Auristela Allisya Lesham Shaenette

202 13 0
                                    

               Bismillahirrohmanirrohim

Assalamualaikum...

Gimana kabarnya, semoga kalian baik-baik saja 😍

Jangan lupa cek Typo

Vote! Yes

Koment! Yes

Happy reading dear 😘
***********************

"hey kamu kenapa" ucap Fahri memegangi pundak Aleena

"aku..."Aleena menggantungkan katanya, dan beralih pada Allisya. Fahri mengikuti ekor mata sang istri, Dia mengerti apa yang sedang Aleena rasakan.  Kembali dirinya menggiring tubuh Aleena duduk, di kursi sebelah kasur.

"kamu pasti memikirkan orang tua kandungnya Allisya kan" tebak Fahri tepat pada sasaran

Aleena mengangguk, detik selanjutnya ia berucap."kenapa ya, Mas. Orang tuanya tega membuang anak selucu Allisya"

"Mas, juga gak tau. Yang pasti orang tuanya mempunyai tujuan tertentu, kita husnudzon saja. Dan semoga Orang tuanya Allisya masih ada, kasian Dia.."kata Fahri sembari melihat Allisya. "jika suatu saat Allisya tumbuh sebagai gadis dewasa, akan sulit baginya kalau menikah kelak. Sebab, apabila ayah Allisya masih ada, wali tersebut harus Ayah kandungnya. Kecuali beliau tidak ada, dan bukan anak dari hubungan yang Sah"jelas Fahri

"malang sekali, nasibmu nak".

"Dan sekarang Della dan Suaminya, lagi mencari siapa ibu kandung Allisya"

Aleena mengernyitkan dahinya."cari kemana. Mas, bukannya. Ibu Allisya membuangnya di haltebus, lal...."terpotong

"sst..."

"why?"

Cup!

Fix pipi Aleena bersemu merah, seperti kepiting rebus. Allisya yang melihat tingkah usil Fahri seketika menutup wajahnya

"Mas. Ih, kebiasaan deh"

"tapi kamu senangkan"

"ya... Eng..gak gini juga"

"Tru..... "

"ih Bunda cama Ayah jorok!" kelakar Allisya dengan sedikit memberi celah manik matanya, lebih tepatnya mengintip disela tangan yang menutup wajahnya. Reflex Aleena sedikit mendorong  tubuh Fahri dan mendekat ke arah Allisya.

"Allisya, kok sudah bangun" tanya Aleena menghilangkan kegugupannya

"Allicya, lapal Bunda"

"Allisya. Lapar ya, sama dong. Ayah juga lapar, gimana kalau kita makan keluar" sambung Fahri, yang mendapat tatapan tajam dari Aleena. Bukannya Aleena tidak setuju, tapi ini sudah jam 20:30, jam dimana Aleena malas banget keluar, sejak usia kehamilannya memasuki 6 bulan. Fahri yang mengerti kemalasan istrinya, alih-alih mengurungkan Fahri semakin semangat mengajak Allisya.

"Allisya, mau kan" tanya Fahri memastikan

"mau dong Ayah" ujar Allisya bersemangat

"kalian berdua aja ya. Bunda nunggu dirumah"

"yah. Bunda, halus ikut dong, nanti ciapa yang mau nyuapin Allicya macak Ayah" kata Allisya dengan nada kecewa

"kan sama aja. Allisya, sayang, sekali ini aja. Bunda gak ikut, besok Bunda temenin Allisya main kemana aja" ucap Aleena membujuk Allisya, namun tak ada respon dari, Allisya. Yang ada hanya mendapat pangkuan kedua tangannya dibawah dada.

"Allisya, anak shaliah yang cantik. Lihat Bunda. Bunda janji, besok Bunda temenin Allisya kemana aja" bujuk Aleena sekali lagi, dan lagi-lagi tak mendapat respon dari Allisya

Bidadari Surgaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang