Terlelap Dalam Ketakutan

4 0 0
                                    

Rabu itu bukanlah Rabu seperti biasanya di kantor. Breaking News alert pun berbunyi di ruang redaksi, menandakan adanya berita yang cukup penting untuk disampaikan kepada para penonton. Rekan-rekan di ruang redaksi pun sibuk mengamati kondisi yang terjadi saat itu.

Suatu demonstrasi berakhir ricuh di Ibukota, semua fokus berita tertuju kepadanya. Alhasil, semua acara (termasuk acara bincang-bincang yang dipandu olehku) yang disiarkan saat kejadian itu dihentikan dan digantikan oleh siaran berita. Kejadian itu berlangsung sejak subuh tadi dan masih belum berhenti hingga pagi ini.

Aku kebagian jadwal bersiaran setelah salat subuh dan pada jam enam pagi.Aku mewawancarai berbagai narasumber terkait kejadian itu. Aku juga harus menghubungi rekanku yang bertugas disana. Dia melaporkan bahwa situasi semakin mencekam. Tak sampai satu jam, aku harus undur diri dari studio dan digantikan oleh rekanku.

Aku memang tak bisa menahan tangis saat melihat situasi disana. Semua kacau, menakutkan dan membuat rasa kekhawatiranku menguat.

"Yu, kamu kenapa?" -Si Ayang.
"Aku takut yang, aku takut!" -Aku, sembari menangis histeris.
"Udah, udah. Tenangin dirimu ya, semuanya akan baik-baik saja." -Si Ayang, sembari menenangkan aku.

Mentalku semakin anjlok, sehingga aku dilarikan ke kamar dan si Ayang menyarankanku untuk tidur hingga kondisiku sedikit membaik.

Saat ku terlelap, aku semakin merasakan ketakutan akan kerusuhan yang bisa aja terjadi di tempatku. Namun, lambat laun kondisi semakin membaik saat si Ayang mengajakku pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku langsung menuju tempat tidur dan mengistirahatkan diri hingga sore hari.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang