Sebuah Alasan

3 0 0
                                    

Lembang, dengan suasana sejuk di pagi hari. Menyegarkan pikiranku setelah digeber bekerja tanpa istirahat beberapa hari lalu. Ya sebenarnya sih, aku ngajak teman-teman aku ke Lembang selain si Ayang. Soalnya aku ga mau ngelepas stress ini sendirian. Disana, kami bukan hanya melepas lelah, tetapi juga saling bercengkrama memgenai apapun. Ditemani kopi dan juga berbagai makanan. Tak lupa juga, diiringi lagu Indie meskipun bukan pas senja juga sih. Di sela-sela acara itu, aku sempat bercerita soal mengapa di masa-masa SMA ini aku memilih memulai karir profesional ku.

"Eh, tau nggak? aku sebenarnya masih bisa dianggap siswa SMK lho," Kata aku. Semua temanku yang rata-rata usianya dua atau tiga tahun lebih tua dariku agak terkejut mendengarnya. "Seriusan kak?" "Yang bener bu pemred?" "ah masa? dari penampilan sehari-hari kamu aja udah kaya perempuan berusia lebih dari dua puluh tahun," aku menjawabnya dengan anggukan. Lalu aku kembali melanjutkan bercerita, "Serius, aku mulai kerja disini pas kelas 10 SMK. Alasannya sih karena aku juga turut serta dalam pembentukan media ini. Jadi aku, my lovely honey, dan mas Jiman itu orang dibalik lahirnya perusahaan media ini. Alasan keduanya karena ga enak juga sih kalau mau jalan-jalan keluar selalu bergantung sama uang bekal dari orang tua, jadi aku sebisa mungkin harus bisa mapan sejak muda." Temanku yang baru beberapa minggu bergabung dengan media yang aku pimpin bertanya kepadaku "Lalu, apa nggak capek kerja dari sepulang sekolah sampai tengah malam? Rata-rata saudara aku yang sekarang lagi Prakerin di Pikiran Rakyat juga pulangnya ga larut malam, paling jam tujuh malam udah pulang." Kemudian aku menjawabnya, "Kalo dibilang capek sih ya capek juga, tapi apa boleh buat? semua aku lakukan agar segala impianku dapat tercapai." Setelah mereka mendengar itu, mereka memberi tepuk tangan dan juga berbagai kalimat yang memberi semangat bagiku. "Wah, tetap semangat ya bu!" "Ga nyangka punya pemred semuda ini, semangatnya tinggi juga, lanjutkan bu!"

Tiba-tiba, ponselku berbunyi dan aku segera mengangkatnya. Ternyata Sarah meneleponku dan mengatakan bahwa saat dia di luar kota, saudaranya memberikan satu tawaran kerja kepadanya. Sehingga, mungkin latihan yang biasanya kami lakukan bakal dilakukan paling tidak sebulan sekali. Cukup menyedihkan memang, namun di sisi lain, akan banyak rintangan dalam pekerjaan yang akan aku jalani. Salah satunya adalah persiapan untuk acara-acara selama bulan puasa. Tidak terasa juga sih, sebentar lagi sudah masuk bulan Ramadhan. Dan sebenarnya, konsep programnya udah aku rancang dari enam bulan yang lalu, dan aku harus memantau persiapannya.

Lantas, setelah kami makan bersama di Lembang, kami berangkat menuju kantor dan memantau hasil kerja kami selama enam bulan kebelakang. Dan saat aku pantau, memang sih hasil enam bulan itu nggak mengecewakan. Gimana nggak mengecewakan, hasil yang aku rancang cukup lama dengan sepenuh hati bakal mewarnai layar kaca untuk sebulan kedepan. Rasanya, aku semakin tidak sabar untuk ikut mengisi program tersebut pas bulan puasa nanti. Selepas memantau persiapan program tersebut, aku menggelar rapat koordinasi bersama teman-teman satu kantor untuk memberikan pengarahan untuk mengisi program tersebut. Dan setelah rapat tersebut, kami menggantungkan harapan agar segala rintangan itu bisa dihadapi dengan lancar. Amin!

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang