6.

1.9K 277 4
                                    

Name, Yona dan Hak bersiap-siap untuk pergi mencari keempat naga yang entah berada dimana sekarang.

"Yoon, pergilah bersama mereka" ucap Ik-su dengan senyum tipis.

Yoon menggelengkan kepalanya pelan, meninggalkan Ik-su sendirian merupakan suatu bencana bagi dirinya sendiri.

"Kau tidak bisa menjaga diri sendiri, ataupun memasak dan segalanya" bantah Yoon.

Name memandang Ik-su dengan tatapan berbinar, tentu dirinya mengerti maksud ucapan Ik-su.
"Yoon, aku yakin Ik-su bisa menjaga dirinya sendiri. Lagi pula Ik-su tidaklah sendiri. Para dewa pasti akan menjaganya" jelas Name sambil menepuk pelan bahu Yoon.

Yoon menoleh kearah Name, hatinya masih sedikit bimbang. Namun di lain sisi, dirinya memang ingin pergi untuk menemukan dan membaca buku lebih banyak lagi.

Skip time

Yoon menatap Ik-su sesaat sebelum dirinya berjalan mengikuti Yona dan Hak yang sudah didepan.
"Ik-su, ku harap ucapanmu benar. Jaga dirimu baik-baik, aku akan menjaga Yoon dengan baik" ucap Name lembut.

Ik-su tersenyum tulus, lalu menepuk pelan kepala Name layaknya seorang kakak kepada adiknya.
"Semoga Yona hime dan Name hime, bisa tetap bersama" doa Ik-su. Setelah melepas kepergian Name.

•••

Selama diperjalanan, Yoon tidak berhenti berbicara dalam artian mengkritik Name, Yona dan Hak.

"Jadi tujuan kalian selanjutnya apa? " tanya Yoon dengan nada jengkel akibat ulah Hak yang terkadang mengisengi dirinya.

"Belum tau" jawab Name santai sambil menendang kerikil yang terlihat olehnya.

Mendengar jawaban Name membuat Yoon hampir kehilangan kendali jika saja Yona tidak menghentikannya.
Name tersenyum puas setelah mengerjai Yoon.

"Tentu saja mencari ke-empat ksatria naga" ucap Hak sambil mengelus pelan perban yang melilit perutnya.

Kini mereka tengah berada dihutan, pepohonan yang rimbun serta jalanan yang sedikit menanjak tentu membuat langkah mereka sedikit terhambat.

Perlahan-lahan, kabut tipis mulai mengepung sekitar mereka. Hak memegang tombaknya erat begitu juga Name yang telah mengeluarkan pedangnya.

"Siapa kalian? " sebuah suara terdengar bergema disekeliling membuat Hak maupun Name kesulitan menemukan keberadaan orang tersebut.

"Ha..... " Name menoleh cepat kebelakang dan mendapati keberadaan Yoon yang telah hilang.

Melihat hal yang sama, Hak segera mengayunkan tombaknya sehingga kabut tipis tadi hilang. Menampilkan beberapa pria berpakaian putih yang sewarna dengan rambutnya.

Melihat rambut Yona yang bewarna merah, seketika membuat orang atau lebih tepatnya penduduk desa tersebut menjadi kasak kusuk.

"Dimana teman kami? " tanya Name kesal, karena sedari tadi fokus penduduk itu hanya kepada rambut merah Yona dan dirinya.

Tanpa disangka, mereka tengah berada didesa naga putih. Semua penduduk menatap mereka kagum bercampur senang.

Disebuah bangunan yang paling tinggi dan terbilang megah, seorang pemuda dengan luka dipunggungnya terlihat sedikit kesal akan keributan yang terjadi didesanya.

***

Yona melirik kesana kemari demi mencari Yoon yang ditangkap dan menemukan pemuda manis tersebut disebuah kurungan yang lumayan kecil untuk ukuran tubuhnya.

"Bisakah kalian melepaskan teman kami? "pinta Yona dengan senyum manisnya.

Yoon akhirnya dibebaskan, wajahnya terlihat jengkel dengan sikap orang orang tersebut.

"Ramalannya ternyata benar, sudah beberapa ratus tahun sejak kematian naga putih yang pertama" ucap seorang nenek yang duduk disebuah tandu?

"Ada apa ini? Kenapa pagi ini ribut sekali" seorang pemuda manis dengan tangan kanan diperban muncul.

"Manis" ucap Name tanpa sadar, membuat perhatian yang semula kearah pemuda tersebut mengarah kearahnya.

"Siapa kalian dan... Rambut merah!"
Pemuda tersebut terlihat terkejut.

"Apakah se wahh itu kalau melihat rambut merah" batin Name heran.

"Anoo, kami kesini karena ingin bertemu dengan pemilik kekuatan naga putih " jelas Yona.

###

Siapa yang menyangka jika seorang pemuda manis tadi adalah pemilik kekuatan naga putih saat ini, itulah yang dipikiran Name saat mengetahuinya.

Gadis bermahkota merah tersebut menatap intens Kija, nama pemuda manis tersebut. Kija yang ditatap pun sedikit risih.

"Apakah ada yang salah pada tubuhku Name-Hime? " tanya Kija.
Name menggelengkan kepalanya pelan sebelum tersenyum tipis,

"Kulit dan rambut mu sangat terawat, bahkan wajahmu lebih manis daripada diriku" ucap Name terus terang.

Wajah Kija menghangat, dirinya memang pernah atau lebih tepatnya sering dipuji oleh orang. Namun pujian yang dilontarkan oleh Name entah mengapa membuat detak jantungnya terasa cepat.

"Oii, Shiro Hebi" panggil Hak yang langsung direspon dengan seruan kesal dari Kija.

Name berhenti sejenak, memandang punggung saudari dan teman-temannya. Ada perasaan sesak dihatinya ketika membayangkan dirinya atau Yona yang akan menghilang dari dunia ini.

"Su-won, aku harus apa? " gumam Name sendu.

"Name!!! Kenapa berhenti? Cepat kesini! Kija merasakan keberadaan naga lain! " seru Yona semangat.

Name tersenyum, lalu berlari kecil kearah Yona yang sudah menunggu dirinya.

"Jika takdir akan memisahkan kami, aku akan mengubahnya. Apapun caranya"

Tbc

Hello, Miru back!!! *digebukin readers*

Gomen gomen, membuat cerita ini updatenya lamaaa. Miru sedang banyak urusan dan masalah disini.
Tapi Miru bakal tetap ngeusahain agar tetap berlanjut ni cerita.

Vomment yaaa.

Gomennasai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang