Penyesalan

2.9K 123 0
                                    

Terkadang pikiran
selalu saja di butakan
oleh perasaan

**************

"Eh...Ilham,sampaikan salamku sama Rangga ya..."Aku yang sedang berdiri di depan kantor administrasi langsung saja cepat-cepat berbicara,karna, apa bila ada ukhti atau ustadzah yang melihat interaksi ikhwan dan akhwat, akan langsung di kenakan sanksi.

    Kantor Administrasi (ADM) Terletak di perbatasan wilayah antara putra dan putri. Jelas saja kantor tersebut menjadi tempat yang sangat strategis untuk mereka melakukan hal-hal maksiat seperti ku ini.

       Ilham yang mendengarnya langsung berhenti dan melihat-lihat sekitar sebelum menjawabnya.

     "Kau suka sama Rangga???"Tanya nya pelan-pelan

      "Kalau iya kenapa??? kau mau bantuin aku???" Jawab ku memastikan.

     "Pasti ku bantuin,aku ini sahabatnya Rangga,aku tau dia orang seperti apa,Jadi, kau mau aku melakukan apa?

     "Aku ingin tau tentangnya lebih dalam lagi,dan mungkin, aku akan lebih menyukainya,Jadi, ku harap, kau bisa memberikan no Rangga kepada ku,biar aku saja yang menanyainya."

     "Itu mudah sekali,aku minta no mu saja,ketika liburan nanti,akan ku kirimkan no Rangga pada mu,"

    Aku langsung menuliskan nomor handphone ku di kertas kecil,dan langsung memberikannya pada Ilham.

   Ilham winardi,adalah sahabat Rangga,yang ku ketahui ketika aku selalu melihat mereka berdua.
   
    semenjak pertemuan pertama ku dengan Rangga, aku selalu saja mencari sosoknya,aku selalu mencari, bidang apa yang dia ikuti, kelas berapa dia,Peringkat berapa dia, dari mana asalnya,dll.

     Bahkan aku sampai rela, tiap sore berjalan ke arah Rumah ustad ikhsan yang memang menyediakan gorengan atau makanan lainnya, yang bisa ku beli atau hanya sekedar menemani temanku, untuk melihat keberadaan Rangga,di mana,dan sedang apa.

Ya Rabbi,,,aku hampir gila di buatnya.

-----------------------

Terlintas pikiran ku,saat aku masih lugu-lugunya mengatas namakan cinta.
    
     Mungkin kalian sedikit terkejut dengan kisah masa lalu ku, di mana aku berkoar-koar mengejar seseorang yang aku sukai.

      Ya,begitu lah aku dulu,yang kalian lihat saat ini adalah proses hijrah ku.
Mengenal Anna,sudah seperti aku menemukan seorang peri,yang mampu memberikan petuah hebat dan mampu memutar balikkan otak ku,hingga aku seperti ini sekarang.

    Aku,Nisa,Nada,Bersahabat sejak kelas 1,bedanya,aku lebih dulu bertemu Nisa,dan Nada...aku menemukannya ketika ia sedang kehilangan sabunnya di kamar mandi,dan aku memberikan sabunku untuk dipakainya saat itu.

     Pertemuan yang sangat singkat, dan itu memanglah sebuah takdir yang sampai sekarang masih di ikatkan dengan kuat.

     Dulunya,kami adalah santriwati paling terkenal kenakalannya.Dari ustad ustadzah,sampai ke santri putra,mengetahui bagaimana kedok masa lalu kami yang terkenal dengan sebutan penyangak.

     Segala kejahatan kami lakukan, kecuali,Mencuri. Kami pernah pulang ke rumah tanpa seizin pengasuhan, Nada dan Nisa pulang ke rumah ku, karna rumah mereka berdua,memang tidak satu kota dengan pondok ku, berbeda dengan ku yang hanya lain desa.

    sesampainya dirumah,Ayah ku langsung saja mengintrogasi kami dengan herannya kami bisa pulang serentak.Nasib memang Nasib, kami ketahuan telah kabur,dan Ayah ku, langsung saja mengantar kami pulang lagi ke pesantren,yang langsung di sambut dengan jilbab pelanggaran selama Seminggu.

Senja pesantren (COMPLETED)  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang