Hai.. Masihkah ada yg baca cerita ini?? Maaf karena aku upnya lama... Blum lagi pas dirumah kerjaannya belajar mulu. (soalnya dah kelas 9 aing). Kalau masih ada yang baca makasih yaahh. Sayang klean💞jaga kesehatan yahh stay safe #DiRumahAja💞
Luhan memasuki kamar Guanlin yang terdapat Jihoon didalamnya. Ia menatap lamat wajah damai Jihoon yang tertidur. Mengapa Tuhan tega menyakiti anak sebaik Jihoon? Mengapa harus Jihoon? Air mata Luhan kembali mengalir membuat Jihoon yang berada di bawahnya terkena tetesan air matanya tergerak.
Perlahan Jihoon membuka matanya dan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retina matanya. Menatap sekeliling. Kamar Guanlin, itu yang dapat ia pastikan apalagi saat melihat Luhan yang sedang menangis.
Tunggu, menangis?
Jihoon dengan cepat mendudukkan dirinya lalu memegang tangan Luhan.
"loh? Bunda? Bunda kenapa kok.. Nangis? Guanlin mana??" tanya Jihoon khawatir
Luhan tersenyum menatap Jihoon dan menghapus air matanya.
"nggak, nggakpapa. Bunda cuma, terharu aja Guanlin bisa ketemu sama kamu. Oh dan Guanlin ada, lagi mandi kayaknya." jawab Luhan asal membuat Jihoon sedikit bingung.
"maksud,, Bunda?"
"udah. Kamu kan baru pulang dari sekolah, makan dlu ayok? Sambil nunggu Guanlin kebawah" ujar Luhan sambil menarik pelan tangan Jihoon untuk turun bersamanya ke meja makan.
Saat di meja makan, hanya keheningan yang mengisi. Baik Luhan maupun Jihoon sama-sama terdiam. Luhan ingin bertanya kepada Jihoon akan tetapi tidak tahu harus bertanya mulai dari mana. Jihoon sendiri bingung harus memulai pembicaraan dengan topik apa. Ia berharap semoga Guanlin segera datang dan mencairkan suasana canggung ini.
"Ji, bunda boleh tanya sesuatu?" tanya Luhan tiba-tiba untuk memulai pembicaraan agaknya membuat Jihoon terkejut karena Luhan membuka suara saat dirinya sedang melamun memikirkan topik.
"iya Bun, tanya aja. Kenapa pakai minta izin segala?" jawab Jihoon sambil memperlihatkan senyumnya membuat Luhan juga ikut tersenyum.
"ituu, tadi Bunda-"
"BUNDAA!! JIII!!" panggil Guanlin membuat perkataan Luhan terpotong dan segera berbalik ke sumber suara dimana anaknya sedang menyangir sambil berjalan kearah meja makan. Jihoon menggelengkan kepalanya.
"santai aja napasih? Tanpa teriak pun pasti kedengaran kok!" tegur Jihoon sambil memukul lengan Guanlin, mengabaikan sang pacar yang meringis kesakitan. Ga main main sakitnya bro!
"ya maaff"
"oh iya. Bunda tadi mau bilang apa? Gara gara kamu sih jadi kepotong tadi Bunda mau ngomong!" kesal Jihoon
"gapapa, gausah. Bukan apa apa kok. Bunda tadi Cuma mau nyairin suasana aja" alibi Luhan.
Jihoon hanya membalas perkataan Luhan dengan senyumannya. Mereka menyantap makan siang dengan tenang. Oh, kecualin Luhan sepertinya.
.
.
.
.
.
.
.Luhan melihat Jihoon yang berjalan keluar dari dapur setelah mencuci bekas makan mereka bertiga tadi. Luhan mengisyaratkan Jihoon untuk duduk di sebelahnya.
"Guanlin mana Bun??" tanya Jihoon sembari mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah.
"tadi Bunda suruh keluar buat beliin sesuatu di minimarket. Awalnya sih ga mau, katanya sekalian aja nanti pas mau nganterin kamu pulang. Tapi Bunda paksa." jelas Luhan
Jihoon terkekeh, "kenapa Bun? Bener Guanlinnya. Kan bisa nanti pas mau nganterin Jihoon pulang aja. Biar ga keluar 2 kali."
"gini.. Soalnya, Bunda mau ngomong sama kamu. Berdua." serius Luhan.
Jihoon mengerjapkan matanya bingung. Ada hal apa Luhan tiba tiba ingin berbicara serius dengannya?
"yaudah, kalo gitu emangnya Bunda mau ngomongin apa??" tanya Jihoon penasaran
"kamu- ga ada yang ingin kamu bilang atau kasih tau ke Bunda atau Guanlin?" tanya Luhan hati hati
Jihoon tersentak. Kenapa Luhan bertanya seperti itu?
"eng-engga kok Bun, ngga ada apa apa. Memang nya ada apa?" tanya Jihoon gelisah
Luhan meremat hasil pemeriksaan Jihoon yang sedari tadi berada di balik punggung nya. Matanya mulai memanas seiring pergerakannya memperlihatkan apa yang ia pegang.
Jihoon melebarkan matanya menatap hasil pemeriksaan dan Luhan bergantian.
"Bu-Bunda dapatin itu.."
"masih ga ada yang mau kamu jelasin??" tanya Luhan dengan air mata yang sudah lolos dari pelupuk matanya.
"ini hasilnya ga bener kan?" tanya Luhan lirih
Jihoon memejamkan matanya tak sanggup menatap Luhan. Ia meremat rok sekolahnya
"Jihoon..." Luhan mengusap lembut dari kepala hingga pipi berisi Jihoon, menatap wajah gadis di hadapannya.
Sampai akhirnya Jihoon yang menangis untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Dan Luhan yang langsung memeluk Jihoon. Ia menumpahkan segalanya. Semua yang ia tahan selama ini. Terlalu banyak masalah yang harus ia hadapi dan sekarang di tambah lagi dengan penyakit yang kini bersarang di tubuhnya.
Sungguh.
Hati Luhan sangat sakit melihat Jihoon seperti ini. Walau baru mengenal Jihoon, ia benar benar menyayangi Jihoon dengan tulus meskipun pertemuan mereka dikatakan cukup singkat.
"B-bun-bunda.. Jangan-hiks, memberitahukan hal ini ke-kepada Guan-hiks, Guanlin.. Bunda,, Jihoon mohon sama Bunda untuk tidak mengatakannya kepada Guanlin~" Jihoon memeluk Luhan semakin erat saat Luhan ingin melepaskan pelukannya.
"tapi kenapa?? Dia seharusnya juga tau tentang kondisi kamu.. Dia berhak tau tentang kondisi kamu Jihoon.." Jihoon menggeleng
"Jihoon cuma ga mau Guanlin khawatir..,hiks- Jihoon ga mau Guanlin jadi banyak pikiran, bunn~"
"jadi Jihoon mohon sama Bundaa.. Jangan bilang apa apa ke Guanlinnn~ Jihoon mohon sama Bundaa~~" Jihoon berlutut turun dari sofa dan memegang kedua tangan Luhan memohon.
Sebenarnya, Luhan ingin menolak. Tapi ia juga tahu bahwa ini adalah hak Jihoon. Pilihannya hanya, tetap diam dan menunggu hingga Jihoon sendiri yang mengatakannya pada Guanlin atau Guanlin mengetahui dengan sendirinya.
Luhan menatap Jihoon yang masih sesegukan. Ia tahu bahwa bukan haknya untuk memberitahu pada Guanlin, tapi...
"hm,, Bunda gak akan kasi tau Guanlin. Dengan syarat.. Kamu harus bilang sama Guanlin, cepat atau lambat. Hm??"
Jihoon mengangguk cepat. Yang terpenting untuk sekarang, Luhan tidak mengatakan apapun pada Guanlin.
Tbc. . .
Segitu dulu yahh.. Makin gaje gak? Maaf yah karena updatenya kelamaan :(
Masih ada yang baca gak? Arasseo :")
Buat yg masih, makasiiihh banyak karena masih stay di work" aku :")Aku bakal usahain buat update lagi secepatnya.
Oh iya, Stay safe yaah semuanya.. Jangan keluar rumah dlu klo urusannya ga penting :)
Klo keluar jangan lupa pakai masker, pas pulang bajunya langsung cuci langsung mandi jugaa..Once again, makasiihh yang masih setia nungguin ff gaje aku update :"")
Luv u 💞💞
13/04/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTITLED | PANWINK GUANHOON (hiatus)
Fanfic"aku harap kamu ga nyesel sama keputusan kamu.." -pjh ㅡㅡㅡ "maafin aku Ji... Maaf..." -lgl Genre : komedy, romance, sad (gado2 lah intinya) (GS) Panwink | Guanhoon Start : 06/05/2019 Finish : -