5

227 34 3
                                    

Vomment juseyooo













Jihoon terbangun dari tidurnya. Yang ia rasakan adalah sakit yang sangat terasa dikepala bagian belakangnya dan juga dibagian puncak kepalanya. Mata Jihoon jelas berkunang kunang dan kabur.

Jihoon mencoba meraba samping kiri dan kanannya, mencari ponsel. Setelah menemukan ponselnya, ia segera membukanya. Banyak pesan yang masuk ia membalas satu persatu pesan itu.

Rata rata pertanyaannya adalah, kenapa dia tidak ada disekolah. Dan juga pesan dari Somi bahwa ia sudah memberitahu kesekolah Jihoon bahwa ia sedang sakit saat ini.

Jihoon meletakkan kembali ponselnya kemudian mengambil segelas air, berharap rasa sakitnya akan berkurang. Untung rasa sakitnya sudah lumayan reda tapi tetap saja rasa sakitnya masih ada.

Cklek

Terlihat bibi Yoon membuka pintu kamarnya dengan membawa nampan berisikan makanan. Bibi Yoon melihat Jihoon sudah bangun pun tersenyum.

"eoh? Kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu? Sudah baikan??" tanya Bibi Yoon sambil meletakkan nampannya.

"sudah agak lebih baik.. Sedikit pusing saja" jawab Jihoon

"kalau begitu kita ke dokter saja bagaimana? Kita harus mengecek kondisimu juga.. Iyakaan?"

"baiklah,,aku akan ke rumah sakit besok? Atau lusa?" jawab Jihoon ragu

"tidak ada besok atau lusa! Habiskan makanan mu lalu bersiap. Kita akan kerumah sakit. Aku yang akan menyetir. Oke?"

"aku yang akan menye-"

"tidak ada penolakan! Sekarang habiskan makananmu lalu bersiap yah?" ujar bibi Yoon sambil mengelus lembut surai Jihoon.

Jihoon mulai memakan makanan yang dibuatkan untuknya. Biasanya ia akan makan dengan lahap. Karena menurutnya, masakan bibi Yoon itu saaaangat enak. Tapi sekarang ia hanya memakan beberapa sendok saja.

Bibi Yoon, Jihoon, dan Somi bisa dibilang sangat dekat. Saat pertama kali ia bekerja di apartemen Jihoon, saat itu Jihoon berusia 14 tahun -menuju 15-. Awalnya ia terkejut. Tapi setelah bekerja beberapa hari disana, ia menemukan Jihoon yang sedang duduk diam didalam kamarnya.

Ia memutuskan untuk masuk kemudian berusaha mengajaknya untuk berbicara. Tidak disangka, Jihoon mengeluarkan segala keluh kesahnya. Sehingga, bibi Yoon mengetahui semua tentang Jihoon, dan keluarganya. Sejak saat itu, Jihoon mulai terbuka pada bibi Yoon. Dan ia sudah menganggap bibi Yoon sebagai ibunya sendiri.



Setelah selesai bersiap, Jihoon melangkah menuju lantai bawah, kemudian berangkat menuju rumah sakit bersama bibi Yoon.

Perjalanan yang mereka tempuh tidak terlalu lama karena jarak rumah sakit memang tidak terlalu jauh. Bibi Yoon memarkirkan mobil lalu memasuki rumah sakit itu bersama Jihoon.

"pasien atas nama, Park Jihoon?" panggil seorang perawat membuat Jihoon dan bibi Yoon berdiri dari duduknya. Bibi Yoon yang pada awalnya ingin menemani Jihoon masuk ke dalam, mengurungkan niatnya karena Jihoon menyuruhnya untuk menunggu disini saja. Ia akan masuk sendiri.

Jihoon menghela napas didepan pintu ruangan dokter yang akan memeriksanya. Ini kali pertamanya ia kerumah sakit. Memantapkan hatinya lalu memutar kenopnya. Melangkah perlahan memasuki ruangan itu.

"silahkan duduk" perintah seseorang yang ia yakini adalah seorang dokter. Jihoon mendudukkan dirinya dan melihat papan nama yang ada diatas meja dihadapannya 'Hwang Minhyun'. Dokter itu mendongak untuk melihat wajah pasiennya. Untuk beberapa saat, ia sempat terpesona dengan wajah Jihoon. Saat tersadar dari lamunannya, ia berdehem sejenak lalu angkat bicara.

UNTITLED | PANWINK GUANHOON (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang