Hei, Selamat Datang Kembali Di Bandung

3 0 0
                                    

Denpasar, 05:30 WITA
Tadinya, keluargaku ingin merencanakan berlebaran di Denpasar. Cuma, karena takutnya di hari kedua lebaran keluarga mertuaku biasanya mengajak keluarga kami road trip entah ke Garut atau ke Kadipaten, jadi kami mempercepat kepulangan kita ke Bandung, sekaligus berlebaran disana. Tetapi, aku sudah ada rencana, dua Minggu jika keluarga mertuaku nggak ngajak road trip, maka kami akan liburan (lagi) ke Denpasar. Bukan tanpa sebab, karena sebenarnya aku udah ada rencana untuk foto bareng sama Ghina disana (meskipun pas aku kerumahnya kemarin aku sempet foto bareng dia).

Bandara Ngurah Rai, 06:15 WITA
Kami akan terbang dari Ngurah Rai ke Husein Sastranegara pada jam 7 pagi. Karena kami agak kepagian datangnya, jadi si Ayang menelepon mas Danang agar dia dan mas Ardhit membawakan Cortez nya Danang buat menjemput Bunda, Bapak, Kak Ratna, Mas Arif, Kak Kania dan Nina. Sementara Mas Ardhit membawa Perodua Myvi kami, karena kami setibanya di Bandung akan langsung ke pasar bunga Wastukencana untuk membeli bunga untuk lebaran esok.

Dua seperempat jam kemudian, di Bandara Husein Sastranegara
Akhirnya kami bisa tiba di Bandung dengan selamat, dan setibanya di Husein, mas Danang langsung menyambut kami. Aku dan Si Ayang langsung mengambil kunci Myvi ku dan bergegas ke tempat dimana mobil itu terparkir. Aku pun ingin menyetir mobil itu lagi setelah seminggu kakiku dibuat pegal oleh pedal kopling nya Sirion dan Ayla selama di Denpasar. Hanya saja, aku kangen sama sensasi nyetir mobil manual dan menjadi yandere sesaat.
"Yang, kalau mobil kita sekarang itu ada paddle shift kan?" -aku
"Lah, sama mobil sendiri aja kok lupa lagi?" -Si Ayang
"Aku tuh lagi kangen sama transmisi manual yang!" -aku
Kami pun masuk ke dalam mobil, dan seketika itu juga aku tersadar kalau mobil kami ada Paddle shiftnya.

Di saat Cortez nya Danang mengarah ke arah menuju rumah, Myvi ku justru mengarahkan kami pada pasar bunga Wastukencana. Dan di saat yang sama, kami lupa untuk menarik uang untuk membeli bunga.
"Ah sial, aku lupa ke ATM" -aku
Lantas, sebelum sampai ke pasar bunga, kami menepi sejenak ke salah satu ATM yang jaraknya tidak jauh dari Bandara Husein.

Sesampainya disana, kami membeli berbagai macam bunga. Tak jarang pula kami berfoto dengan bunga itu. Ya, itung-itung buat jadi foto profil di sosmed.

Setelah lelah berbelanja bunga disana, kami langsung memutuskan untuk ke rumah, beristirahat dan bersiap untuk berbuka puasa.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang