut anak muda jaman sekarang, Arkan adalah tipe manusia pengganggu yang cuman bisa merusak pemandangan, dianggap sampah dan harus dimusnahkan. Model cowok cupu yang nggak ada bedanya kayak di drama korea. Jarang berinteraksi, dan kerjaannya cuman baca buku di perpustakaan atau ngendok di kelas. Terbukti kalau Arkan bukanlah cowok most wanted idaman kaum hawa.

Cowok itu beda. Dia nggak kayak murid lain yang suka update sana-sini buat ngangkat nama. Dia nggak peduli, karena jelas itu bukan dunianya. Sebenarnya dia termasuk lumayan. Kalau poni jamur atau kacamata bulat itu nggak ada. Aura cupu itu muncul juga karena dia sering nunduk dan kikuk kalau diajak bicara. Lepas dari itu semua, dia boleh dibilang ganteng, atau manis. Kulitnya putih bersih, wajahnya mulus, rahang tegas, dan senyuman tipis yang nampak ketika dia sedang berbicara. Mata hitamnya selalu sayu, teduh kalau dipandang. Aksen bahasa yang dipakai begitu sopan. Bukan kayak para remaja sekarang, Arkan menggunakan frasa 'saya-kamu' daripada 'gue-elo'. Segala hal terlihat berbeda dari seorang Arkan. Dan tanpa sadar, dari dalam hati kecilnya, entah kenapa gadis itu ingin mengenal pemuda itu lebih dalam.

***

Ada satu hal lagi tentang Arkan. Entah ini rahasia atau bukan.

Hari Minggu, hari kebangsaan bagi para pelajar. 99,9% dari mereka lebih menyukai mager di kasur masing-masing. Tapi tidak untuk Bulan. Yah, setidaknya untuk minggu ini.

Gadis itu berjalan santai melewati berbagai macam tanaman. Melewati jalan setapak yang membawanya pada lingkaran besar penuh air. Sayang, tak ada air mancur di sana. Baru akan aktif saat malam hari.

Bulan menghela napas. Duduk di sana, melepas penat untuk sekejap. Tangannya mengambil sesuatu dan membawa ke pangkuannya. Sebuah buntalan jumbo dengan bulu putih lembut yang mengeong sedari tadi. "Cwimie laper?"

Seakan paham dengan omongan sang majikan, kucing ras persia murni itu mengeong perlahan. Gadis itu menerawang jauh ke depan. Mencari sesuatu yang mampu mengganjal perutnya. Maklum, dia belum mengisi peliharaan di dalam perutnya pagi ini.

"Bang, dagang cimol ya?" Tanyanya begitu mendatangi sebuah rombong hijau. Pengunjung di sana langsung menoleh.

"Elah neng, geulis-geulis tapi somplak amat atuh. Udah tau itu ada tulisan gede 'Cimol khas Bandung' masih aja nanya."

Bulan nyengir ketika mendengar tuturan tukang becak yang mangkal tak jauh darinya. 'Iya sih, gue bego banget ya? Ngapain nanya.'

Penjual itu tersenyum tipis, lalu mengangguk sopan. "Iya Kak. Mau beli berapa?"

"Lha?" Bibir Bulan terbuka kecil. "Arkan?"

Arkan tersenyum lebih lebar. Kali ini menampakkan giginya. "Ya? Kamu tau nama saya?"

Bulan tambah melongo. 'Ini bocah nggak kenal gue?'. Gadis itu berdehem. "Lo nggak kenal gue? Kita sekelas ngomong-ngomong."

Arkan terkekeh. "Saya bertanya darimana kamu kenal saya, bukan berarti saya tidak mengenal kamu, Bulan."

Namanya Arkan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang