Apa maksudnya????

2K 132 0
                                    

Rangga POV

Aku tidak menyangka,kalau aku bisa berbicara secara langsung dengan Adena.Ini pertama kalinya.

Tak lama setelahnya,

Aku langsung di kejutkan dengan suara Ustad Yahya,dia membentak kami,aku bingung harus menjelaskannya bagaimana, di satu sisi,aku memang bersalah karna sedang berduaan dengan santriwati. Seharusnya,aku bisa mengetik data itu sendiri,tanpa harus ada Adena disini,dan kalau aku menjelaskan, otomatis Nama Ustad Rifki akan terbawa,aku tidak mau membawa Adena,atau pun Ustad Rifki di masalah ini.

Ustad Yahya,langsung menyuruh kami berdiri di lapangan depan kantor.

Adena yang sangat gemetar saat itu, langsung keluar tanpa Ba bi bu lagi.

Aku yang tinggal di dalam bersama ustad Yahya,langsung mendapat Tamparannya yang sangat kuat.

Aku tidak pernah di tampar seperti ini,aku adalah santri tauladan, ini pertama kalinya buat ku.

"Ustad kecewa sama kamu Rangga, kamu adalah orang yang paling ustad percaya,tapi ternyata."Katanya dengan Intonasi yang lebih rendah dari sebelumnya.Mungkin tamparan tadi adalah kemarahannya yang sudah memuncak,dan sekarang sudah reda.

"Maaf ustad,ana yang salah, tadi Adena kemari untuk memasukkan data,tapi dia tidak mengetahuinya, dan saya yang mengambil alih komputer,"Jelas ku tanpa membawa nama Ustad Rifki.

"Lalu,mengapa kamu membiarkan Adena masih disini???"Tanya nya lagi.

"Saya tidak dapat membaca tulisan di bukunya,dan saya memintanya untuk mendikte,sedangkan saya mengetiknya di komputer" Ucapku sangat berbohong.

Bagaimana mungkin aku tidak bisa membaca tulisan Adena yang sangat rapi dan jelas itu.

"Kamu ada hubungan khusus dengan Adena???"Tanya nya lagi memastikan.

"Hah??? nggak ada kok ustad, ini pertama kalinya saya berbicara pada Adena.."Ucap ku dengan Nada sungguh-sungguh.

Hubungan khusus apa????

"Saya percaya sama kamu.Sekarang, keluar dan jalankan hukuman." Perintahnya.

"Baik ustad."

Aku melangkah keluar yang langsung menatap Adena dengan rasa bersalah ku.

Aku hanya diam,selama berdiri,sudah hampir setengah jam,dan Ustad Yahya,belum juga menampakkan diri.

"Nisa,,,,,"Panggil Adena pada temannya,yang kurasa,dia bagian konsumsi.

Tapi bukan itu,Masalahnya, Adena memanggil dengan suara yang bergetar,dan aku melihatnya sekilas,dia sudah menjatuhkan air matanya dengan sangat deras.

Sejak kapan Adena Menangis...????

Temannya yang langsung berlari ke arah kami,dan mendapat pelukan lung lai dari Adena.

Adena yang menangis sambil memaki semua hal yang dia alami pagi ini.
Dan semuanya berawal dari Ustad Rifki.

Pak Tua,Ustad Rifki ku di beri gelar Pak Tua olehnya.

Aku ingin tertawa,tapi momentnya sangat tidak pas.

Dan dia,menunjukku,memakiku karna kepolosan ku.

Aku hanya bisa terdiam, Temannya Adena,memandangku dengan wajah bersalah,karna mungkin perkataan Adena akan membuatku sakit hati.

Tak lama setelahnya, Teman Adena, pamit untuk mengambil obat di UKS.

Dan tinggallah kecanggungan di antara kami.

"Maaf..." Ucapku tiba-tiba.

Aku tidak tau harus berkata apa lagi untuk kesalahanku kali ini.

"Untuk???"Katanya tanpa menoleh pada ku.

"Karna kepolosan Rangga"Kataku dengan sangat hati-hati.

"Lupakan"

Dia hanya berkata begitu....

Adena..maafkan Rangga yang belum bisa melindungi Adena.

-------------------------
Adena POV

"Dena...Ya Ampun...kok bisa jadi gini sih...???"Pekik Nada sambil membawa Air mineral di tangannya.

Nisa,membawa piring yang berisi kue-kue dan gorengan.

Anna,dia membawa salep yang Nisa bilang tadi.

Sahabat ku itu,langsung berlari dan mengerubungi ku.

"Nisa,udah cerita semuanya kok" Kata Anna akhirnya.

"Udah lah Den,Gak usah di tangisin,di nikmatin aja"Kata Nada tanpa rasa berdosa sedikit pun.

"Iya..Nih,kita bawa...BEKAAAALLLL"
Kata Nisa sambil mengangkat piringnya.

"Makan dulu ya,kan capek tadi abis lari-lari..hehe" Kata Anna yang langsung mengarahkan piring di tangan Nisa.

"Den,duduk aja dulu,tadi,ana liat ustad Yahya pergi ke toko sama Reza. Kayaknya bakalan Lama,soalnya, barang yang di beli banyak."Kata Nada.

Kami duduk di lapangan ini berempat.

Aku langsung saja melahap yang ada di piring,meminum Air yang ada, dan Anna,menyapukan Salep di kaki ku.

Aku sudah seperti tuan putri dadakan.

Nada,tadi dia memberikan Air mineral juga ke Rangga, awalnya, Rangga menolak,tapi setelah di paksa oleh Nisa,akhirnya Rangga menerima juga.

Rangga juga di tawarkan kue,tapi dia menolaknya juga.Entah Malu,entah kasihan padaku,karna melihat ku melahap kue dengan sangat banyak.

Biarlah.

Setelahnya,aku menyuruh mereka pulang sebelum nanti di cari oleh ustadzah.

Aku tidak mau Sahabatku juga terkena imbas oleh perbuatan ku.

Dan tinggallah aku berdua di lapangan.

"Enak ya di perhatiin sama temen." katanya menutup keheningan.

"Iya,mereka udah seperti keluarga buat Dena."

"Adena,masih marah sama Rangga???"Tanyanya dengan hati-hati.

"Udah lah ngga...Semuanya juga salah Dena,Nikmatin aja.."Ucapku sambil tersenyum,mengikuti perkataan Nada tadi.

"Makasih Adena..."Senyumnya juga mengembang.

"Panggil Dena aja ngga...Kepanjangan kalo Adena...Adena...." kataku membenarkan.

"Kalo Rangga panggilnya Ade???"

"Itu panggilan keluarga di rumah... kalo temen-temen biasanya manggil Dena."

"Apa salahnya,kan Rangga juga bakalan jadi keluarga Ade..."

Deg....

Bakalan jadi keluarga...

Apa maksudnya...????

Rangga harus tanggung jawab.

Dia udah buat Aku berdebar tak menentu seperti ini.

****************

Baper????

Hehe...Author juga...😚

Senja pesantren (COMPLETED)  √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang