Chapter 20

22 0 0
                                    

Hai guys selamat membaca yaaa ✌✌

🌸🌸🌸

"She is perfect by being herself. Not even tried to hide her ugliness"

🌸🌸🌸

Author P.O.V

Kini, siswa panitia pensi tengah sibuk mengurus acara tahunan mereka, mulai dari dana, peralatan pentas, panggung, pengisi acara, dll. Karena Fira termasuk anggota band sekolah maka ia mau tidak mau harus terlibat di pentas sekolah.

"Udah fix kalian berlima?" Nabila, salah satu panitia yang mengurus pengisi acara bertanya pada Fira, Ken, Bimo, Vino, dan Joe.

"Ya kita doang," Ken mengangkat bahunya acuh.

"Oke. Gue mewakili anak panitia lain mau sampein ke kalian, karena acaranya bukan siswa sekolah kita aja yang nonton makanya kita buat votting di instagram pensi sekolah soal lagu apa yang kalian nyanyiin. Dan dari semua saran yang udah kekumpul, lagunya adalah hivi 'remaja' dan Meghan Trainor ft John Legend 'Like I'm Gonna Lose You' setuju ngak?" Jelasnya panjang lebar.

Fira dan lainnya saling pandang lalu duduk melingkar untuk diskusi. Nabila menunggu sambil mengetuk tangan di atas meja.

"Ya kita setuju," ucapan Vino diangguki para anggota membuat Nabila tersenyum lega.

"Yes! Gue jamin penampilan kalian bakal pecah dengan lagu ini oke?"

"Oke! Makasih infonya Nabila," Fira tersenyum, memeluk Nabila. Mereka cukup akrab dulu saat kelas sepuluh

"You're welcome. Gue keluar ya masih banyak yang harus diurus nih. Bye!"

Seperginya gadis itu, mereka sibuk mengurus lagu.

"Menurut lo pada, baiknya nada lagunya tetep gitu atau ada yang kita ubah?" Tanya Bimo.

"Diubah aja sebagian jadi ngak bosan dengernya. Kita buat versi kita gitu maksudnya," jelas Joe

🌸🌸🌸

Seorang gadis berkacamata, tangannya tengah menari dengan lincah di atas tuts piano. Belakangan ini, ia selalu memainkan lagu 'Pelangi' yang dipopulerkan band hivi itu. Ia sendiri tidak tahu mengapa.

"Kenapa lo ngak tampilin lagu itu?"

Fira menoleh mendapati Sang Kakak bersandar di dinding dekat piano sambil melipat tangan.

"Tampil buat apa?" Fira tampak kebingungan atas maksud pertanyaan itu.

Raka mendengus melihat adiknya yang tidak tahu arti perkataannya. "Untuk pensi tahun ini dong,"

Fira membeku. Pikirannya melayang apabila ia berada di atas panggung, bernyanyi sendiri, menjadi pusat perhatian satu sekolah ia tidak mungkin sanggup.

Fira menggeleng. "Ngak!"

Raka mengernyit. Lagu yang dimainkan Fira sangat bagus, selain cara bermain adiknya yang menghayati, suaranya pun cukup mendukung untuk mendapat perhatian orang yang menonton.

"Dek, coba lo tampil di depan umum. Hanya melatih keberanian diri, sayang kalau bakat sebagus gini lo pendam di rumah doang. Gue terus yang denger, bosen tau!"

Fira melotot tidak suka atas penuturan itu. "Tinggal tutup kuping, urusan sama gue ikut pensi apa?"

Raka pergi ke kamarnya tidak menyahut lagi. Lelah berbicara dengan Fira, selama apapun tidak akan didengar juga.

Invisible Nerd | OGS #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang