Kejutan Di Balik Semangkuk Pempek

2 0 0
                                    

Malam itu, si Ayang mengajakku untuk makan malam bersama di suatu restoran. Entah karena apa, dia mengajakku ke sebuah restoran yang menjajakan pempek selain karena gaji bulanan kita sudah cair. Setelah ku ingat-ingat, aku sadar bahwa hari ini tepat tiga tahun aku menjalin hubunganku dengannya.

Terkesannya sih memang sederhana, disaat orang lain mengajak makan malam dengan pergi ke restoran yang menjajakan makanan "mahal", kami malah mencari restoran yang menjajakan pempek. Bukan tanpa alasan sih, aku memang suka pempek Palembang. Sementara si Ayang justru juga suka pempek, tapi makanan favorit dia sebenarnya adalah Pecel Lele.

Bukan sampai disitu sih, ternyata si Ayang mempunyai satu kejutan yang dia kasih sedikit spoiler nya saat di perjalanan.

"Yang, kamu tau gak hari ini hari apa?"

"hmmm..... Hari dimana kita bertemu dan menjalin hubungan romantis kita, kan?"

"Mungkin, tapi kamu tau gak, aku punya sesuatu yang bisa dibilang bakal menjadi kenangan yang ga akan terlupakan?"

"Jadi, kita mau makan malam sekaligus ada kejutannya gitu?"

"Iya! Kejutannya pasti bakal kamu suka."

"Serius Yang?"

"Serius."

Mendengar spoiler tersebut, aku makin penasaran apa yang akan dia berikan kepadaku. Terdengar cukup menarik hingga membuatku penasaran.

Setibanya disana, kami langsung disambut dengan sebuah mobil yang terparkir dengan plat putih dan juga ada pita di atas atap mobil itu. Tapi aku gak tau itu mobil siapa, jadi kami makan malam terlebih dahulu. Dan ternyata kejutan pertama yang diberikan si Ayang itu adalah semangkuk pempek dengan porsi yang cukup besar. 

Ditengah jamuan makan malam itu, si Ayang membicarakan suatu kejutan lain yang akan dia berikan.

"Yang, gimana dengan pempeknya? Suka kan?"

"Wah, ini mah bisa bikin kenyang semalaman nih!"

"Tapi tunggu dulu, aku punya satu kejutan lain buat kamu."

"Kejutan apa yang?"

Lalu dia mengeluarkan kotak yang isinya nggak terduga sih. Dan saat aku buka, ternyata dia memberikanku sebuah set biola baru. Gimana aku ga senang sih, ini biola terbaik yang pernah aku idam-idamkan dan ternyata gaji bulanan si Ayang yang jumlahnya sama dengan gajiku sebagai Pemimpin Redaksi bisa cukup untuk membeli satu set biola yang harganya setara motor baru aku. Eits, bukan hanya itu kejutannya, ternyata dia memberikanku kunci yang ternyata itu kunci mobil yang terparkir dengan pita dan plat putih itu. 

Aku benar benar ga bisa berkata apa-apa, hubungan kita memang romantis banget dan tetap konsisten selama tiga tahun. Ya mungkin karena aku benar-benar mencintainya, begitupun dengan si Ayang yang juga benar-benar mencintaiku. Dan aku bingung aku harus memberi apa untuknya.

"Yang, terimakasih untuk tiga tahun yang indah ini. Kita tetap bersama ya?"

"Iya, aku akan selalu bersamamu."

Sepulang makan malam itu, kami malah kebingungan bagaimana cara agar aku ga sendirian nyetir mobil baru itu sementara kami berangkat dari kantor naik mobil? Si Ayang justru mencoba menghubungi kak Arif agar dia bisa membawa mobil itu ke rumah. Dan setelah menunggu kurang lebih setengah jam, akhirnya dia dapat membawa mobilku pulang, dan kami mengikutinya dari belakang.

[BERSAMBUNG]

Mayu's Diary (Reiwa Era) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang