THE PRINCE

1.5K 239 43
                                    

A story by :
APHRODITETHEMIS
.
DON'T PLAGIAT
.
MAYBE INI BUKAN CHARA EUNHAE/HAEHYUK FAVORITE KALIAN, TAPI INILAH VERSI GW 😘
.
.
.

Distrik K juga sedang kacau balau!

Sirene polisi dan kerumunan orang yang penasaran memenuhi bahu jalan tanpa peduli jika gerimis mungkin akan segera berubah menjadi hujan lebat. Tak sampai 30 menit yang lalu baru terjadi perampokan di Tiffany. Semua berlian dan permata bernilai tinggi yang sedang dipamerkan toko perhiasaan ternama dunia itu hilang tak berbekas. Meninggalkan setangkai mawar merah yang menjadi ciri khas sang pangeran, sebutan yang diberikan netizen pada genk perampok misterius yang selalu berhasil kabur dari pengejaran polisi.

"Tangkap mereka!"

Bentakan kasar Kapten polisi Kang itu refleks mendorong Choi Minho menjauhkan ponselnya dari telinga. Sambil melangkah cepat diantara puing kaca yang memenuhi lantai toko mewah yang sekarang terlihat sangat berantakan itu, dia terus mendengar semua perintah tajam Kapten Kang yang sepertinya sedang menahan emosi. "Akan kami lakukan, Kapt! Menurut kesaksian beberapa penjaga keamanan gedung, kelompol itu kabur menuju ke distrik C!" Lapornya cepat seraya memberi isyarat pada anak buahnya yang sedang membentangkan police line sementara dia naik ke mobil dinas.

"Aku akan menghubungi Kapten Choi untuk membantu kita!"

"Baik, Kapt. Laksanakan!" Minho menghela nafas frustasi saat mematikan ponselnya dan berusaha mengambil keputusan meski otaknya buntu. "Selatan!" seru pria itu dengan nada lelah pada partnernya yang hanya mengangguk dan langsung melajukan mobil mereka seraya mengikuti titik-titik kecil yang muncul dilayar tab yang terpasang di dashboard mobil

"Anak buah kita berhasil melacak mereka! Sepertinya hanya 2 motor kali ini!" Lapor Krsytal, wanita muda yang sedang memegang kemudi itu sambil melirik sekilas detektif Choi yang dilihatnya sudah mengeluarkan pistol yang terisi penuh.

.

.

Sang prince yang tahu mereka sudah dikejar dengan santai memacu motor sport yang selalu digunakannya dalam setiap aksi. Semua polisi dan detektif bodoh itu tidak akan mungkin bisa menangkap mereka. Terlebih disaat focus para aparat yang selalu bersikap sombong dan sok berkuasa itu sedang terbagi untuk mengejarnya dan memburu rival utama mereka, si menyebalkan Jewel yang menurut informasi juga sedang berulah.

"Bersiaplah untuk menembak!" serunya dengan senyum lebar pada pria jangkung yang duduk dibelakangnya dan sudah mengangkat tinggi senapannya dengan seringai dingin disudut bibirnya. "Beres! Jangan lupa hidupkan auto mode!" Sang Prince, Lee Donghae hanya mengangguk samar sebelum mulai tertawa senang. Adrenalin seperti melesat dan sontak membakar aliran darahnya saat mendengar tembakan pertama yang sudah dimulai partner terbaiknya.

"Ada pemeriksaan jalan! Distrik A sampai C sudah ditutup!"

"Team B sudah bersiap 2 km dari posisi kalian saat ini!"

"Max, arah jam 7!"

"Yes, kalian memang gila!"

"Apa yang akan kita lakukan dengan semua perhiasaan itu?"

"Liburan lagi? Pasti menyenangkan!"

Selama beberapa menit kedepan, disaat keduanya sibuk menembaki mobil polisi yang terus mengejar tanpa lelah, semua laporan dari anggota genk yang sedang bertugas di markas utama memenuhi pendengaran mereka melalui earpierce yang terpasang ditelinga keduanya. Membuat pelarian ini terasa lebih menantang layaknya permainan games yang mereka sukai. Dengan menggunakan sistem auto mode, motor sport mereka terus melaju kencang ditengah jalan raya karena dikendalikan dari pusat control di markas.

"Hae! 200 meter!" Teriakan kasar Max yang menggelegar itu sedikit mengejutkan Donghae yang masih sibuk menembak ke roda beberapa mobil polisi yang terus mengejar, terlebih saat dia menyadari apa yang akan terjadi. "Shit!" makinya kasar dengan sorot mata yang sudah memicing tajam.

"Siapa mereka? Ya Tuhan, hampir saja!" Suara terkejut Lee Taemin yang menangani sistem computer di markas dan pasti melihat semua yang sedang terjadi diabaikan sepenuhnya oleh kedua pria muda yang masih terkejut itu. "Kalian tidak punya banyak waktu! 5 menit dan setelah itu polisi akan mengepung setiap sudut tempat itu!" Peringatan tajam ahli computer team mereka itu pun diacuhkan Donghae yang sedang merasa ingin membunuh seseorang.

Dengan rahang mengetat, pria bermata teduh itu bergegas mengarahkan motor sport-nya secepat mungkin ke sisi kiri jalan, mematikan auto mode untuk menghindari tabrakan keras yang hampir saja terjadi dan mungkin akan membuatnya dan Max mati seketika. "Siapa mereka? Sudah gila?" geramnya dengan emosi tertahan saat menghentikan motornya dan langsung melompat turun sebelum menerjang kearah pengemudi motor sport hitam yang sepertinya juga sedang terkejut itu.

"Tunggu, Hae!" cegah Max yang punya firasat aksi mereka kali ini akan berakhir buruk, sangat buruk jika mengingat waktu yang mereka miliki untuk kabur hanya 5 menit. "Polisi sudah mendekat!" teriaknya lantang seraya menahan bahu Donghae yang malah menepis tangannya.

Mengabaikan peringatan Max itu, Donghae terus berjalan kearah motor sport yang bahkan belum dimatikan itu. "Hey! Jika ingin mati, tak perlu mengajak kami!" teriaknya kasar tanpa peduli pada hujan lebat yang mulai turun dan membasahinya. "Dasar bodoh!" rutuknya lagi, dingin seraya mengabaikan sirene polisi yang terus meraung-raung dan mungkin tak lama lagi akan mendekati tempatnya sekarang berdiri ditengah jalan raya.

Bukannya minta maaf atau menyingkir dari tengah jalan yang membuat mereka mulai menjadi pusat perhatian, pengemudi motor sport itu dan penumpangnya malah berjalan angkuh menghampiri Donghae dan Max Shim, partner-nya yang juga sudah terlihat sangat kesal. "Kau yang sudah mengganggu jalan kami, BODOH! Tidak tahu cara membawa motor? Menyedihkan!" Tudingan tajam bernada sinis dari si rambut ikal yang menggenakan topeng biru metallic itu seperti memancing ledakan emosi sang prince yang langsung melayangkan tinjunya.

"Sabar! Ini bukan waktunya! Kita bisa tertangkap!"

"Jika kau berani melukai temanku sedikit saja, akan kubunuh kau, Pangeran ikan!"

Si topeng hitam yang tadinya hanya berdiri diam, sekarang malah berani mengancamnya sedangkan si ikal yang sombong itu sudah tertawa mengejek. "Kalian...Ya Tuhan!" Dengan sekuat tenaga Donghae mengendalikan amarahnya dengan memejamkan matanya sedetik sebelum menarik nafas panjang, frustasi. Max benar, ini bukan saatnya meladeni dua makhluk tidak tahu diri yang sepertinya sedang menyeringai dibalik topeng jelek itu.

Melihat Donghae yang sudah sedikit tenang, Max yang sedang menahan tangan sahabatnya itu segera menarik menjauh. "Ayo pergi dari tempat ini!" desisnya tajam dan baru saja Donghae berbalik saat beberapa mobil polisi yang sejak tadi memang memburu mereka sudah berhenti tak jauh dari tempat mereka berdiri sekarang.

"Dasar sial! Semua ini karena kebodohan kalian!" raung Max langsung pada kedua pria dihadapan mereka yang sudah bisa dipastikan berasal dari genk Jewel. "Yesung! Cari jalan keluar untuk kami!" desis pria bertubuh jangkung itu tajam saat earpierce ditelinganya kembali bergetar samar.

Untuk sesaat Donghae yang diam dan sedikit mengangkat tangannya, berpura-pura mereka akan menyerah saat beberapa polisi yang sudah keluar dari mobil mereke menodongkan senjata pada mereka. "Semua titik sudah dikepung. Detektif Choi sepertinya sangat serius kali ini. Jika ingin kabur, tinggalkan motor kalian dan lari secepat mungkin kearah barat saat kuberi aba-aba!" Saat mendengar suara datar Yesung itu, Donghae langsung memberi isyarat kecil pada Max yang samar mengangkat bahunya sedikit, tanda jika dia mengerti.

"Angkat tangan kalian dan menyerahlah!"

.
.
.
Note Author : Last update 😘😘 see you all...Enjoy your holiday *Flying kiss from Jo to Maria and Dani*

Semoga makin banyak yang suka ya. Hanya 3 chapter yang gw pecah menjadi beberapa chapter singkat 😉😉

DANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang