10

184 29 6
                                    

Vomment juseyoo

Typo maafkeun yahh












Jihoon melangkahkan kakinya memasuki rumah sakit. Ia menuju ruangan Minhyun setelah bertanya kepada perawat.

Tok tok tok

Jihoon mengetuk ruangan itu terlebih dahulu. Setelah mendengar Minhyun mengizinkannya masuk, ia segera membuka pintu itu.

"oppa.. Apa aku mengganggu?" tanya Jihoon

"eoh? Kau rupanya. Tidak, sama sekali tidak. Duduklah" Minhyun mempersilahkan Jihoon untuk duduk terlebih dahulu

"bagaimana kabarmu?" tanya Minhyun seraya tersenyum

"aku baik.." jawab Jihoon membalas senyum Minhyun

"apa kepalamu masih sering terasa sakit?" tanya Minhyun hati hati

"eeumm.. Kadang kadang. Biasanya itu tiba tiba menyerang, dan juga saat aku bangun di pagi hari atau tidur siang." jelas Jihoon

Minhyun menghela napas sejenak. Senyumnya mulai luntur. Ia membolak balikkan kertas yang ia pegang. Hasil pemeriksaan Jihoon.

"ada apa? Itu hasil pemeriksaan ku kan? Bagaimana hasilnya??" tanya Jihoon penasaran

Minhyun menghela napasnya lagi. "kau.. Aku tidak percaya ini.." Minhyun mengusap wajahnya frustasi.

"ada apa??" Jihoon mulai khawatir sekarang.

"kau menderita penyakit...." Minhyun menjeda perkataannya. Ia menunduk kemudian mendongak mencegah air matanya mengalir. Ia tidak tega mengatakan hal ini kepada orang yang ia sayangi. Lebih tepatnya sukai.

Jihoon masih menunggu Minhyun. Ia sedari tadi meremas roknya dengan tangan yang berkeringat.

















"kau menderita penyakit... tumor otak, stadium 2.."

Perkataan Minhyun bagai petir di siang hari bagi Jihoon. Air matanya berlomba lomba untuk keluar dari onyx cokelatnya. Dadanya terasa sesak. Tidak mungkin kan? Tapi bagaimana bisa?

Jihoon terus menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"t-tidak mungkin.. K-kau pasti salah.. Itu mungkin b-bukan hasil pemeriksaanku.."

"tidak Jihoon... Aku bahkan sudah memeriksanya sebanyak puluhan kali.. Dan ternyata benar.."

Jihoon terus menggeleng. Ia tidak bisa memikirkan apapun sekarang. Napasnya sesak. Pandangannya mulai mengabur. Kepalanya terasa berat. Dan gelap.

Minhyun segera bangkit dari kursinya kemudian menahan Jihoon lalu segera menggendongnya.

"Jihoon! Jihoon, bangun! Perawat!!!" Minhyun segera memanggil perawat. Ia keluar dari ruangannya dengan Jihoon di gendongannya. Perawat dengan segera membawa brankar setelah mendengar teriakan Minhyun.

"Jihoon bertahan lah.. Ku mohon.." lirih Minhyun sambil meletakkan Jihoon diatas brankar dan beberapa perawat segera membawanya.

Jihoon sempat melepas tasnya saat berada di ruangannya. Ia segera masuk kembali ke ruangannya lalu membuka tas Jihoon. Diraihnya ponsel Jihoon lalu mengantonginya dan segera berlari ke ICU.


-//-


Guanlin memasuki apartement Jihoon dan disambut bibi Yoon dengan  Naeun di gendongannya. Guanlin memekik kegirangan saat melihat Naeun.

"Piyiiiikkk!!!!" pekik Guanlin dan meminta pada bibi Yoon agar mengizinkan ia untuk menggendongnya.

"piyiikkk! Kangen tauuuu! Apa kabar kamu hmm? Baik kaan??" Guanlin mengecupi pipi Naeun beberapa kali sambil berjalan menuju Sofa, diikuti oleh bibi Yoon

UNTITLED | PANWINK GUANHOON (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang