15.

1.3K 182 18
                                    

Matahari sudah berada di peraduannya, dan (Name) baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai seorang ratu.

Jangan kira ratu itu hanya duduk manis saja, tugas seorang ratu tidak kalah beratnya dengan tugas seorang raja, dirinya juga dilimpahi laporan mengenai beberapa daerah.

"Ahh pinggang ku rasanya sakit sekali karena kelamaan duduk" keluh (Name) seraya menepuk  pelan pinggangnya.

Para dayang yang seharusnya menemaninya telah ia perintahkan bubar, bukan tanpa sebab hanya saja dirinya tidak terbiasa dikelilingi banyak orang.

Pintu kamar pun ia buka, disana tepatnya di kasur. Seseorang yang ia sayangi tengah tertidur pulas, perlahan pintu ditutup dan kakinya melangkah pelan menuju kasur.

Diusapnya rambut pirang gelap sang pria dengan penuh kasih sayang. Rasa penasaran pun menghampiri (name).

"Rambutnya sangat halus" bisik (Name) seraya mencium rambut Su-won.

"Baunya seperti bunga" lanjut (name) dengan wajah berbinar.

(Name) segera menghentikan kegiatannya dan menukar bajunya dengan baju tidur. Sebelum mengganti bajunya, (Name) melepas aksesoris yang menghiasi leher dan rambutnya.

Ketika ingin membuka kalung, sepasang tangan langsung membantunya melepaskan kaitan kalung dan memeluknya dari belakang.

"Kukira kau sudah tidur" ucap (name) dengan wajah merona.
"Hmm...aku tidak mungkin bisa tidur tanpa istriku. Para bangsawan kolot itu bahkan memberikan pekerjaan berat bagi istriku" sungut Su-won manja sambil membenamkan wajahnya dileher (name).

"Jangan salahkan mereka, sudah menjadi tanggung jawabku sebagai ratu dinegri ini" balas (name) sambil mengusap kepala Su-won.

Su-won tersenyum lalu mencium sekilas pipi (Name) dan kembali memeluk (Name) erat.

"Jangan pernah tinggalkan aku, apapun yang terjadi" gumam
Su-won dengan nada lirih.

(Name) terdiam sesaat, bingung bagaimana harus menjawabnya.
"Akan kuusahakan" balas (Name) tidak kalah lirihnya.

***

"Bangunlah wahai keturunan naga merah"

(Name) membuka matanya pelan, dirinya berada diruang kosong. Manik ungunya membesar ketika melihat saudari kembarnya tengah tergeletak merintih kesakitan.

"Yona! Apa yang terjadi denganmu?" Seru (Name) panik.

Perlahan dipangkunya kepala Yona sambil mengusap surai merah sang saudari.

"(Name) ini sakit sekali" rintih Yona dengan suara kecil, air matanya pun mengalir lembut dikedua sisi pipi Yona.

(Name) menatap cemas, doa pun ia ucapkan kepada sang pencipta agar rasa sakit yang dialami Yona bisa hilang atau berkurang.

"Aku tidak menyangka akan memiliki dua keturunan yang langsung mewarisi kekuatan dan darahku"

"Hiryuu-sama! Kumohon sembuhkan Yona" pinta (Name) lirih.

Seorang naga yang menjadi manusia karena rasa kasih sayangnya terhadap makhluk fana bernama manusia itu tengah berdiri didepannya dengan raut wajah putus asa.

"Aku tidak bisa menyembuhkan Yona, (Name). Hanya kau seorang lah yang bisa"

(Name) menatap Hiryuu heran, bagaimana bisa dirinya menyelamatkan Yona sedangkan dirinya tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan....apakah maksud Hiryuu adalah mengorbankan dirinya?

"Seharusnya hanya satu jiwa yang terlahir, salah satu kalian harus berkorban untuk yang lainnya" ucap Hiryuu.

"Apa maksud anda berkata 'yang lainnya'?" Tanya (Name).

Hiryuu menatap sendu (Name), bukan kehendaknya membuat gadis didepannya ini sengsara namun takdir telah memutuskan.

Air mata jatuh begitu saja ketika melihat tubuhnya yang tengah berada dikasur dan Su-won yang tengah menatapnya khawatir.

Layaknya layar lebar, pemandangan tadi berganti. Kali ini bukanlah dirinya melainkan Yona yang tengah dipeluk oleh Hak dan sekeliling terdapat para ksatria naga tengah memandang Yona sendu.

Apakah takdir tengah mempermainkan dirinya saat ini? Kenapa dirinya harus terlahir kembar? Kenapa dirinya harus terlahir dari keluarga kerajaan? MENGAPA?!

Jika Yona lah yang berkorban maka banyak hati yang tersakiti, dan jika dirinya lah yang berkorban...hanya satu hati yang akan merasa kehilangan.

"Aku....."


Tbc

Hayoo kalian rela nggak berkorban? Ada harga yang setimpal untuk sebuah pilihan. Pilihan kalian tentu akan membawa hasil akhir cerita ini.

Gomennasai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang