Perjalanan Panjang

1.8K 117 1
                                    

"Nja,hati-hati ya!!!" Ucap Fiza sambil memelukku.

"Iya,jangan kangen sama aku ya" Kata ku sambil terkekeh sendiri.

"Ih,kamu mah,siapa juga yang kangen sama kamu" Balasnya sambil melepas pelukan kami.

"Hehehehe,Sarah,sini peluk ana.."Kata ku sambil memanggil sarah mendekat.

Tanpa kata-kata,Sarah meraih bahu ku,dan menangis tersedu-sedu.

Aku tak menanyakannya,karna,aku tau alasan mengapa ia menangis.

"Sarah,Laa tahzan (Jangan bersedih) ya... nanti ana sampein Baklava nya sama Ibu anti" Kata ku menenangkan.

Baklava,adalah makanan khas Mesir,yang diisi dengan kacang,dan di sajikan dengan tambahan sirup atau madu,sesuai dengan pilihan.

Sarah sengaja membelikan ole-ole tersebut buat keluarganya,sebagai permohonan maaf tidak bisa kumpul pada Hari lebaran tahun ini.

1 Jam lagi,aku dan teman-teman yang akan pulang ke indonesia akan berangkat.

Aku di antar oleh Sarah dan Fiza,mereka teman terdekat ku disini.

Apalagi,jarak antara bandara internasional dan asrama tidak begitu jauh,jadi,mudah saja bagi mereka mengantarkan teman-temannya yang akan pulang.

Sangat sedih bukan???

Kalau aku di posisis mereka,aku tidak akan mau mengantar sampai bandara,karna, akan membuat ku sulit untuk tidak menangis.

Hafidz juga sedang pamit sama teman-temannya.

Dari kejauhan,ia sudah melambaikan tangan,tanda agar kami bergegas.

Aku langsung saja pamit kepada Sarah dan Fiza,dan berjalan membawa koper dan ransel yang ku sandang.

"Senja,boleh minta nomer Handphone nya nggak???" Tanya salah satu temannya Hafidz.

Aku hanya tersenyum menanggapinya.Dan pastinya,tidak akan memberikan nomer ku begitu saja.

"Ih,sukurin kamu van!!! Mana mungkin Senja ngasih nomernya ke kamu" Ucap temannya sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Yang dipanggil Van tadi,entah ifan,atau evan,aku tidak tahu namanya,hanya terdiam malu karna di ejek oleh temannya sendiri.

Hafidz yang melihatnya,hanya tertawa dan pamit untuk check-in.

Setelahnya,ia menarik koper ku,padahal tangan kanannya sudah membawa koper miliknya.

Aku yang melihat perlakuan itu,hanya tersenyum sendiri sambil berjalan di belakangnya.

Menyadari,bahwa Hafidz bukan anak kecil lagi yang akan menggerutu bila aku menyuruhnya membawakan milikku.

FLASHBACK ON

"Apis!!!Bawain Tas Ade dong!!!" Pekik ku dari depan rumah ketika melihatnya menaiki sepeda di depan halaman ku.

"Nggak ah,arah kita kan beda,Apis mau main bola ke lapangan..." Katanya sambil mendekat ke teras rumah ku.

"Iihhh,hari ini tas yang Ade bawa berat!!! Ada tugas dari buk guru di suruh bawa barang-barang bekas yang ada di rumah..." Kataku menjelaskan.

"Ngerepotin terus sih kerjaannya!!!"

"Nggak kok,nggak pernah malahan" Kata-kata andalan ku ketika Hafidz mulai muak dengan tingkah ku yang selalu mengganggunya.

Dia tak menanggapinya lagi,dan langsung menggendong tas ku di pundaknya.

Senja pesantren (COMPLETED)  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang