Salah Faham

209 11 0
                                    

Assalamualaikum...

Cek Typo ! Yes

Vote ! Yes

Koment ! Yes

Happy Reading
***************

Setelah kejadian semalam Fahri lebih banyak diam dari biasanya, Aleena tetap kuekeh dengan keinginannya.

Apa aku terlalu egois? Ya robb bagaimana ini, jika ini yang terbaik berilah hamba keikhlasan. Dan berilah rasa cinta dihatinya.

Seperti biasa Aleena menyiapkan kebutuhan Fahri sebelum berangkat ke rumah sakit.

Berbeda. Saat Aleena ingin menyiapkan semuanya, Fahri sudah menyiapkan sendiri apa yang akan dibawanya. Hatinya masih kesal dengan permintaan Istirnya untuk menikahi Dinda.

Rasa nasi goreng buatan Istrinya terasa hambar, biasanya Fahri selalu menghabiskan masakan Aleena, namun tidak untuk hari ini jangankan sisa separo, tiga suap saja Fahri menghentikan suapannya

Tanpa babibu. Fahri, mengambil tas dan jas dokternya yang berada di kursi tepat disebelahnya, Aleena mengekor di belakangnya. Saat Ia mengulurkan tangannya Fahri mengabaikan begitu saja. Mobil pajero berwarna putih itu melaju dengan kecepatan rata-rata. Aleena hanya mampu melihat kepergian mobil itu.

Aleena tidak menyangka, bahwa permintaannya menjadi mala petaka baginya. Dengan lembut Ia mengusap perutnya. "nak, apa keputusan Bunda salah, apa Bunda egois. Tapi semua yang Bunda lakukan, demi kebaikan kita bersama"

                                   🎬

Sesampainya Fahri di ruang kerjanya, Ia melempar tas serta kemeja dokternya. Rasa menyesal meliputi hatinya, bukan Ia  menolak uluran tangan Aleena. Hanya saja hatinya terlanjur kecewa dengan permintaan aneh Istrinya.

Tok tok

"masuk" ujar Fahri dari dalam ruangan

"permisi dokter Fahri. Dokter Ali sudah menunggu di ruang UGD"

"Oh iya, sebentar lagi saya akan kesana"

Fahri segera bergegas dari tempatnya menuju ruang UGD, kalau saja asisten Ali tidak mengingatkan mungkin Fahri akan uring-uringan

"kemana aja kamu, Ri. Aku sudah hampir satu jam nunggu kamu untung saja pasien mau menunggu" perotes Ali saat Fahri sampai di depan UGD

"sory, Li. Gue sedang ada masalah"

"lain kali kalau masalah pribadi tidak harus disangkut pautkan sama kerjaan, seorang dokter itu harus profesional, dan konsisten, lo tau kan kita menanggung nyawa orang, Ri. Iya kalau pasiennya tidak terlalu parah, misalkan dalam keadaan darurat dan lo seperti ini bagaimana"

Benar apa yang dikatakan Ali. Fahri mengusap wajahnya dengan gusar.

"gue minta, kesampingin dulu masalah lo, oprasi akan dimulai sekarang juga. Gue gak mau ada kesalahan di oprasi ini karna masalah. Lo"

Fahri mengangguk. Keduanya memasuki ruangan, oprasipun dimulai. Setelah oprasi berjalan dengan lancar meskipun ada sedikit kesalahan karna ketidak fokusan dirinya, Fahri kembali keruangannya. Kejadian beberapa jam yang lalu terputar kembali saat Ali memperotes kerjanya.

"Ri, lo kenapa?" kata Ali yang tiba-tiba berada di ruangan Fahri

"gak apa-apa. Li"

"gue tau. Ri, lo ada masalah tapi setidaknya lo fokus dengan profesi. Lo, sebagai dokter"

"iya. Gue minta maaf"

"lo gak perlu minta maaf. Ri, lain kali gue gak mau kejadian seperti ini terulang lagi"

Bidadari Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang