17. (END)

2K 231 25
                                    

Keadaan semakin memanas, para prajurit telah mengangkat senjata mereka masing-masing, begitu juga dengan kesatria naga.

Tepat sebelum Su-won menyerukan peperangan, (Name) dan Jaeha datang kehadapan Su-won. Dengan wajah pucat, (Name) turun dari gendongan Jaeha mendekati kuda perang Su-won dengan langkah tertatih.

"(Name)!" Dengan debaran jantung yang kencang, Su-won langsung turun dari kuda dan berlari memeluk (Name) dengan erat.

"Hentikan perang ini" bisik (Name) pelan, seraya membalas pelukan Su-won yang mungkin akan menjadi terakhir kalinya ia rasakan.

Tidak ada jawaban dari Su-won, hanya getaran kecil dan isakan lirih yang terdengar.

"Maaf aku tidak bisa menepati janjiku kepadamu, janji untuk hidup selamanya dengan mu" sambung (Name) seraya mengelus pelan punggung
Su-won.

"Kenapa kau melakukannya? Apakah dirimu sudah tidak menginginkan diriku sehingga melakukan hal ini kepadaku?" Tanya Su-won lirih.

"Sepanjang hidupku kenangan yang akan terus ku kenang adalah ketika bersamamu. Hanya saja....tidak perlu adanya pertumpahan darah, nyawaku akan menggantikan ratusan nyawa yang akan hilang..."

"Lalu kenapa kau melakukan hal ini jika aku berharga bagimu!" Seru Su-won serak, terdengar sangat putus asa. Manik hazelnya menatap manik ungu (Name) sendu.

"Karena aku terlalu mencintaimu, aku tidak ingin kehilangan mu dan saudariku. Kalian berdua adalah dua orang terpenting dalam hidupku" balas (Name) lirih.

Kaki (Name) tidak dapat menanggung beban tubuhnya lagi, membuat gadis itu ambruk. Waktunya mulai menipis.

"Maafkan keegoisan ku ini, jika dewa mengabulkan permintaanku untuk terakhir kalinya. Aku ingin kembali menjadi seseorang yang berharga bagimu, kembali menjadi pendamping mu dikehidupan selanjutnya"

(Name) tersenyum lemah dalam rengkuhan Su-won, air mata mengalir lembut dikedua pipinya yang pucat. Dengan perlahan tangannya menyeka air mata yang mengalir dipipi Su-won dengan lembut.

Tubuh (Name) bersinar terang, para prajurit turun dari tunggangan masing-masing. Memberi penghormatan terakhir bagi sang ratu sekaligus pahlawan dalan perang ini.

"Dikehidupan selanjutnya aku ingin Dewa menjadikan aku sebagai istri/suami mu" ucap (Name) dan Su-won bersamaan.

Mengulang kembali janji suci pernikahan mereka dengan seluruh pasukan sebagai saksinya.

"Aku mencintaimu"

Tubuh (Name) menghilang menjadi cahaya-cahaya kecil, rengkuhan terlepas. Su-won memeluk dirinya sendiri seakan sang pujaan hati masih berada dipelukannya.

"Aku juga mencintamu permaisuriku"

***

Butuh waktu yang lama untuk mengikhlaskan kepergian (Name), bukan hanya dirinya rakyatnya pun berduka atas meninggalnya sang ratu.

Sebagai tanda kehormatan bagi jasa sang ratu, kerajaan membuat patung yang terbuat dari batu berharga dari suku bumi dan diletakkan di ibukota kerajaan.

Hak dan Yona pun sudah menikah dan memiliki anak, mereka kembali diterima oleh kerajaan bersama dengan ksatria naga. Kerajaan Kouka berkembang menjadi kerajaan besar yang menyatukan kerajaan besar lainnya.

Su-won menatap langit fajar, mengingatkannya akan rambut (Name). Dengan senyum tipis,
Su-won meninggalkan dunia ini dengan harapan kembali bertemu dengan sang kekasih dikehidupan selanjutnya.

***

Seorang gadis bersurai (h/c) berlari pelan menuju perpustakaan. Manik (e/c) tidak memperhatikan sekitar sehingga terkadang dirinya menyenggol bahu orang dan segera meminta maaf dan kembali berlari.

Buuk

Gadis tersebut mengusap hidungnya yang terasa sakit, apakah dirinya menabrak tembok?

"Apakah anda baik-baik saja nona?" Sebuah suara halus menyapa lembut telinganya.

Seorang pemuda cantik yang ia tabrak menatap khawatir dirinya seraya mengulurkan tangan, berniat membantu dirinya.

Perasaannya berdesir pelan ketika sepasang manik hazel itu menatap lembut dirinya. Seakan dirinya merasa rindu kepada pemuda didepannya ini.

"Ahh maafkan saya karena menabrak anda" Ucap gadis itu seraya menerima uluran tangan sang pemuda.

"Ahh aku terlambat!" Seru gadis itu panik dan segera membereskan buku nya yang berserakan.

"(Name)!!!" Seru seorang gadis bersurai merah dan memiliki manik ungu terang, memanggil nama sang gadis.

"Maaf saya harus pergi" ucap sang gadis lalu berlari pergi menuju gadis bersurai merah itu.
Meninggalkan sang pemuda yang menatap lama kepergian gadis bernama (name) itu.

"Su-won, kau sedang apa? Kelas akan dimulai sebentar lagi, aku tidak mau diusir oleh dosen itu lagi"

Su-won menatap pemuda disampingnya lalu tersenyum tipis.
"Aku hanya menemukan kembali kekasihku, Hak" ucap Su-won dengan senyum tipis.

Hak menatap Su-won ngeri dan keduanya berjalan menuju kelas mereka selanjutnya.

End

Terimakasih Miru ucapkan kepada readers yang telah mengikuti cerita ini dari awal hingga akhir. Tenang...walaupun udah tamat Miru masih mempunyai beberapa chapter lagi sebagai tambahan.

Jangan lupa vomment.

Gomennasai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang