Kebiasaan Part II

4.1K 140 2
                                    

    Adena POV

     "Ala hisabin khomsah,,,Wahid,, isnani,,,"Teriak ukhti bagian keamanan di depan Asrama. Pagi ini kami akan melaksanakan upacara seperti biasa.Aku yang sudah siap langsung menuju ke kamar Nisa, karna kami memang tidak ditempatkan dalam satu kamar yang sama.

     "Nisa,,,buruan!!! ukhti anggi udah ngitung loh dari tadi...."

     "Bentar,kaos kaki yang ana lipat tadi malam mana ya??? kayaknya udah ana pisahin deh tadi malem.."

     Nisa yang sedang sibuk mencari kaos kaki yang mendadak hilang, langsung saja aku tinggalkan.Karna aku tidak mau terlambat pagi ini, bukannya tidak setia kawan. Aku hanya tidak mau mendapat kalimat ketus dari Anna kalau aku melanggar disiplin lagi.

     Anna adalah yang paling terdisiplin.Dia adalah santri tauladan tiap tahunnya dan santri tergiat tiap minggunya.Dan dia paling tidak suka jika mengetahui temannya di hukum atau pun melanggar peraturan secara diam-diam.

     Aku bergegas menuju lapangan yang sebentar lagi akan di mulai upacara bendera yang di laksanakan di lapangan utama bersama santriwan dan santriwati.Tak lama setelah itu Nada pun sampai di lapangan sambil ngos-ngosan.

   "Anti abis ngapain da??kok ngos-ngosan gitu???" Tanya ku terheran.

     "Aduh...ana abis di suruh jalan jongkok sama ukhti Anggi..dari depan asrama sampe jalanan depan lapangan...huh..huh.."Jawab nada sambil memegang lututnya.

    "Makanya,dateng itu 10 menit sebelum mulai.Bukannya itu waktu mulai dan itu juga anti baru mau berangkat" Sungut Anna yang memang anti sekali sama orang yang terlambat.

    "Iya iya na...telat dikit juga... lagian kan ana yang di hukum,ngapain anty sih yang sewot..oh iya..Nisa mana???"

     "Biasa,Tadi sih lagi sibuk nyari kaos kaki yang dia lipat tadi malam."
jawab ku seadanya.

      "Dasar Nisa ya...dia tu selalu aj..."

      "Nada...!!!!! anti gak puas ya ukhti hukum karna terlambat tadi,, apa sekarang anti mau ukhti hukum karna berbicara ketika upacara berlangsung???" Potong ukhti Anggi lagi ketika mendengar suara Nada yang seperti toa sumatra itu.

    Siapa suruh berbicara dengan suara keras.Aku saja berbicara dengan berbisik-bisik agar yang mendngar hanya kami bertiga.

   Nada hanya menggeleng dan tersenyum sangaaaat ramah menanggapinya.

      "Jadi,Anak-anak ku,Disiplin bukan untuk di takuti,tapi untuk di jalani sepenuh hati,Kalo kalian takuti, nantinya kalian akan melanggar disiplin tersebut bila tidak ada yang mendirikannya atau menegaskannya. Tuh, lihat di ujung lapangan sana,"

     Semua mata terarah ke yang tempat yang di tunjukkan.

      "Mereka adalah orang-orang yang takut pada disiplin,yang takut pada bagian keamanan, Mereka melanggar sunnah-sunnah pondok dengan membawa Alat elektronik yang jelas-jelas barang terlarang.Mereka menyembunyikannya, memainkannya diam-diam, karna takut ketahuan.kalau kalian mendisiplinkan diri kalian dan hati kalian,tidak akan terjadi seperti ini."
    
       Nasehat Kyai.Imam selaku pimpinan pondok dan selaku inspektur upacara pagi ini.

     Mereka yang membawa hp, di kenakan sanksi berupa memotong rambutnya hingga tidak tersisa satu helai pun,membersihkan Toilet selama seminggu dan paling sadisnya, MEMBANTING HP MEREKA SENDIRI DI LAPANGAN.

        "Gila,hp nya iphone lagi" Decak kagum adek kelas di sebelah ku.
        "Mampus lu,,,kan d banting tuh hp,Makanya belajar aja yang bener"
         "Pasti dia punya gebetan tuh di luar,makanya sampe rela bawa hp"

      Dan banyak koment lainnya ketika kejadian tersebut di pertontonkan. Hal seperti ini bukan pertama kalinya sih,tapi tidak pernah mengurangi tingkat ke kepoan mereka tentang
Hp apa??
siapa anaknya???
kelas berapa???
dll.

      Aku tidak terlalu fokus dengan tontonan tersebut, karna bagiku ada yang lebih menarik di sudut lapangan bagian timur.

    "Nisa..."Mulut ku terperangah.
Nada yang mendengarnya langsung mengedarkan pandangan ke penjuru arah dan menemukan hal yang serupa.

    "Astagfirullahaladzim....Nisa..."
Anna yang melihatnya langsung beristighfar.

     Nisa berdiri di depan kami semua dengan penampilan yang sangat MEMALUKAN.
Kaos kaki winnie the pooh dengan  warna kuning yang mencolok di ikat dan di sampirkan dileher dengan sepatu yang di pegang dengan tangan kanan dan kiri, tak lupa juga, dengan memasang mimik mewek andalannya.Tapi kali ini bukan sekedar Akting.Ini Asli dia abis nangis gaes.....
Masya Allah.....

Senja pesantren (COMPLETED)  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang