[01]

7.1K 416 32
                                    

Happy reading^^

- - -

"Apa yang sedang lo pikirkan?"

Lisa mengerjap pelan, tersadar dari lamunanya. Rose sudah berdiri dihadapanya dengan tangan yang ditopang di meja Lisa untuk menahan tubuh ramping gadis itu.

"Enggak ada," Jawab Lisa kemudian menelungkupkan wajahnya pada kedua tanganya diatas meja.

BRAKKK

Lisa terlonjak kaget ketika Rose dengan sengaja memukul meja dengan keras. "Sialnya gue enggak percaya." Rose menunjuk tepat wajah Lisa. "Lo bohong." Lanjut Rose mendapat decakan kesal dari Lisa.

"Ish iya-iya. Memang gue bohong. Tapi nanti baru gue ceritain." Balas Lisa akhirnya menyerah karna tingkat kekepoan Rose yang sudah kelewat batas. Terutama karna memang Lisa yang tidak bisa berbohong kepada siapapun.

- - -

"Apakah begitu? Berarti memang benar."

"Apanya?" Lisa menaikan sebelah alisnya.

"Dia.. PENGUNTIT!" Rose berteriak dengan histeris sambil membulatkan matanya. Lisa berdecak malas sambil menjitak kepala Rose. "Aww ish." Rose mengusap kepalanya sambil menatap Lisa tajam.

"Mana ada penguntit yang mau menunjukan wajahnya? Senyumin gue lagi."

"Ah? Begitu yah. Berarti gue salah." Rose beranjak dari duduknya dan menarik lengan Lisa pelan. "Ayo."

"Kemana?"

"Ngantin."

"Bolos?"

"Bukan bolos emang gurunya enggak ada."

"Yaudah ayo."

- - -

"Pesen apa?"

"Sama-in." Sahut Lisa malas sambil memainkan ponselnya.

"Roti panggang?" Rose kembali bertanya. Lisa berdehem sebagai jawaban.

Rose pun mengangguk kemudian beranjak meninggalkan Lisa.

Selang beberapa detik ketika Rose sudah pergi, Lisa merasa bangku kantin disebelahnya seperti digeser oleh seseorang.

Lisa pun akhirnya menoleh karna penasaran.

Deg

Jantung Lisa berdetak kencang ketika mendapati Lelaki berwajah tampan itu sudah duduk tepat disebelahnya. Lelaki itu terlihat sibuk dengan ponselnya. Hoodie hitam kebesaranya kini diganti dengan hoodie putih tulang yang terlihat pas pada tubuh tegapnya.

Lisa pun segera mengalihkan wajahnya kemudian dengan sengaja memainkan ponselnya untuk menutupi kegugupanya ini.

Sial! Kenapa dia disini?

Detik demi detik telah berlalu Rose tak kunjung datang dengan pesananya itu. Merasa tak ada pergerakan disampingnya, Lisa pun kembali menoleh kesebelahnya dan..

Lelaki tampan itu sedang menatapnya. Yah menatapnya.

Wajah lelaki itu bersandar pada kedua lengan kokohnya yang dilipat diatas meja. Lelaki itu melihat Lisa dengan posisi kepala dimiringkan.

Sungguh wajahnya sangat tampan.

Tapi,

Lisa sangat ingin melempar benda kotak kesayanganya itu kewajah lelaki disebelahnya. Yah, wajah yang selalu membuat Lisa gugup dan deg-degan.

Lisa pun segera berbalik dengan wajah memerah, pura-pura melihat kearah lain ketika lelaki itu terbangun dan..

Tertawa...

Kemudian beranjak meninggalkanya dengan tawa-tawa kecil yang tersisa. Lisa membeku. Tawa-tawaan itu seolah bagai lagu merdu yang terus berputar menembus masuk indra pendengaranya.

Dari kejauhan Rose menatap Lisa bingung. Pandangan Lisa terlihat kosong, tapi kedua pipi chubbynya terlihat memerah. Dan, apakah Rose buta dadakan? Ketika matanya menangkap sebuah senyum kecil dibalik bibir pink sahabatnya itu.

- - -

Btw, lelaki tampan itu siapa sih? Penasaran?

Nextttt....

Jangan lupa Vommentnyaaa

About Us [Taelice] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang