"Eh, lo tau berita kagak? Di IPA 1, ada anak baru lho!" Udah ketebak itu siapa, ratu gosip kebanggaan IPS 2. Rahma. Pagi-pagi, habis naruh tas dia langsung ikut gerombol ke bangku Tania.
"Seriusan lo? Cakep kagak?" Cessa langsung memajukan badannya. Ingin tahu lebih jauh. "Secakep apa? Ngalahin ayang Jungkook gue kagak?"
Aurel mencibir. "Alah, palingan nggak seganteng Abi Baekho."
Bulan langsung menoleh ke Kayna. Mengerutkan alisnya pada cewek German itu. "Sejak kapan Cessa pacaran sama cowok yang namanya Jongkok? Anak jurusan mana? Terus si Aurel kapan nikah? Kok gue nggak tau? Emang ada anak angkatan yang namanya beko?" bisiknya pelan.
Kayna menepuk jidatnya keras-keras. "Bulan ku... Nggak ada yang namanya Jongkok sama Beko di angkatan kita. Mereka tuh cuman ngayal. Itu lho, boyband Bete'es sama Nyues. Boyband korea, udah lo nggak akan ngerti."
"Mending kita langsung ke sana dah, gue juga penasaran seberapa ganteng tuh newbie." Tanpa aba-aba, Rahma langsung menarik kedua teman dekatnya keluar kelas. Menuju koridor jurusan IPA.
"MISI! MAU LIAT ANAK BARU DONG!" Jangan pikir kalau Bulan yang ngomong, se urakannya dia, cewek itu nggak bakal teriak kurang kerjaan kayak Rahma tadi.
"Duh, si ratu bigos. Cepet amat lu gerak nya. Emang ya, jaringan lu nggak ada yang mampu nyaingi."
Rahma cuman nyengir dengerin omongan salah satu penghuni IPA 1. Nggak tau pujian apa gimana.
Bulan menangkap sosok itu. Pemuda berperawakan tinggi gagah dengan netra coklat memukau. Seperti punya sensor, cowok itu langsung noleh. Menatap dia tepat di matanya. Satu senyum lebar di sunggingkan, dengan tak peduli dia menyerobot kerumunan ciwi-ciwi yang mau minta nomor hp-nya. Bodo amat sama yang katanya penghuni IPA 1 tuh cantik semua. Masih jauh lebih cantikan bidadari hatinya. Iya, bidadari hati. Tapi nggak tau tuh, statusnya apa.
"Alsha!" Sapa nya riang. Cewek itu langsung melotot. Bukan, bukan masalah Laskar yang menyapanya. Nggak ada yang salah sama sapaan cowok bongsor itu.
Tapi masalahnya, satu kelas noleh ke dia semua njir! Gimana Bulan nggak ngerasa triggered kalau gini caranya?
"Sejak kapan lo kenal sama Laskar?"
Glek!
Mampus.
Bulan meruntuki dirinya sendiri. Tentu saja itu mengundang tanda tanya yang besar bagi semua orang. Bagaimana seorang Rembulan yang notabene nya adalah gadis biasa bisa kenal dengan putra tunggal salah satu keluarga high class di Indonesia? Oke, terima kasih pada Laskar.
"Alsha ini temen TK gue. Kita deket banget dulu. Iya kan?" tanya Laskar sambil menaik-turunkan alisnya. "Lagian juga, gimana gue nggak bisa kenal sama calon istri gue sendiri." sahutnya dengan kepedean yang terlalu over.
Bulan melongo. Oke, bless Laskar dan mulut licin nya.
Gadis itu melotot, menggaplek kepala Laskar. "Bo-do A-mat." dengusnya lalu pergi begitu saja. Meninggalkan kedua temannya di kelas itu.
***
"Rembulan Alshabiela!"
Cewek itu cuman nunduk saat Pak Danu -guru matematika menatapnya gahar. "Kamu itu niat belajar nggak sih? 45 itu nilai apa?!"
Gadis itu meneguk ludahnya.
"Saya harus gamblang kamu berapa kali sih? Seenggaknya itu dapet 50 lah, lha ini? Kamu niat belajar nggak sih?"
Bulan menggerutu. "Yeee si bapak. Itu kan tinggal 5 poin lagi. Lagian kenapa nggak bapak tambahin sendiri? Jadi kan, 50?" cibirnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Namanya Arkan
Teen FictionIni bukan kisah badboy idaman, atau tentang pemuda sempurna kaya raya yang diidolakan banyak pihak. Karena jujur, aku juga telah muak dengan kisah itu. Ini hanya ringkasan kisah tentang Arkan. Pemuda dengan tinggi menjulang yang menjadi teman sekela...