DANGER

'CAUSE YOUR FOOLISH

A story by :
APHRODITETHEMIS
.
DON'T PLAGIAT
.
MAYBE INI BUKAN CHARA EUNHAE/HAEHYUK FAVORITE KALIAN, TAPI INILAH VERSI GW 😘
.
.
.

"Semua karena kebodohanmu! Jika aku tertangkap, kubunuh kau, pangeran brengsek!"

Mereka tidak berhasil mencapai tempat dimana anak buah The Prince sedang menunggu pemimpinnya yang bodoh ini. Bahkan saat mencoba untuk berlari ke gedung YongSan yang ada diarah sebaliknya, mereka gagal. Lagi-lagi karena si bodoh yang lengannya baru saja terserempet peluru itu dengan ceroboh membalas tembakan Detektif Choi.

Dan, sekarang mereka malah berakhir dengan bersembunyi di gedung perkantoran kosong yang letaknya hampir 3 blok dari pusat kota dan dari YongSan.

Sambil menahan sakit dilengan kirinya yang sudah dibalut seadanya, Donghae yang sedang mengintip dari balik jendela di lantai 20 itu melirik sekilas leader Jewel yang ternyata punya kulit seputih pualam dengan wajah manis yang sangat menarik. Tadi dia memang sedikit terkejut saat topeng hitam itu dibuka oleh pemiliknya. Selama ini Donghae dan semua temannya selalu menebak-nebak seperti apa sebenarnya wajah leader perampok yang menjadi rival terberat mereka ini.

"Coba saja jika bisa!" tantangnya tak acuh dengan tatapan meremehkan,"Hmpfh, tentu saja kalau kau berani!" tambah Donghae dengan seringai lebar saat mendapati sosok ramping yang punya bibir merah menggoda itu menghentakkan kakinya dengan gaya kekanakkan.

Terjebak dalam gedung kosong dengan pangeran bodoh yang selalu menjadi seterunya ini tidak pernah menjadi bagian dari rencana Eunhyuk. Dan, sekarang dia harus menemukan fakta jika si bodoh itu ternyata memang setampan pangeran. Eunhyuk yang benar-benar kesal mulai mengutuk semua ketidak-adilan yang membuatnya merasa ini akan jadi malam terburuk dalam hidupnya.

"Sedang menantangku rupanya." Desis Eunhyuk dengan bibir yang hampir terkatup rapat.

Emosi yang ditahannya sejak beberapa jam yang lalu mendorong putra tuan besar Lee ini dengan kasar menendang kaki si bodoh. Enak saja setelah meremehkannya, pangeran jelek itu dengan santai kembali mengintip ke jalanan yang sudah dipenuhi mobil polisi, bertingkah seolah Eunhyuk tidak terlihat.

"Awhhh! Berani sekali kau menendangku? Apa kau tahu berapa harga asuransi kakiku?"

Donghae yang terkejut meraung kesakitan sebelum melompat menjauh untuk menghindari tendangan lain yang hampir saja mengenai barang kebanggaannya. "Selain bodoh, lambat, ternyata kau juga tidak punya sopan santun! Barbar!" Tanpa ragu dia memaki kasar si manis yang sedikit pun tidak cocok menjadi leader dari genk perampok selevel Jewel yang terkenal kejam itu.

Baru kali ini ada seseorang yang berani menghina Lee Eunhyuk sekasar itu. Tidak bisa dimaafkan dan harus segera diberi pelajaran. Kemarahan yang menyelimuti hatinya seperti iblis yang mendorong Eunhyuk untuk melayangkan tinjunya pada wajah tampan si pangeran busuk yang sayangnya lagi-lagi berhasil menghindar.

"Dasar pangeran ikan tak berguna. Jika bisa, akan kupotong kaki jelekmu itu!"

"Ya Tuhan, seharusnya kau pakai mulutmu itu untuk sesuatu yang lebih berguna!"

"Sesuatu yang berguna? Kau mau aku menciummu? Boleh saja!"

Dalam sedetik mata Eunhyuk sudah membulat sempurna. Dia bahkan tidak tahu kenapa kalimat bodoh itu bisa keluar selancar itu dari mulutnya. Namun, semua yang terjadi kemudian terasa seperti slow motion. Pangeran kurang ajar yang tiba-tiba menyeringai licik itu dalam sedetik sudah mendorong Eunhyuk kasar ke dinding dibelakangnya dan langsung melumat kuat bibirnya yang baru saja terbuka untuk kembali memaki.

Lembut dan dingin. Terasa begitu tepat, seperti sesuatu yang memang harus terjadi!

Darah Eunhyuk berdesir aneh dan langsung memanas saat bibir mereka bertemu. Saat ini, ditengah kejaran para polisi yang ingin menangkapnya, seorang pria yang bahkan tidak dikenalnya sedang menciumnya dan dia hanya diam. Tubuh Eunhyuk yang masih basah karena air hujan seperti membeku. Dia tidak mampu bergerak meski bisa dirasanya lumatan ringan yang mengejutkan itu perlahan berubah menjadi pangutan menggoda, jenis ciuman yang seperti membujuknya untuk membuka lebar mulutnya yang masih terkatup rapat.