2🍃

110 14 0
                                    

"GILA GUA DIAJAK NGOMONG SAMA SEANNNNNNNN" teriak ku dengan histeris dan semua orang di kelas menghadap kearahku.

Aku yang merasa diperhatikan langsung malu tak tertahan.

"Maap maap" ucapku ke semua dan mereka pun lanjut dengan kegiatannya yang tertunda.

"Berisik si lu, sean ngajak ngomong apa emng" tanya yani, chairmate ku.

"Iyaa, ko lu bisa diajak ngomong sama sean? Sean ngomong apa?" Ucap fania temanku yg duduk dibelakangku, satu temanku yang duduk disamping fania hanya menyimak.

"Sebenernya dia ga ngomong sama gua doang tapi juga sama yang lain karena dia ngomong buat hukuman gua" ucapku sambil menyengir dan teman temanku melotot tidak percaya.

"Yee anjirrr gua kira seriusan" ucap fania dengan tampang pura pura kesal.

"Lagian masih aja ngarepin dia, lu cakep banyak yg mau sama lo dan lo tolak gitu aja cuma karena ketos yg gatau perasaan lo" ucap yani dengan serius.

"Gatau ni rasa obsesi gua udah berlebihan ke dia" ucapku dengan tampang pura pura sedih.

AUTHOR POV

Gak terasa bel istirahat berbunyi artinya 4 jam pelajaran jam kosong. Nazneen, yani, fania, vivi dan sheila berjalan ke kantin. Setiap jam istirahat, kantin adalah tempat persinggahan sementara, untuk para siswa siswa yang sudah penat dengan pelajaran dan yang perutnya minta diisi. Kini nazneen dan lainnya sedang duduk di kursi kantin dengan bakso didepannya.

"Eh, minggu depan film romantis dari novel keluar lhoo" ucap fania, si biang jalan jalan.

"Oiyaaa itu seru bgt yuk yuk nonton" tambah yani.

"Nunggu punya duit dulu lah gais" ucap nazneen sambil memotong bakso terakhir.

"Tauuu, Gua abis beli masker.. abis nih duit" ucap sheila si ratu skincare.

"Ya minggu depan yakali lu lu pada kaga bisa nabung" ucap yani dan dianggukan oleh fania.

"Gua usahain deh" ucap nazneen yang sedang mengelap tangannya karena terkena kuah bakso.

"E e e sean nas" ucap yani pelan menyenggol tangan nazneen.

Nazneen yang disenggol reflek menengok dan bertemu mata dengan pemilik mata bagus tersebut. Sayangnya ia langsung membuang muka begitu saja menghadap kedepan.

"Huh susah digapai" ucap nazneen lemas dan teman temannya masih melihat ke arah ketos tersebut.

Diam diam nazneen mencuri pandang ke arah meja kanan yang ditempati oleh sean. Dia tampak cuek dengan teman temannya dan fokus ke makanannya.

"Woi, lirik lirik bae lu" ucap fania

"Mau gua panggilin ga nas?" Tanya vivi menggoda.

"Yee gila, jangan lah" ucap nazneen dengan kesal.

Setelah itu hening tidak ada yang berbicara, semuanya sibuk dengan pikiran masing masing, ada yg mengorek ngorek sisa makanan, menuangkan air ke meja dan lain lain.

NAZNEEN POV

Tiba tiba vivi memecahkan keheningan dengan pernyataan yang begitu aneh.

"Nas, kemaren gua ketemu sama alfi, dia bilang..." ucapnya menggantung.

"Bilang apa?" Tanya sheila. Sesungguhnya membicarakan alfi sangat membuat mood ku rusak seketika.

Alfi adalah mantan pacarku, 7 bulan lamanya kami menjalani hubungan. Sesungguhnya agak sedih untuk mengakhiri hubunganku dengannya pada saat itu, tetapi bukan juga aku galau berat. Hubungan ku dengan alfi sudah diketahui oleh orang tua kami masing masing, bukan itu saja yang buat aku sedih tetapi alfi adalah pacar keduaku yang aku jalani sangat lama dari pada pacar petamaku.

Alfi orangnya baik, sangat baik. Kami berharap untuk menjadikan kami menjadi kita untuk terakhir kalinya. Tetapi, tuhan berkehendak lain kami harus pisah dikarenakan banyaknya masalah dan kesalahpahaman.

Kesalahpahaman?

"Nas, aku mau ngomong" ucap alfi tiba tiba yg berada dihadapanku, mengagetkanku yang berada di dunia pikiranku.

"Ngomong?" Ucapku tak percaya, bukan apa apa rasanya aku tidak mau berada disini karena hatiku bukan untuk dia lagi.

"Udahlah nas coba omongin" ucap vivi di belakangku. Sebenernya aku ingin marah kepada temanku yang satu itu, karena coba kalian pikirin, 5 bulan sudah berjalan setelah hubunganku dengannya kandas. Lalu apa lagi yang mau diomongin????

"Ga ada yg perlu diomongin" ucapku singkat.

"Banyak, banyak banget, sekarang lo ikut gua" ucap alfi ingin menggenggam tanganku tetapi dengan cekatan aku langsung menjauhkan tanganku.

"Sekarang lo pergi" ucapku dan dia sedikit kaget dan banyak temanku yg kaget dibuatku.

"Gak , gua ga bakal pergi sebelum lo ikut gua" ucap alfi dengan keberaniannya.

"PERGI" ucapku naik 1 oktaf dan dia kekeuh masih disana dan menggelengkan kepala. Dan karena suaraku juga membuat para pengunjung kantin melihat kearah kami , kulihat sean juga melihatku dan alfi dengan tatapan datar.

"Oke, lu atau gua yang pergi?" Ucapku dengan sedikit pelan ke alfi.

"Oke fine, gua pergi" ucap alfi dan melenggang pergi.

Aku pun langsung kembali duduk di bangkuku. Kulirik, sean masih menatap ke arahku padahal perdebatan antara aku dan alfi sudah selesai.

Aku yang masih ditatap langsung menghadap kearahnya

"APA?" Teriak ku kearahnya.

.
.
_________
_________

Heiho gais

Maaf masih alur yaa

Jan lupa vote

Bhaiiiiii

❤️❤️❤️

NazneenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang